Quantcast
Channel: Windiland I Parenting Blogger Indonesia I Parenting Blogger Medan I Blogger Medan
Viewing all 336 articles
Browse latest View live

Review Buku Rabbit Hole

$
0
0
Review Buku Rabbit Hole



Salah satu kegiatan Tara di rumah selain main hape (wahahahaha) adalah membaca. Sebagai orang yang hobi baca, rasanya ngga heran sih ya kalau saya juga suka membacakan buku ke anak.

Dalam membacakan buku ke anak, saya pakai metode sambil bercerita. Jadi kadang mau bukunya gimanapun ya saya ceritaaaaaa aja ke Tara. Makanya kalau beli buku saya lebih perhatian ke gambarnya daripada ke isi ceritanya, karena cerita mah bisa saya karang sendiri.

Kegiatan membacanya biasanya menjelang tidur atau ngga kalau kebetulan saya capek banget pas pulang kerja, ya bacanya Sabtu atau Minggu. Ngga rutin sih, tergantung kemauan Tara aja. Kadang Tara yang minta bacain buku, kadang saya yang nawarin. Soalnya ada saatnya juga dia ogah baca buku, maunya main sepatu roda (iya, malam-malam main sepeda roda), jadi saya ngga paksain banget.

Saya pernah baca, sebaiknya saat mengenalkan buku ke anak ya kita ngenalinnya dalam bentuk buku asli, bukan buku bantal atau buku kain, harus buku yang seperti buku. 

Karena untuk anak maka yang harus kita perhatikan itu adalah pilihan materialnya . Diupayakan cari yang bahannya kertas tebal,bergambar dan berwarna. 

Nah, kali ini saya mau review buku Rabbit Hole nya Tara. Sekalian ini jadi #GesiWindiTalk minggu ini karena ternyata Gesi juga punya buku Rabbit Hole, yo wis sekalian. Aaaaak padahal ngga janjian, kok bisa serupa seleranya.

Baca punya Gesi :





Bukunya ini seru banget, sampai saat ini Tara bolak-balik minta dibacain, karena kalau buku lain biasanya saya yang cerita, nah dengan buku Rabbit Hole ini malah dia yang cerita, emaknya dengerin, luuuv.

Kemarin pas liburan aja sampe bela-belain dibawa ke hotel ini buku lho sama Tara.


Penampakan

Kesan pertama saya saat memiliki paketan buku Rabbit Hole ini adalah, bukunya tebel bangeeet. Tapi walau tebel, anehnya ngga berat. Ya biasa bangetlah bobotnya untuk ukuran buku setebal itu.




Sankin tebelnya jadi aman untuk anak-anak. Aman dari dirobek mereka maksudnya, xixixi, karena ya mana ada anak-anak yang bisa anteng lihat kertas, pasti bawaannya pengen ngerobek atau pengen mencoret.

Sudut-sudut bukunya ini tumpul, jadi selain aman dari kemungkinan dirobek anak, juga aman untuk dipegang.

Paketan buku yang saya punya ini terdiri dari buku "Hmmm, buku tentang perasaan", "The Best Holiday", " The Origin Of My Name", " Cilukba", " What Sounds is That?". Sepintas buka bukunya langsung tau yang membedakan buku ini dengan buku lain yaitu ada bagian buku yang bisa disentuh dan dirasa, pop-up, maupun flip flop (buka tutup). Yakin deh buat anak-anak ini menarik banget.

Paketan buku Rabbit Hole
Dari lima judul buku tersebut, baru empat sih yang selesai di baca Tara. Nih saya ulas satu persatu ya biar pada tau isinya gimana.

Hmmm

Ini buku yang paling gede ukurannya, makanya sama Tara ini yang pertama kali pengen dibacanya. Di buku ini anak-anak diajarkan mengenali berbagai emosi. Ada 6 emosi yang ingin disampaikan di buku ini, yaitu, terkejut, marah, jijik, senang, sedih, takut.

FYI ya ternyata 6 perasaan itu merupakan perasaan dasar manusia lho. hayooo pada tau ngga selama ini. Kalau belum tau yo wis sekalian baca buku sama anaknya.

Masing-masing perasaan itu diwakili oleh satu cerita yang nyambung dari awal sampai akhir. Setiap perasaan diwakili oleh sentuhan yang paling mendekati.

Kayak perasaan sedih , dibuku digambarkan dengan awan berwarna kelabu yang sedang menangis. Awannya  kalau kita sentuh terasa lembut.

Awannya bisa disentuh, lembut


Perasaan marah digambarkan dengan hati yang retak, agak kasar dan ngga nyaman di tangan.

Atau perasaan takut, yang memunculkan rasa merinding di bulu, bulu tangannya berdiri dan bisa dirasakan sama anak.



Ada Bulunya, hiiiii


Hwaaa seru banget.

Nah, biar seru nih bu ibu, saat membacakannya kita harus sambil cerita. kayak saya modelnya begini.

" Hari ini Tara terkejut, seperti ada dentum drum di jantungku"

Untuk mengekspresikan kata " Surprised" di buku digambarkan dengan hati berwarna merah yang berdentum kencang seperti genderang. Hatinya ini bisa disentuh dan dirasakan. Saya ajak Tara untuk menyentuhnya, kayak beludru gitu lembut.

Hati yang berdentum


Kemudian tanya ke anaknya, apa rasanya .

Lanjut ke halaman berikutnya, tanya anaknya kenapa di terkejut.

" Tara kenapa terkejut"

" Soalnya Tara mau dikasih papa bola, waaaaa waaaa"

Tara senang banget dapat bola dari papa, Tara mau main ke lapangan. Begitu terus sampai buku habis.

Di buku ini enam perasaan dasar manusia itu dideskripsikan dengan sangat baik.

Ntar di akhir buku ada cermin bulat, dan kita bisa tanya ke anak " How do you feel?" dan suruh dia mendeskripsikan perasaannya.



The Best Holiday

Buku the best holiday ini ceritanya si anak kita mau diajak jalan-jalan. Yang seru di buku ini, anak  dikasi pilihan mau jalan-jalan kemana.

Lembar pertama ada kalender yang menginfokan kapan kita berangkat. Bagian ini Tara heboh bener, nanyain " Bundaaa kita perginya tanggal berapa"

Trus di halaman berikutnya ada gambar koper seluruh anggota keluarga. Nah disini coba ajak anak berimajinasi

" Tara, ini koper siapa aja ya"

Si Tara jawab kalo itu ada koper papa, tas tangan bunda, tas Tara dan tas adek. Bisa juga sekalian belajar warna, karena kopernya warna warni.

Halaman berikutnya ada gambar peta. Petanya flip flop gitu bisa buka tutup. Mainnya seru nih, minta anak pilih dia mau liburan kemana.

Ada dua pilihan destinasi wisatanya. Mau ke Toraja atau ke Jailolo. Tara saya minta buka salah satu peta. Mana destinasi yg dituju ntar ada petunjuk harus buka halaman berapa, karena beda pilihan beda halaman yang dituju.

Kemarin Tara pilih ke Jailolo. Lanjut ke halaman Jailolo, disitu Tara main di pasir pantai. Sambil jalan-jalan kita bisa cerita ke anak, di pantai ngapain aja, bikin istana pasir, di buku digambarkan anaknya bikin candi prambanan dari pasir, eh langsung ada miniatur candi prambanannya, wow. Sekalian deh kita bisa cerita soal candi Prambanan. Letaknya dimana, sekalian ceritain sejarahnya kalo hapal wahahaa.


Jadi walau tadi tujuannya ke Jailolo, ceritanya bisa kemana-mana.

Di lembar selanjutnya, ada diceritain, kalau di Jailolo itu ada apa saja, permainan khasnya apa, komplit.

Abis dari Jailolo, anakny bisa kita suruh pilih lagi destinasi yang lain, yaitu Toraja. Balik maning ke halaman awal, pilih peta, da silahkan bertualang di Toraja, yeaaay.


What Sounds Is That

Ini buku favorit Tara, diulang-ulang terus.

Buku ini isinya tentang suara-suara transportasi. Tara heboh banget tiap baca ini. Jadi di bukunya kita ceritian awalnya Tara dan keluarga mau jalan-jalan. Di jalan Tara denger suara " Whooooooose" . Nah suruh anak tebak suara apa itu?

"Pesawaaaaaat "

Jadi dia satu halaman deskripsi suara, halaman berikutnya ditunjukkin asal suara itu apa. Ada pesawat, mobil, sepeda, kereta api.



Karena buku rabbit hole Tara yang bahasa Inggris jadi ada beberapa suara yang ga pas. Misal suara kereta api harusnya kan "Tuuut tuuut" disitu tertulis " Choo choo", oleh saya diganti aja jadi sesuai yang biasa didengar Tara biar dia ga bingung.





Ci Luk Baaa

Buku ciluk baa ini di dalamnya ada bagian yang bisa dibuka tutup.

Misal saat disitu ceritanya lagi nyari orang di dalam tenda, nah tendanya bisa dibuka, saat dibuka keliatan deh siapa di dalam. 

Phuppet

Selain buku, paketan Rabbit Hole ini ada permainanya juga, boneka phuppet. Udah disedian potongan gambar dan benang serta sticknya, Jadi kita tinggal gunting-gunting, masukin benangnya ke titik-titik yang udah ditandai. Bisa deh langsung main phuppet sambil cerita.



Overall saya suka banget buku Rabbit Hole ini. Bukunya interaktif banget baik untuk anaknya maupun untuk ortu, jadi bisa sama- sama aktif saat membaca bukunya.

Jauh lebih asik sih dibanding busy book. Soalnya ini beneran buku, bukan kain atau bantal. Isi ceritanya juga menarik dan pas dengan usia anak. Tara saat ini usianya 4 tahun dan ngga kesulitan sama sekali untuk memahami isi buku.

Rekomended bangetlah .

Nah biar ga salah memilih buku untuk anak, saya kasih tipsnya nih ya. Untuk memilih buku anak itu setidaknya harus memenuhi 4 kriteria ini :

1. Edukatif

Edukatif ini maksudnya disesuaikan dengan perkembangan anak, Jadi kalau anaknya masih bayi ya beli buku untuk anak bayi, Buku bayi mah yang penting gambar-gambar gitu. Kalau anaknya udah agak gedean, bisa dimulai dari buku yang memuat warna, kemudian naik ke angka, makin besar bisa makin komplit pilihannya.

Tapi biar ngga banyak biaya, ya udah sekalian aja belinya yang bisa cocok sampe usia anaknya gede, wahahahaha, emak medit.


2. Interaktif

Buku yang interaktif ini yang bisa membangun komunikasi antara anak dan ortu. Jadi bukunya kalau bisa bikin anak bereaksi sekaligus ortunya juga ikut aktif disitu. Misal buku yang isinya ada pertanyaan, trus si anak kita minta menjawab gitu. Atau buku yang bisa bikin si ortu cerita trus si anak nyambungin ceritanya.

3. Atraktif'

Ini penting banget, karena anak-anak itu mudah bosan, jadi ortu carilah buku yang punya fitur-fitur menarik, atraktif. yang banyak gambarnya dan gambarnya bagus, boleeeeh. Atau yang bisa disentuh, atau yang bisa dicium. Pokoknya yang membuat anak mau dan mau lagi kalau diajak baca buku itu.


4. Aman

Dan yang terakhir cari yang aman. Aman bahannya, ngga mudah robek misalnya. Ya kayak saya bilang di atas tadi, kalau dari kertas-kertas biasa gitu, yakin deh pasti langsung dirobek anaknya. Makanya cari yang bahannya tebel, jadi ngga bisa dirobek, Tapi walau tebel perhatikan juga ujungnya, pilih yang ujungnya tumpul, biar ga bahaya kalo kebetulan anaknya lasak.

Harga?

Kalau soal harga, menurut saya buku anak memang relatif lebih mahal sih ya dibanding buku biasa, jadi ya memang harus dibudgetin kalau mau buku yang bagus. Tapi ngga apa sih, karena buku itu investasi, dan ngga pernah rugilah beli buku.



Kalau dari kecil sudah dibiasakan baca buku, mudah-mudahan besarnya ya jadi cinta buku, karena kata orang bijak bestari buku itu kan sumber ilmu pengetahuan ya bu ibu, walau udah ada youtube, buku tetep deh ngga ada matinya.

Oiya, daripada pada nanya, saya infokan aja, kemarin saya beli bukunya ini di IG @varrel_collection, beli yang paket lengkap seri bahasa Inggris. Cek disana ya untuk lihat paketan dan harganya.

Kalau kalian buku favorti anaknya apaan. Ada ga yang suka rabbit Hole kayak Tara?











Semua Anak Akan Ke Toilet Pada Waktunya

$
0
0


Mau nulis tentang toilet training Tara dari setahun lalu, ngga jadi-jadi. Mumpung inget ya udah ditulis sekarang aja. Better late than never lah ya.

Saya banyak baca cerita ibu-ibu soal proses toilet training anaknya. Ada yang cerita betapa susahnya mendisiplinkan anak untuk pee dan poo di toilet, namun ngga sedikit juga yang cerita tentang betapa mudahnya anaknya melakukan toilet training. Bahkan ada temen di circle blogger saya yang anaknya udah diajarin toilet training sejak usia 6 bulan #pingsan

Kalau Tara gimana?

Hahahahaha, ketawa dulu, kemudian minum, kemudian ketawa lagi.



Sejujurnya saya pernah lho berusaha mengenalkan toilet training ke Tara. Pakai teori yang ada di internetlah. Tiap setengah jam di bawa ke kamar mandi disuruh pipis. Tapi ngga berhasil sodara-sodara. Pipisnya malah berceceran dimana dia main. Akhirnya ya udah saya pakaikan pampers lagilah daripada rumah kena pipis semua.

( Baca : Toilet Training Ala Tara )

Saya memang sama sekali ngga pake potti pottian dalam toilet training. Karena saya jijikan. Iya, geli aja anaknya pipis atau pup di potti, trus saya harus bersihinnya. Kalau langsung nyebokin anak mah saya ngga jijik, tapi kalau udah keluar trus terletak gitu di suatu tempat kan geli yah. Kalau saya aja geli, jadi bisa saya pastikan mbanya yang jaga pasti geli juga, makanya ngga pake potti-pottian, langsung aja beli dudukan toilet , jadi kalau mau pee or poo ya langsung di toilet.

Dulu saya pernah cerita kalau Tara di daycare diajarin buang air di toilet, jadinya dia terbiasa, tapi ternyata abis ngga di daycare lagi, eh dia lupa soal toilet trainingnya, balik maning pipis dimana-mana. 

Setelah itu, saya ngga melatih Tara lagi untuk toilet training, ya saya anggap aja anaknya emang belum saatnya bisa pipis dan BAB sendiri #dasarpemalaskau

Baru saat usia Tara 3 tahunlah, alias baru tahun lalu akhirnya dia berhasil ngga pakai pampers lagi kemana-mana.

Apa rahasianya?

Rahasianya adalah karena Tara sekolah, dan di sekolah ngga boleh pake pampers. Udah gitu aja, yeaaaaay. Pengen peluk-peluk ibu guru deh, soalnya saya ngga usaha macem-macem, anaknya bisa ke toilet sendiri. 



Sekarang mah udah cincay. Dalam setahun ini, bisa dihitunglah Tara kebobolan ngompol kalau malam. Paling cuma dua tiga kali, itu pun kalau dia sorenya main lompat-lompat, dan ketiduran sebelum sempet pipis dulu.

Nah, di postingan ini saya bukan mau cerita soal betapa mudahnya anak saya toilet training. Lha ya memang ngga mudah , wong Tara baru bisa bebas pampers usia 3 tahunan kok. Makanya saya mau bilang ke ibu-ibu sekalian, toilet training itu ngga usah dijadikan target anak atau projectnya ibu. Selambat-lambatnya ntar pas masuk sekolah kebanyakan bisa buang air di toilet dengan sendirinya.

Kalau bu ibu punya banyak waktu untuk ngajarin toilet training ke anaknya ya silahkan tapi jangan terbebani kalau belum berhasil. Bagi ibu-ibu yang ngga punya waktu khusus buat melatih anaknya, ya ngga apa juga, pelan-pelan saja, despacito ya bu ibu.

Nikmati aja masa-masa si anak masih mau pake pampers, karena artinya saat kita jalan-jalan ke mall atau kemana gitu ngga perlu repot ke toilet kalo anaknya mau pipis.

Saya sejak Tara bebas pampers, kadang pas di mall lagi asik belanja eh tiba-tiba doi minta pipis itu, rasanya maleees banget nganter dia ke toilet mana toiletnya jauh lagi, hadeeeeeh, makanya nikmati aja ngga usah dibawa stress apalagi banding-bandingin ke anak artis, wueleh.

Ingaaa ingaaa semua anak akan ke toilet pada waktunya.


Salam bahagia.




Staycation di Hotel The Hill Resort Sibolangit

$
0
0
Review Hotel The Hills Sibolangit


Di Medan, kalau udah weekend, ada beberapa pilihan tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, family timelah istilahnya. Bagi yang ngga punya waktu banyak mungkin cuma jalan-jalan ke mall, ke taman atau sekedar makan ke luar. Kalau yang waktunya agak sengang bisa ke Berastagi atau ke Danau Toba.

Kalau keluarga saya mah seringnya ngemall, karena yo opo rek posisi rumah sama mall cuma 5 menitan doang, gelundung-gelundung udah nyampe aja.

Tapi kalau lagi pengen santai kami seringnya ke Berastagi dibanding Danau Toba. Soale ke Danau toba jauuuuh, bisa 5 jaman, kalau ke Berastagi kan cuma dua jaman paling lama.

Tapi ke Berastagi juga ngga sampe Berastaginya sih, cuma sampe Sibolangit, karena disitu ada hotel favorit keluarga yang oke banget untuk istirahat. Pokoke kalau mau nginep, pasti kesitu, ngga pernah ke hotel lain. Favorit mas Teguh dan favorit anak-anak karena memangnya tempatnya kids friendly banget.

Nama hotelnya itu The Hill Resort . Letaknya sekitar 1 jam-an dari Medan, kalau lagi ngga long weekend malah bisa 45 menitan nyampe dari rumah saya.



Dari Tara usia setahun sampai saat ini , udah nginep lebih dari 5 kali disana, karena asli tempatnya bikin pengen kesitu lagi kesitu lagi.

Nah saya mau review hotel The Hill aja deh ya, biar ngga foto-foto yang tiap kesono saya jepret ada faedahnya, hahahaha.

Oya, FYI Berastagi itu adalah daerah dataran tinggi di Sumatera Utara dengan suasana udara yang sejuk dan kaya akan buah-buahan. Kalau di Jakarta mungkin dia mirip puncak, kalau di Jogja ya Kaliurangnya, kalau di Jawa Tengah mirip Tawangmangu atau Bandungan, gitu deh.

Mengapa jadi objek wisata?

Ya karena suasananya yang sejuk dan adem itu, makanya pas jadi tempat istirahat dari panasnya kota Medan.

Dulu di Berastagi itu yang jadi objek wisatanya adalah puncak Gundaling, disitu banyak kuda yang bisa dikendarai dan ada pasar buah yang menjual buah-buah segar produk petani Berastagi dan sekitarnya yang biasanya harganya jauh lebih murah dibanding harga di Medan.

Namun beberapa tahun belakangan, wisata ke Berastagi sudah mulai beralih menjadi wisata staycation di hotel gitu, karena bermunculan hotel-hotel yang menawarkan aneka fasilitas yang cukup bikin para tamu hotelnya ngga perlu keluar hotel untuk liburan.

Sebut saja Mickey Holiday, hotel yang sekalian punya Fun Land dengan berbagai mainan ala Dufan. Jadi nginep di Mickey Holiday dapet gratis tiket masuk Fun landnya. Namun permainan yang ada disitu banyakan untuk anak usia SMP ke atas, makanya saya jarang nginep disitu, anak saya masih piyik-piyik sih.

Nah selain Mickey Holiday, hotel yang punya arena bermain juga adalah the Hill Resort tadi. Nama arena bermainnya Hill Park Sibolangit. Berbeda dengan Fun Land Mickey Holiday, di Hill park, permainannya banyak yang masih bisa dinikmati anak balita kayak Tara dan Divya

Jadi sebenernya di sekitaran Berastagi ada banyak banget hotel yang bisa jadi pilihan keluarga, namun favorit kami tetap The Hill Resort, bukan karena arena bermain Hill Parknya sih tapi karena di dalam hotel The Hillnya sendiri ada baaaaaanyak banget aneka binatang langka layaknya kebun binatang besar yang cantik-cantik banget dan pastinya disukai anak-anak.



Disana ada berbagai macam burung warna-warni, aneka beo, Kasuari, Cendrawasih. Koleksi burungnya super komplit dengan kandang-kandang yang tertata rapi.

Belum lagi ada kuda poni, burung bangau, kolam ikan dengan ribuan ikan yang kelihatan dari permukaan, kura-kura, kelinci, aaak banyak deh, semacam koleksi si empunya hotel tapi bisa dinikmati oleh pengunjung hotel.

Apalagi suasana di dalam hotel itu asri banget, karena dulunya hotel tersebut adalah hutan yang dibuka jadi hotel, tapi tanaman-tanaman hutannya tetap dipertahankan. Jadi kita berasa berada dalam hutan dengan dekorasi yang instagramble banget. Semua spot keren banget buat dijepret dan dipajang di Instagram.

Makanya selain tempat nginep, hotel the Hills ini juga sering banget dijadikan tempat resepsi pernikahan ala pulau Bali, dan jadi tempat foto-foto untuk pre Wedding.


Lobi Hotel


Kamar

Untuk kamarnya ada beberapa type yang disediakan. Mulai dari Superior (Rp 950 ribu), Deluxe (Rp 1.100 rb ), Super Deluxe (Rp 1.200.000), Executive Deluxe (1.400.000), Junior Suite ( Rp 2.200.000), Lobby Suite (Rp 3.800.000), Family Suite (Rp 4.250.000) dan Hill Suite (Rp 5.500.000).

Yang membedakan masing-masing type kamar di samping fasilitas, luas kamar juga lokasi kamar. Tapi tenang aja, masing-masing type punya keunggulan yang menurut saya mau yang manapun kita pilih tetep asik.

Sampai saat ini, saya baru nyobain tiga type sih, Superior, Deluxe dan Super Deluxe. Favorit yang super deluxe lah, hahahaha #nggaperludijelasin.

Bagi yang mau nginep disini, saya kasih tau satu-satu deh.

Kalau superior, ini kamarnya udah oke kok. Yah karena type standar, ya isinya juga standar. Tapi standarnya the Hills itu ya udah oke. Ada tivi, air panas, air dingin, AC. Posisinya Superior ini sangat strategis, karena di depan kamar bisa langsung parkir mobil. Kalau ngga salah cuma ada 6 kamar-an gitu (CMIIW) jadi mesti cepet kalau mau booking. Nah di depan kamar superior ini langsung menghadap ke taman yang ada rumput luaaas, di tamannya ada jungkat jungkit, ayunan, dan aneka binatang kayak kuda poni, dan burung-burung. Jadi kalau bawa anak-anak, gitu bangun pagi langsung bisa main di taman rumputnya.

Untuk type Deluxe, ukuran kamar lebih gede dari Superior, pembedanya ada tambahan sofa di dalam kamar. Tapi posisinya menurut saya kurang oke sih. Type deluxe ini posisinya agak ke belakang. Dia ada yang menhadap taman dan jembatan , tapi ada yang menghadap ke hutan. Saya dua kali nginep di Deluxe dapetnya ngadap hutan terus. Jadi saya kurang suka sih. Tapi untuk pasangan bulan madu mungkin pas, biar ga ada yang ganggu, ahsek.

Type Deluxe. Ada connecting doornya, cocok untuk keluarga



Nah type super deluxe ini jelaslah ya secara ukuran lebih gede, dan isi kamar lebih komplit. Ada sofa, ada hair dryer, dan kalau pake tambahan extra bed juga masih luaaas aja rasanya. Lokasinya persis di belakang lobi dan di samping kolam renang. Jadi mau sarapan dekat, mau ke lobi dekat, mau mandi kolam dekat. Ini favorit saya banget, karena dekat kemana-mana. Kalau hujan pun masih bisa keluar ke lobi atau makan ke resto Taipannya.




Kamar Type Super Deluxe. Lebih Luaaas


Tips dari saya :

Kalau Budget mepet atau perginya mesen banyak kamar, ya kamar superior juga udah oke banget. Tapi kalau cuma sendirian, mending kamar Super Deluxe aja, lokasi menentukan prestasi, halah.



Fasilitas :

Fasilitasnya samalah dengan hotel-hotel lain. Ada kolam renang, restoran, tempat karaoke, tempat ngegym, dan ball room untuk pesta, lapangan tenis.

Nah cuma ada yang membedakannya dari hotel lain.

Kayak tempat gymnya itu ngga di indoor kayak di hotel-hotel kebanyakan, tapi outdoor. Jadi di luar gitu diantara pohon-pohon dan rerumputan hijau. Seger banget pastinya udaranya.


Gym Outdoor

Kemudian restonya, ada resto chinanya yang menunya itu steamboat, cocok banget dinikmati dingin-dingin saat malam. Harganya juga terjangka sekitar 80 ribuan per pax, min beli 2 pax. Paslah.

Trus kalau pengen ngadain acara disini, ada pilihan ball room gede untuk nampung tamu sampai seribuan. Tapi kalau mau buat acara kecil kayak reunion gitu ada juga ruangan outdoor yang kece banget. Dia letaknya di antara hutan dan taman. Jadi kalau acaranya malam, keceeeee banget sumpah, di antara pohon-pohon ada lampu-lampu temaram hangat gitu. Ih keren bangetlah. Udah kayak di Bali, yakin.



Trus dia punya taman-taman dengan gazebo-gazebo cantik yang bisa digunakan untuk acara kayak nikahan gitu. Pas saya nginep, pernah ada yang lagi nikahan, aduuuuh kece badai, berasa di taman surga kali ya.




Kalau kolam renangnya, ada dua kolam. Yang satu itu dekornya kayak pulau trus ada ayunan-ayunan di atas kolamnya, ini bisa untuk anak dan orang dewasa. Yang satu lagi ukurannya lebih dalam, letaknya pas di samping hutan dan airnya lebih hangat dikit dibanding kolam yang satu lagi. Luuv.



Kolam Air Biasa


Kolam air agak hangat :)



Nah yang jadi keunggulan hotel ini mutlak dibanding hotel lain, ya aneka koleksi satwa yang dimilikinya. Kalau mau melihat semuanya, kalian harus sanggup jalan mengelilingi area hotel yang sangaaaat luas. Tapi jangan khawatir, ngga akan terasa capek banget karena di sepanjang jalan kita akan melihat aneka burung, danau yang cantik, kura-kura yang segede gaban, dan bahkan ada gedung budidaya hidroponik yang berisi aneka sayuran segar. Kita bisa langsung petik dan beli lho.






Sangkin luasnya area yang bisa kita lihat, makanya pihak hotel menyediakan transportasi unyu-unyu berupa mobil golf dan scooter. Berasa lagi berwisata gitu deh. Tapi ini ngga gratis.

Untuk scooter, bisa dinaiki satu orang dewasa plus anak-anak, uang sewanya Rp 100 ribu selama setengah jam. Cukuplah untuk keliling semua area sampai hutan dan belakang-belakang.


Yang Model Scooter 100 ribu per 30 menit. Yang di Belakangnya, 200 ribu per 20 menit


Ada juga mobil golf yang bisa muat sampe 10 orangan, ini bayar 200 ribu per 20 menit. Tapi ini ngga nyetir sendiri, ada yang nyetirin dari pihak hotel, dan ngga bisa berhenti-berhenti di tengah jalan. Jadi sambil keliling doang.

Saran saya :

Kalau tujuannya memang mau menikmati isi hotel ya jalan wae, biar bisa santai dan foto-foto sepuasnya. Atau ngga pake scooter, biar ngga capek dan bisa berhenti-berhenti buat foto-foto.



Spot Foto Yang Instagramable


Tadi saya sudah sebut di atas bahwa hotel ini memiliki spot-spot cantik yang instagramable banget. Saya bisa bilang, mau dimanapun kamu foto, semua cantik. Ngga ada tempat yang ngga cantik. Seolah-olah memang dibangun dan didekor untuk kebutuhan fotografi saja.

Mulai dari lobi yang ada akuarium berisi ikan penuh sak akuarium, cantik banget. Hutan bambunya yang mistis. FYI, kalau mau foto hutan yang romantic, ke hutannya coba abis maghrib. Kereeen banget, Jadi di antara pohon-pohon bamboo, ada jembatan merah, di bawahnya ada sungai yang mengalir dan di sepanjang jalannya ada lampu-lampu. Aduh, sayangnya kemarin pas nyampe disitu, hape saya low dan saya ketakutan, jadi malah lari, wahahahaha. Padahal keren banget, apalagi untuk pre wedding aduh sumpah pasti kece parah. Jadinya saya balik besok paginya aja wahahahaha.

Lobinya Cantik Banget

Itu akuarium isinya ikan semua


Ehhhm, biar lebih bisa melihat keindahan hotel ini silahkan nimati foto-foto ajalah.









Pokoke saya kasih nilai 9 deh untuk hotel ini, karena kita bener-bener ngga perlu kemana-mana dan memang ngga pengen kemana-mana sih kalau udah di dalam.

Kenapa 9?, Karena ya ada kekurangannya 1 aja, tapi sebenernya cukup menganggu, yaitu menu sarapannya. Ih ini udah sering banget saya tulis di kertas feedback hotel tiap checkout. Jadi menurut saya, sarapan di hotel ini untuk ukuran rate hotel segitu sangat di bawah standar.




Tempat sarapannya oke, tapi makanannya kurang oke

Iya sarapannya ngga banget. Menunya standar abis, Cuma ada nasi beserta lauk dan satu makanan tambahan kayak mie ayam atau mie balap gitu. Sisanya ya standar sarapan hotel lah ya, ada roti , aneka jus, teh, kopi, cenil, lupis, cereal, buah standar (semangka dan melon), kentang goreng. Udah itu doang. Bagi saya sarapan model begitu mah harusnya untuk kelas hotel bintang 2. Sayang banget, seharusnya pihak manajemen hotel mau melihat ini dan memperbaiki menu sarapannya.

Minimal yang harus ada tuh ya menurut saya :

- Salad bar

- Counter telur dadar dan pancake

- Menu nasinya harusnya variasi, ada nasi goreng dan nasi putih.

- Pilihan selai rotinya harusnya lebih banyak , ngga cuma mentega dan stroberi doang, minimal ada ceres, nutella, sirup maple, madu.

- Sup jagung kepiting juga ada harusnya.
- Kue-kue cantik

Aaaak kecewa banget sama sarapannya, hahahaha. Soalnya salah satu keasyikan nginep di hotel itu kan menu sarapannya ya gengs, bisa lama-lama di resto sampe semua dimakan. Tapi kalau disini saya mah, cuma masuk, makan nasi, minum air putih, keluar. Karena ngga menarik banget sarapannya. #ngeluh.

Emang sarapan yang enak menurut kamu yang gimana Win?

Yang ala Santika dan ala Aston udahlah, itu enak banget. Bahkan Aston nyediain dimsum lho, wtf, siapa yang ngga betah sarapan disitu.

But, anyway, overall menurut saya The Hills itu rekomendedlah buat tempat liburan dan istirahat keluarga yang punya anak kecil, buat pasangan yang honeymoon, bikin acara liburan keluarga besar atau buat tempat reunion kecil-kecilan. Ntap Jiwa.

Nah saya punya tips nih buat yang mau nginep disitu


  • Bawa Aqua yang banyak, karena aqua hotel kan terbatas ya, jadi mending bawa aja, soale kalau beli disitu mihil banget.
  • Bawa makanan, pop mie, cemilan yang banyak, karena disana dingin jadi cepet banget lapar
  • Bawa baju renang off course.
  • Kalau bawa ART, bisa kok ngga usah nambah kamar, cukup pakai extrabed aja, tapi pilih type kamar super deluxe khususnya kamar 105, karena dia modelnya L, jadi seperti dua ruangan terpisah, ntap.
  • Datang dari pagi aja, jalan-jalan dulu lihat-lihat keliling hotel, sore berenang, malam bobo, besok paginya main ke Hill Park.


Pesen Hotelnya Gimana?

Nah, untuk pesen hotelnya, sebaiknya sebelum kesana booking dulu. Tempat bookingnya itu ada di Medan, di Capital Building depan Kanwil BRI jl. Putri Hijau. No Telp googling atuh, saya lupa. Atau kalian bisa langsung telfon kesini 08119639220 : Kenapa?. Karena bakal dapat diskon kalau booking dulu. Kalau langsung kesana, kenanya di rate publish, kalau booking dulu bisa diskon 100 ribu, kan mayan.

Trus, kalau kalian ngga niat nginep nih tapi pengen lihat-lihat isi hotel sambil jalan-jalan , bisa banget. Ya datang aja kayak wisatawan gitu, ntar tanya securitynya.

Oke deh, selamat liburan semuanya.







Things I Love About Me

$
0
0
Sebagai orang yang lahir dalam naungan zodiak Capricorn, saya sadar diri sih banyaaak banget sifat-sifat di diri saya yang mungkin bikin kesel orang. Hahahah iya,  saya orangnya percayaan sama zodiak. Bukan percaya dengan ramalan nasibnya lho, tapi percaya memang sifat-sifat orang dalam zodiak yang sama itu banyak miripnya.

( Baca : Tentang Zodiak )

Namun i love to be a Capricorn girl. Mau dikata orang capricorn itu keras kepalalah, suka membangkang, lalalala tapi yang pasti saya merasa banyak juga sifat-sifat positif yang saya sukai dari diri saya, wahahahahah #narsismodeon.

Baca punya Gesi :





Untuk tulisan kali ini saya nanya dulu ke sohib saya, apa sifat positif yang ada di diri saya. Siapa tau yeeee saya mikirnya saya punya sifat itu ternyata ngga. Nah ini beberapa hal positif kata sohib saya yang ada di diri saya dan i love it too. Plis jangan tutup blognya hahaha, siapa tau kalian termotivasi setelah membacanya, halah.






1. Tangguh dan Mandiri

Mantan pacar saya pernah bilang gini ke saya " Win, kamu itu terlalu tangguh jadi perempuan, kadang aku merasa kamu sama sekali ngga butuh aku"

Ini beneran, orangnya masih hidup sampe sekarang. Saya dengernya yang WOW, benarkah? Benarkah saya semenakutkan itu kalau kata cowo-cowo anti feminisme masa kini.  

Karena pengen tau lebih jelas jadi saya tanya, " Tangguh gimana?"

" Iya kamu kuat banget jadi  perempuan, mau punya masalah apapun ngga tumbang, aku ngga tau itu di luar aja atau gimana, tapi yang pasti kamu seperti ngga butuh orang lain"

Hahahaha i don't know ya, itu kan pendapat dia, tapi beberapa teman kantor juga ada yang bilang begitu, apalagi saat ini di kantor, untuk level job yang setara, saya perempuan sendiri, langsung deh dicap perempuan keras sih tepatnya, Lol.

Tentang tidak butuh orang lain ini, saya jadi ingat bahwa dulu pas kuliah, awal-awal ospek kan kita disuruh ngisi biodata gitu ya, nah kemudian saya dipanggil kakak senior.

" Siapa yang namanya Windi. Ini kamu nulis motto hidup kamu , " Jangan pernah berharap pada orang lain" emang kamu bisa hidup sendiri apa dek?"

Iya saya memang menulis begitu sih. Karena di suatu masa dalam perjalanan hidup saya , saya pernah banget merasa dikecewakan orang terdekat. Pernah banget merasa sedih sampai ngga bisa nangis lagi, dan pernah banget merasa kecewa yang sampe nyesek di hati,duh gw jadi mellow. Makdarit, sejak saat itu saya tau, saya ngga bisa ngandalin siapa-siapa, saya hanya bisa ngandalin diri sendiri. Dan saya tulis besar-besar di buku diary 'JANGAN PERNAH BERHARAP PADA ORANG LAIN".



So i love to be tough, karena dengan begitu saya jadi bisa survive dimanapun saya berada. Saya ngga pernah merasa terintimidasi dengan kesendirian. Jadi misal saya ada di lingkungan baru atau di lingkungan yang stylenya beda dengan saya, no problema sama sekali, saya bisa nyantai wae.

Jadi jangan heran kalau lihat saya makan sendiri di kantin, jangan bengong kalau ketemu saya lagi nonton bioskop sendiri, lagi belanja sendirian di mall. Bukan karena ngga ada teman, tapi ya saat saya lapar atau saat saya pengen nonton, atau saat saya butuh jalan-jalan,  saya ngga merasa perlu menunggu sampai ada yang menemani. Being tough make me feel comfort. Bagi sebagian orang mungkin itu aneh, bagi saya ini menyenangkan banget.

Kalau mas Teguh dulu di awal nikah sampe keukeh antar jemput saya Kisaran-Tebing tiap Jum'at karena tau saya kalau ngga dianterin ya ngga masalah, tinggal naik bisa atau naik kereta aja apa susahnya. Dia yang ketar-ketir dipikirnya saya bakal kenapa-kenapa di jalan. Ngga tau dia istrinya wanita perkasa.

Masalah uang belanja juga dulu gitu pas awal nikah. Karena punya gaji sendiri saya ngga pernah minta ke Masteg, ih gengsi dong , sampe mungkin doi heran dan komen.

" Dek, kok ngga pernah minta duit belanja sih, emang gajinya cukup ya"

Wahahaha minta ditampol banget nih orang. Tapi itu cuma berlaku sebulan dua bulan nikah, selanjutnya dia merindukan saat-saat saya ngga pernah peduli isi dompetnya, Lol.



2. Berani

Hal di diri saya yang saya suka lagi adalah sifat pemberani. Literally. Berani tidak sama dengan nekat ya. 

( Baca : Iman dan Ilmu)

Sohib saya Deby ngomong gitu karena dia udah kenal saya sejak kapan tau. Dimana aja, saya ngga pernah takut untuk mengemukakan pendapat atau mempertahankan pendapat jika memang saya yakin benar. Kadang saya ngga peduli dengan siapa yang saya hadapi. 


Kadang ini ngeselin sih ya sama orang, karena ngga semua orang suka dengan orang yang berani mengungkapkan pemikirannya, apalagi kalau pendapatnya berseberangan. Dan kata suami saya, sifat saya yang satu ini harus diredam. 

Doi pernah ngomong gini:


" Ngga semua yang benar itu harus kamu utarakan dek, ada saat-saat dimana walaupun kamu menang karena mempertahankan pendapatmu namun sebenarnya kamu kalah".

" Lihat-lihat kondisi, jika menurutmu setelah kamu utarakan keadaan akan lebih baik, maka sampaikanlah, namun jika tidak lebih baik, sebaiknya tahan diri dan diam saja".


Logis banget kan yah kalau saya sayang banget sama dese, my balancing partner, LOL. Padahal pas dengerin dia ngomong begitu, kesel banget, hahaha.

( Baca : Suami Nyebelin )


3. Berkemauan Keras

Kata Nahla Strong Willed. Thanks God i have this things. 

Karena punya sifat ini, saya jadi ngga mudah nyerah kalau punya keinginan.

Saya ingat dulu pas awal kerja, saya kan entry level di BRI nya dulu pelaksana ya , Frontliner gitu deh. Itu karena dulu saat melamar kerja saya masih euforia fresh graduate, ngga nyari tau dengan sungguh-sungguh jabatan apa yang dilamar, pokoke judulnya kerja di bank, yo wis lamar, dan saat itu saya ngga ngerti kalau di bank ada yang namanya ODP (Officer Development Program). 

Hari pertama masuk kerja saya kangsung shock, ngga nyangka kalau kerjaan saya itu ngetik surat hutang (dulu masih jaman pake mesin tik dan saya ahli ngetik 10 jari lho hahaha), ngerapiin berkas, nerima komplain nasabah, pokoke kerjaan teknis banget yang tidak sesuai dengan ekspektasi saya sebagai lulusan S1 yang masih petantang petenteng, LOL.


Jadi tiap ada staff dari Kantor Pusat datang ke unit kerja, dan tau bahwa gradenya jauuuh banget di atas saya, padahal kami lulusan universitas yang sama, saya langsung ngomel-ngomel dalam hati " Ih aku juga harusnya bisa deh kayak dia, harusnya gradeku sama dengan dia karena yakin kalau diadu kemampuan kerjanya paling sebelas dua belaslah sama ane", wahahahah sombong abis.

Abis itu langsung nanya kesana kemari, gimana cara cepat biar bisa masuk jalur Akabrinya BRI. Gitu tau ada yang namanya job opening internal, langsung curi-curi ilmu bapak-bapak manajer di Cabang. Kalau orangnya lagi nyantai, saya suka korek-korek ilmunya. Tiap doi pulang pendidikan development gitu, modul-modulnya saya pinjem dan saya baca sampe hapal isinya, hahaha. 

Makanya pas ada kesempatan tes untuk jadi Akabrinya BRI langsung daftar. Awalnya banyak yang kayak ngga yakin gitu, ngga yakin saya serius, tapi ya emang anaknya ngga pedulian sih ya sama asumsi dan praduga orang ya maju teroooos. Akhirnya ya seperti kata pepatah yang namanya hasil ngga akan mengkhianati usahalah, proud.


4. Pembela Kebenaran

Hahaha saya ngakak bagian ini, langsung kebayang Sailor Moon dan Ksatria Baja Hitam.




Ngga tau apa yang bikin si aganwaty berkesimpulan demikian. Tapi saya perkirakan doi ngomong gini maksudnya karena saya selalu mengatakan yang salah ya salah, yang benar ya benar. 

Misal ada pegawai saya yang melakukan fraud. Mau dia anak siapa ya kalau salah ya dikasih sanksi. Sebaliknya, saat ada pekerja yang berprestasi, walau dia bukan siapanya siapa siapa, atau dia bukan anak yang pintar basa-basi,sepanjang dia hasil kerjanya bagus ya diapresiasi. 


Saya sempet disebelin sama temen segank pas kami ngobrolin soal selingkuh. Jadi sohib-sohib saya itu berpendapat bahwa selingkuh ngga selamanya salah, harus dilihat apa yang melatarbelakangi, apa triggernya dsb dsb, trus saya nyeletuk" Ya salah, namanya selingkuh mau apapun alasannya salah, titik. Perkara alasan itu hal yang berbeda, perkara benar salah itu hal yang lain lagi"

Trus mereka bilang saya anaknya negatif thinking,ixixi, Kalau mereka baca pasti saya di huu huu in lagi karena mereka tahu my secret ,LOL.





5. Logis


Hal kelima yang paling saya suka dari diri pribadi adalah sifat logis, realistis. Kalau di test type kepribadian gitu saya memang masuknya ke type ESTP (Extraversion, Sensing, Thinking, Perception), pernah saya ceritain di postingan kolab Geswin dan Sassy Thursday.


( Baca : Team Realistis )

Jadi orang yang logis dan realistis itu banyak enaknya. Salah banyaknya kita jadi gampang memutuskan sesuatu berdasarkan pertimbangan rasional. Dan ini mencegah banget dari bersikap ngga adil. Ya kaleee kalau saya orangnya melankolis, bisa-bisa kalau ada pekerja yang fraud trus nangis-nangis di depan saya, trus saya luluh, duh berabelah itu.

Ini pernah juga kejadian di kerjaan. Ada pekerja yang udah 4 bulan ngga produktif sama sekali, jarang ngantor tanpa keterangan, sampai atasannya ngeluh ke saya. Saya panggillah, saya tanya alasannya kenapa dia ogah-ogahan kerja. Jawabannya karena dia ngga nyaman dengan pekerjaan saat ini karena terlalu berat dan minta dipindah ke jabatan yang lebih santai.

" Soalnya saya sakit bu, ngga bisa naik kendaraan kesana kesini kalau jadi marketing, saya di bagian support aja deh bu"

" Oke, ngga masalah sih buat saya, saya juga ngga mau mempekerjakan orang yang ngga suka dengan pekerjaanya. Ya udah kamu sekarang ke dokter, minta surat keterangan bahwa kamu sakit dan ngga bisa naik motor kesana kemari, biar ada dasar saya memindahkan kamu"

Saya tunggu sampe berbulan-bulan dia ngga muncul-muncul nyerahin surat dokternya. Lha aku kudu piye rek.



Udah ah narsis-narsisnya.

Postingan ini tujuannya bukan buat muji-muji diri sendiri lho. Tapi terkadang tau hal-hal yang kita sukai tentang diri kita membuat self esteem diri kita ini meningkat, dan ya jadi lebih cinta kepada diri sendiri. Bertanya ke sahabat kita tentang hal-hal baik yang menurutnya ada di diri kita juga bukan bertujuan agar dipuji-puji gitu, tapi ya sekaligus masukan pribadi apa hal-hal positif yang bisa kita pertahankan, dan apa yang bisa menjadi strong point diri kita.

Ntar postingan besok-besok kita ngomongin tentang hal-hal yang ngga kita sukai dari diri sendiri ya, biar balance, oce.

Kalau kalian apa aja sifat positif atau sifat yang paling kalian suka dari diri sendiri. Kalau ngga yakin, bisa nanya lho sama sahabat kita. trus bikin postingan juga dong, tag akoh yaaaaa. 

Faktor Kebahagiaan

$
0
0
Judulnya astagaaa, ga bisa nemu judul lain soalnya xixixi.

Jadi beberapa waktu lalu saya masukin Tara ke TK, Trus disodori pertanyaan-pertanyaan yang susyeeeeh jawabnya.

Salah satunya adalah : Apa faktor terpenting bagi kebahagiaan keluarga ibu?

Wok wow wow, langsung mikir banget mau jawabnya. 

Kalau ditanya apa yang bikin saya bahagia sih banyak yah

Bisa ke salon tiap hari
Bisa belanja tanpa limit
Bisa makan sepuasnya tanpa jadi gendut
Bisa lihat anak sehat ceria sepanjang hari
Bisa bobo seharian ngga ada yang ganggu
Bisa ngeblog terus tanpa mikirin tunggakan debitur wahahahaha.

Banyak yah hal yang bisa membuat kita bahagia. Tapi kalau pertanyaan dipersempit jadi apa faktor kebahagiaan terpenting bagi keluarga.

Faktor terpenting. Artinya sesuatu yang paling krusial. Kalau dia ada keluarga bahagia, kalau ngga ada maka keluarga ga bahagia.

Hmmmm.... mikir.... mikir..... mikir.

Ah elah ini pertanyaan gini aja diseriusin ya wahahahha, dasar emak-emak ribet.

Balik mikir lagi, dan akhirnya saya menemukan jawabannya.


Ternyata faktor terpenting kebahagiaan keluarga bagi saya adalah kesepakatan dalam keluarga. AHA, tring.

Iya, bisa sepakat dan satu suara dengan suami dalam memutuskan hal-hal penting maupun hal remeh temeh di keluarga itu ternyata faktor penting banget untuk keluarga saya. keluarga saya lho, bukan keluarga orang. kalau ada kata sepakat saya bahagia, ngga tercapai sepakat saya bisa sedih, uring-uringan , bete dan males ngomong.



Waaa ternyata itu membahagiakan sekaligus melegakan banget.

Kenapa?

Karena ternyata segala hal jadi berasa mudah kalau dalam melakukan apapun di rumah tangga kitanya udah satu suara dulu sama pasangan.

Saya kepikiran hal tersebut karena ada saat-saat saya sama masTeg ngga satu suara duh rasanya ngga enak banget, bisa jadi bibit pertengkaran.

Kayak kemarin tuh pernah saya lagi pengen banget bawa anak-anak jalan-jalan yang nginep, tapi masTeg lagi ogah karena dia capek. Akhirnya kami tetap pergi karena anaknya juga udah semangat banget. Gitu nyampe hotelnya, ternyata dapetnya kamar yang posisinya kurang oke, trus Masteg mutung, trus ngambek, Doooooh, malesin banget.

( Baca : Suami Nyebelin )

Itu baru hal kecil, saat saya ngga satu suara dengan Masteg udah bikin suasana bersama ngga kondusif.

Nah jadi saya mikir lagi, ternyata untuk hal-hal lain, saat saya sudah satu suara sama Masteg, walau ada rintangan di depan, kok bawaannya jadi nyantai. Malah dipikirin bersama jalan keluarnya gimana.

Kayak masalah milih sekolah Tara tuh kemarin.

Sebenernya sekolah Tara yang lama itu udah oke banget, jaraknya deket banget dari rumah, mbanya yang di rumah bisa antar jemput dengan mudah, mana kalau pas kebetulan ada keperluan mendesak ibu gurunya bersedia lagi mengantar jemput Tara. Luuuv lah.

Tapi setelah saya nyari-nyari info ke sekolah lain, ternyata saya menemukan sekolah baru yang menurut saya Tara bakal jauh lebih baik kalau disitu secara pendidikannya, makanya saya pindah. Tapi konsekuensinya jaraknya lumayan jauh dari rumah.Dan ndilalah kali ini saya dapat ART lama banget sebagai pengganti ART yang kemarin berhenti.

( Baca : Hari Pertama Sekolah dan Perjalanan Mencari Sekolah Idaman )

Awal-awal itu sumpah ribet banget, masalah antar jemput Tara, karena si mba di rumah ngga mungkin bisa antar Tara pagi-pagi saat dedek Divya masih tidur, maka saya dan Masteg yang gantian antar, akibatnya saya telat mulu ke kantor selama 3 hari berturut-turut. Ini di luar rencana, karena di planning kami yang antar jemput itu si mba di rumah dengan catatan ART saya dua kayak kemarin, lha kalo cuma satu ya ngga bisa. Nah untungnya itu yah, karena milih sekolahnya memang kesepakatan bersama, giliran ada yang ribet gini ngga ada saling menyalahkan, malah sama-sama nyari solusi.

( Baca : Menikah Atau Tidak )

Akhirnya yang antar mas Teguh dengan konsekuensi dia berangkat lebih pagi, dan yang jemput saya. Clear. Problem solved.

Bahkan even di jam pulang sekolah Tara  ternyata posisi saya lagi di luar yang ngga mungkin balik jemput ke sekolah, ya Masteg selalu punya solusi untuk mengatasinya.

Pokoke menurut hemat saya, sepakat dengan suami itu sungguhlah membuat hati ini bahagia tiada tara, karena ngga akan ada saling menyalahkan, jika ada masalah suami istri malah bersatu untuk mencari solusinya.

Makanya ya frend, saya kalau mau memutuskan sesuatu yang sekiranya bakal panjang urusannya ngga mau kalau suami ngga oke dulu, walaupun saya bisa melakukannya sendiri. Misal mau pergi pendidikan, mau ikut job opening di kantor, mau menghire ART, pokoke kudu sepakat dulu baru saya jalan. Ibarat di pekerjaan, ada agreementnya dulu baru action , biar di belakang hari sama-sama enak hahaha.

Oke mulai kemana-mana, mari kita akhiri saja.


Kalau kalian, apa faktor terpenting kebahagiaan keluarga untuk kalian. Sekalian jawab pertanyaan sekolah Tara, hahahaha.







Things I Hate About Me

$
0
0
Ya ampuun udah seminggu aja, kok cepet banget sih.

Jadi minggu lalu saya dan Gesi udah bahas apa saja hal-hal yang positif atau yang kami sukai dari diri masing-masing.

(Baca : Thing I Love About Me )

Nah kalau di wawancara kerja kata Gesi kan biasa tuh kita ditanya kelebihan dan kekurangan kita. Maka postingan GesWin minggu ini bahas kekurangan kita masing-masing.

Baca punya Gesi :




Oya, ngomongin soal wawancara kerja, saya jadi inget kemarin tuh saya sempet mewawancarai calon frontliner di unit kerja saya, dan saya mau ngasih tau banget buat kalian-kalian yang mau wawancara, plis-plis kalau ditanya yang namanya kelemahan , jangan sampai jujur banget jawab segala kelemahan yang membuat nilai diri kita jatuh.

Kalau ditanya kelemahan, ya jawablah sesuatu yang sebenarnya kelemahan tapi bisa jadi kekuatan kalian. Ini ntar saya bikin postingan sendiri aja deh soalnya panjang.

Balik maning ke hal-hal yang saya ngga suka di diri saya. 

Kalau kemarin untuk hal positif saya harus nanya ke sohib saya karena takut dianggap kegeeran, maka untuk kelemahan saya ngga perlu nanya, karena saya sadar diri banget apa saja yang ngga saya sukai dari diri sendiri. Here we go.

1. Reaktif

Satu kata yang mungkin paling gampang menggambarkan sifat negatif saya adalah REAKTIF.

Saya ini reaktif banget anaknya. Cepet banget bereaksi atas segala hal, spontan kalau kata Deby sohib saya.

Postingan di blog saya ini banyak banget yang muncul gegara sifat reaktif saya. Gitu ada berita atau yang lagi hot di timeline saya langsung kepo nyari tau, udah gitu langsung nulis deh di blog. Search di kategori Hot Topic ya, wahahaha itu isinya postingan yang dipicu dari isu-isu terhot saat itu. Pokoke hari ini ada kejadian apa, besok atau bahkan hari itu juga saya udah gatel aja pengen membahasnya.

Kalau yang begituan mah sebenernya ngga masalah, masalahnya kalau saya pas reaktifnya di pekerjaan. Oke biar lebih smooth kita ganti aja dengan kata spontan ya. Jadi saya kalau dikasih instruksi itu cepet banget responsnya.

Pernah kejadian, dipanggil Pinwil ke Kanwil, dikasihlah instruksi ini itu harus lalalalala, yang intinya mengubah aturan yang udah berjalan selama ini dengan sesuatu yang baru. Dengan semangat 45 abis pulang dari Kanwil langsung saya share di grup binaan saya, bahwa mulai besok kita harus bla bla bla. Eh besok paginya di Wa Wapinwil bahwa yang kemarin diberitahu ada modifikasi dan dikembalikan ke ketentuan semula. Hadeeeeh, kan tengsin ya dengan bawahan. Masa dalam 1 malam saya mengubah instruksi. Malu jadinya.




2. Blak Blakan

Ini ada kaitannya dengan spontanitas saya tadi. Saya kalau ngomong kan apa adanya  banget, basa-basi saya kurang bangetlah, kadang pengen gitu bisa yang basa basi manis manja biar terkesan lebih lovable gitu deh hahahah.

Contohnya ya misal ketemu temen trus dengan ngga sopannya dia ngomong gini

 " Win, lu gendutan ya, pipi tambah chubby aja tuh" ( padahal saya lagi diet ). 

Ini sebenernya kan bisa banget saya senyumin aja, tapi saya milih menjawab balik

" Iya nih soalnya lagi hepi, kamu juga kayaknya agak tuaan ya, itu kelihatan kerut-kerut di wajah"




Trus dia diem, ya udah saya bhay.

Ini soalnya saya males banget sama orang-orang yang udah lama ngga ketemu masa topiknya pertanyaannya malah bikin bete, ya udah sekalian dibikin bete aja. 

3. Ngga Peka

Ngga peka ini hubungannya dengan less basa basinya saya tadi itu. Saya malas mengartikan kode-kode atau bahasa tersirat orang. Ini pengen banget deh saya ubah biar jadi orang yang lebih menyenangkan. Kayak gini misalnya.

Saya ke rumah temen atau ke rumah keluarga, trus diajak makan, trus giliran mau cuci piring eh dilarang-larang " Udaaah ngga usah biarin aja taruh disitu piringnya"

Kalau orang lain mungkin bakal keukeh ya tetap mau nyuci itu piring, kalo saya ngga." Ooh gitu ya tan,oke deh"

Dan saya bisa duduk manis lagi ke depan. Soale saya sama sekali ngga keberatan bantu-bantu gitu di rumah orang tapi kalo dibilang ga usah yo wis saya artikan ga usah, ngga nyari-nyari tau bahasa tersirat di belakangnya 

4. Jutek

Kalau orang baru kenal saya kebanyakan pasti ngira saya serem, soale default wajah saya judes gitu.Padahal memang bawaan orok punya wajah jutek. Ini sering banget bikin orang salah paham. Saya diem aja gitu dikira saya lagi marah, padahal kadang saya diem karena lagi mikir,atau ngga lagi ngga ngeh dengan pembicaraannya.



Diperparah dengan saya memang aslinya cerewet hahaha ya udahlah terima nasib. Tapi soal cerewet ga masuk dalam hal yang ga saya sukai sih, soale saya hanya cerewet untuk hal-hal yang saya anggap perlu dicerewetin, kalau ngga, saya mah selow kayak di pulooow,nyantai kayak di pantai.

5. Jujur

Lho jujur kok malah ga suka?

Hahaha bukan jujur yang positif gitu, kadang ternyata ada saat-saat kita ngga boleh jujur-jujur banget.

Kayak gini misalnya " Win kenapa ya aku udah sering nulis di blog tapi yg baca tetep dikit, yang komen juga ga ada"

Alih-alih jawab yang menghibur saya malah jawab" Yah topiknya ga menarik kali, sini coba lihat tulisan lo, oh iya sih  aku juga males bacanya, harusnya lu bikin gini, ini diubah sedikit lalalala "

Whyyyyy whyyyy ??

Ini mungkin juga penyebab bagi orang yang ga bisa nerima kenyataan suka males curhat sama saya, Pokoke kalo ngarep curhat sama saya trus bakal saya kasih kalimat yang menghibur tapi ngga bener ya saya memang bukan orang yang tepat, tapi kalo mau dengerin pendapat yang jujur dan sebenernya,saya bisa banget tapi ya itu siap-siapin mental hahaha.

Udahlah ya cukup 5 hal tersebut sifat yang saya sadar banget itu bukan sifat yang membanggakan,nempel di diri saya, tapi yo wislah saya anggap itu memang paketannya saya . PalingaN kayak jutek saya sekarang lebih memperbanyak senyum biar ga kaku-kaku amat wajahnya. 

Kalo soal ngomong blak-blakan dan apa adanya itu saya lebih milih-milih sekarang. Kalau sama orang ga akrab ya saya usaha banget buat banyakin basa basi, kalo sama temen yang udah ngerti saya mah nyantai, palingan mereka cuma elus dada aja , xixixi

Kalau menurut kalian apa lagi nih sifat jelek di diri saya, ga papa banget lho saya dikasih tau, biar bisa introspeksi diri demi hidup yang lebih baik,halah. Tenang saya orangnya open kritik kok.

Udah dulu ya, mmuah



Bayar Tol Tinggal Tempel

$
0
0
Hal-Hal Yang Harus Kamu Ketahui Tentang Uang Elektronik

Halooo banker's Life hadir lagi nih, maaf yak udah lama absen.

Apa yang lagi hot nih tentang perbankan?

Iyes, kalau lihat timeline sih lagi wara-wiri yang share soal rencana aturan pemakaian uang elektronik untuk pembayaran tol. Jadi mulai tanggal 31 Oktober 2017, pemerintah melalui BI dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memberlakukan aturan pembayaran di jalan tol Indonesia hanya menggunakan uang elektronik saja, alis cash dilarang masuk.



Respon netizen macem-macem, ada yang senang, ada yang bingung, ada yang bengong.

Ada yang nanya " Wah gimana kalau pas kebetulan udah di tol ternyata saldo e moneynya kosong?"

" Gimana kalo lupa bawa e money ", dan sebagainya dan sebagainya

Waaa seru ini.

Sebenernya ngga perlu ditanggapi dengan risau sih, yang namanya mau menuju ke arah yang lebih baik, ya harus ada uji cobanya yak. Mungkin di awal-awal bakal heboh dulu, mungkin ada yang ketinggalan kartu, bisa jadi ada yang saldonya tiba-tiba habis dan ga inget isi ulang, tapi ga apa untuk awal-awal beberapa bank banyak yang standby di pintu tol kok, jadi jangan khawatir dulu ya.

Makanya yang belum punya uang elektronik ayo mulai sekarang pakai uang elektronik ya.

Sebagai pegawai bank yang baik budi, saya mau sharing soal uang elektronik nih, siapa tau ada yang belum tau atau malah belum pernah denger sama sekali. Baca ya biar lebih kenal sama produk bank yang satu ini.

Apa itu uang elektronik?

Uang elektronik atau yang sering disebut e-money ini adalah produk dari bank yang fungsinya sama seperti uang tunai yang dapat dipakai di merchant-merchant yang ada EDC atau card reader bank tersebut

Besar saldonya dibatasi oleh BI hanya sebesar Rp 1 juta saja per kartu.

Di BRI namanya BRIZZI. Saya ngga bahas punya bank lain ya, maklum eikeh cintanya sama bank BRI, bukan bank tetangga wahahahaha.

Ini penampakan kartu Brizzi. Macem-macem banget gambarnya, biar nasabah ngga bosen lihatnya.





Bagaimana cara mendapatkan Kartu Brizzi?

Brizzi dijual di bank BRI. Kamu bisa datang ke BRI mana saja, tanya ke CS atau satpamnya, beli deh kartu Brizzi disana.

Kartu Brizzi ini dijual kosong seharga Rp 20 ribu, nah biar ada saldonya kamu harus melakukan top up. Top upnya bisa melalui EDC BRI ataupun melalui mobile banking.


Cara Top Up

Kalau pakai mobile banking/ internet banking BRI berarti kamu harus punya rekening BRI, caranya seperti ini.




Selain internet banking, pakai mobile banking juga bisa yah.

Ngga punya rekening BRI?

Kalau kamu ngga punya rekening BRI, bisa top up pakai kartu ATM bank mana saja, asal menggunakan EDC BRI. Caranya sama saja, ntar pilih menu pembelian juga sama kayak di atas. Jangan lupa untuk aktivasi dulu ya sebelum digunakan.

Sekarang ini kalau kalian malas ke bank, di beberapa pintu tol ada juga petugas BRI yang menjual Brizzi secara langsung. Ngga perlu top up karena Brizzinya udah diisi saldo, dan siap pakai.


Apakah sama dengan kartu debet?

Beda.

Kalau kartu debet, nasabah harus punya rekening dulu untuk punya ATM nya dan harus ada saldo di rekening BRI, kalau kartu Brizzi nasabah ga harus punya rekening di BRI, siapa saja bisa memilikinya.

Jadi yang saat ini belum punya rekening di BRI pun ya bisa memiliki Brizzi, karena dia bener-bener kayak uang tunai. Namun biar lebih asoy sebaiknya sih buka rekening dulu biar ntar gampang top upnya *wink

Dimana saja bisa digunakan?

Kartu Brizzi ini bisa digunakan dimana saja sepanjang ada EDC BRI nya. Bisa digunakan di merchant-merchant, di gerbang tol, di tempat parkir, di Indomart, Alfamart, pokoke sepanjang ada EDC BRI, maka bisa digunakan.


Cara pakainya tinggal di tap ke reader Brizzi nya, masukin jumlah uangnya , ntar saldo di kartu akan berkurang. 

Bisa direedem ngga ?

Bisaaaaa.

Kalau misalnya nih kamu lagi bokek, tapi saldo di Brizzi kamu lagi banyak, bisa kok kamu redeem, tapi harus ke teller BRI ya. Datang aja ke CS nya, ntar disuruh isi form, lalu dicairkan deh di teller. Jadi fleksibel banget


Apa saja keuntungan pakai Brizzi


Waduh banyaklah.


  • Praktis tentunya, kamu ngga harus kemana-mana bawa uang tunai. 
  • Bisa dimiliki siapa aja tanpa harus punya rekening bank. Ngga perlu pake PIN dan ngga ada kadaluarsanya. Tapi dia akan pasif kalau tidak digunakan selama setahun penuh. Ya masa sih ngga digunakan setahun kan yah.
  • Bisa banget lho digunakan buat ngatur pengeluaran bulanan. Misal nih kamu punya beberapa kartu Brizzi. Yang satu buat bayar toll, yang satu buat alokasi kalau pakai angkutan umum ntar Trans Jakarta, Commuter Line, atau saat kamu ke Jogja mau pakai Trans Jogja misalnya. Trus kartu lain kamu alokasikan buat belanja bulanan di Alfamart atau Indomart, atau di Carefour, terserahlan. Nah jadi teratur kan keuangannya. 
  • Banyak banget diskon di merchant-merchant yang kerjasama dengan BRI. Ada diskon di tempat-tempat kuliner kayak Medan Napoleon, Burger Gaboh, Burger Caffe, si Bolang Durian, Pelawi Durian, banyak deh, saya sampe ngga hapal ^_^

    Mau info lebih jelas soal promo Brizzi bisa dilihat di IGnya BRI nih khusus untuk promo-promo seru yang ada.. http://instagram.com/promo_bri_medan.
( Baca : Medan Napoleon, Oleh oleh Kekinian dan Halal dari  Medan )

Nah udah dijembrengin tuh A-Z tentang Brizzi. 

Balik maning ke pertanyaan di awal tadi, gimana kalo tiba-tiba pas udah masuk tol eh ternyata saldonya kosong?

Wew, makanya gunakan mobile banking BRI untuk cek-cek saldonya. Kamu bisa gunakan hape yang ada fasilitas NFC nya untuk langsung cek saldo, buka mobile banking, pilih menu Brizzinya, tempelkan kartunya, langsung terlihat saldonya.

Hape yang punya fitur NFC itu setau saya sih Sony dan Samsung Galay Note. Cara mengetahui hape kita punya fitur NFC atau ngga, seperti ini :

Masuk ke menu Settings > Wireless & Networks > lalu klik More. Fitur NFC akan terlihat jika smartphone kamu mendukungnya.



Kalau ngga ada?

Ya belilah ah.



YANG PERLU DIPERHATIKAN NIH :

JANGAN LUPA AKTIVASI DEPOSIT SEBELUM MENGGUNAKAN KARTU ELEKTRONIK, APAPUN JENIS KARTU ANDA.

Ini harus diinget ya frend, jangan sampai merasa udah top up trus lupa aktivasi. 


Gimanaaa, udah siap belum buat hidup cashless?

Oya lupa, Brizzi ini bisa banget lho kamu jadikan hadiah buat orang terkasih , eeeaaaa.Hari gini orang dikasih e money pasti hepilah.


APAAAA ngga ada yang ngasih kamu Brizzi???


Baiklah, karena ngga ada yang ngasih kamu Brizzi, saya bakal kasih kalian Brizzi gratis untuk orang yang beruntung


Caranya ?

  1. Share dong tulisan ini, biar banyak yang baca jadi banyak yang tau soal ketentuan bayar tol pake elektronik money, aka Brizzi. Sharenya boleh dimana aja, boleh di FB, di Twitter, terserah. 
  2. Follow akun Instagram akuh ya → @winditeguh, buat apa? biar kalian bisa baca pengumuman pemenangnya.
  3. Follow juga akun IG  → @promo_BRI_Medan, biar kalian ngga ketinggalan info promo yang sedang berlangsung.
  4. Jawab pertanyaan saya di komen postingan ini : " Kalian pengen Brizzi bikin promo di mana aja? dan kenapa?"
  5. Sertakan data diri ya biar saya gampang mention kalau kamu menang :
    Nama :
    Akun IG :
Pemenangnya yang nentuin saya sendiri. 

Hadiahnya ?

Ada 5 BRIZZI dengan nominal @Rp 50 ribu 

Periode : mulai hari ini sampai hari Minggu tanggal 17 September 2017
Pengumuman : Hari Senin, tanggal 18 September 2017.



Jadi..kalau mau bayar tol tinggal tempel pake apaaaa?

Pake BRIZZI lah 😍😍

Kartuisasi Jokowi

$
0
0
Foto dari sini


Inget ngga waktu jaman kampanye dulu, Jokowi kerap dibully gegara idenya soal kartuisasi. Sempet dibilang tukang kartu malah kalo ngga salah😜😜

Saya inget banget gimana terbata-batanya blio menjelaskan keinginannya agar ada e e e anlah di semua lini. Ya e-KTP, e-budgeting , e- pajak, e-SIM, dsb dsb. Terbata-bata bukan karena tidak tau apa yang dibicarakannya, tapi terbata karena ingin menegaskan betapa pentingnya hal itu.

Pas Kampanye ini Kayaknya


Ide Jokowi saat itu sebenernya sederhana. Melalui kartu dia ingin semuanya berjalan by system, terintegrasi dan transparan, no tipu-tipu. Ia ingin Indonesia memiliki bank data sehingga semua data rakyat Indonesia ini nantinya bisa diakses by sistem, kayak di film-film itu lho, dimana mau nyari data siapa aja bisa melalui internet.

Saya inget pernah denger kata-kata bijak (sorry saya lupa siapa yang ngomong ), bahwa ke depan penguasa dunia adalah orang yang memiliki data dan bisa memanfaatkannya.

Why?

Karena yang namanya data bisa digunakan untuk menerapkan strategi. Ya strategi bisnis, strategi pembangunan, membuat kebijakan , dll.

Kalau selama ini kita selalu mengandalkan data BPS yang masih banyak dilakukan secara manual, ke depannya data-data yang dibutuhkan bisa banget cuma tinggal narik data dari bank data yang ada di bank datanya pemerintah.

Dan kini satu persatu kartuisasi itu mulai terlaksana.

Mulai dari dana-dana bantuan yang diubah dari system tunai menjadi via rekening. Tak kurang dari bantuan non tunai berupa bantuan Rasta (beras Sejahtera ), PKH ( program Keluarga Harapan ), PIP ( Program Indonesia Pintar ), sudah terkartuisasi saat ini.

Ini tujuannya jelas, pertama agar bantuan jatuh hanya ke tangan yang berhak. Karena sudah menjadi rahasia umum, dulu saat bantuan-bantuan ini diberikan dalam bentuk tunai, tak jarang masih terdapat oknum-oknum tak bertanggung jawab yang main pungli aja ke mereka. Bantuan sosial aja masih ada yang ngembat ya, huuuft.



Nah dengan pemberian bantuan via rekening, hal-hal seperti ini dapat diminimalisir. GARISBAWAHI saya sebut DIMINAMILISIR, karena yang namanya niat jahat mah mau systemnya gimanapun selalu ada cara. 

Diminimalisirnya gimana?

Karena untuk mengambil kartu tersebut di bank, bener-bener harus si pemilik yang namanya ada di kartu, dan diberikan via rekening yang mana saat pengambilan jika dia ambil via teller ya harus ada tanda tangan dan tanda pengenal si empunya rekening, jika ngambil melalui ATM maka hanya si pemilik rekening yang tahu no PIN nya. Jadi lebih personal dan lebih aman.

Yang kedua, tujuannya  untuk mendorong percepatan peningkatan indeks keuangan inklusif.

Iyes, karena melalui program bantuan-bantuan sosial tersebut, bank-bank bekerja sama dengan para agent Brilink yang merupakan layanan keuangan inklusif yang melibatkan masyarakat secara langsung. 

Jadi sekali dayung, berpulau-pulau terlampaui 

( Baca : Dapat Gaji Dari BRI Tanpa jadi pegawai BRI )

Mengapa harus kartu dan mengapa harus melalui perbankan ?

Karena melalui kartu yang terhubung ke perbankan, maka system keuangan kita akan muter disitu-situ aja, akan terbentuk closed system gitu lho. Dari pemerintah nyalurin bantuan – masuk rek- nasabah ambil dana dr rek – belanja pake kartu- masuk ke bank- terkumpul dana – salurin ke kredit – kredit untuk mengembangkan usaha – usaha masuk maning ke bank – bank bayar dividen – untuk pembangunan – balik ke rakyat. Gituuu teros, loopnya. 👌👌


Karena disalurkan melalui bank juga maka secara otomatis mereka akan terhubung dengan layanan bank, dan ke depannya, jika mereka memiliki usaha dan kemudian ingin mengembangkannya, bisa meminta kredit mikro di bank sehingga tidak perlu meminjam uang dari rentenir atau lintah darat yang bunganya sungguh mencekik leher. Pinjaman berbunga rendah dengan syarat ringan saat ini ada yang namanya KUR di bank-bank pemerintah.☝️☝️(plis ingetin untuk nulis soal KUR di blog)

( Baca : Tentang Kredit di Bank )


Nah, yang terbaru nih, seluruh pegawai di bawah kementrian BUMN diwajibkan memiliki kartu Tanda Pengenal Pegawai yang bundling dengan uang elektronik, kayak di foto ini . Kartu pengenal yang berfungsi sebagai e money juga.




Beberapa BUMN bundlingnya dengan BRIZZI  dari BRI, kayak PLN, KAI, 👍👍 yang lain apa lagi yaaa? hahaha males nyari info :)

Jadi si kartu pegawai bisa juga digunakan untuk belanja, dipakai bayar toll, parkir, dsb.

( Baca : Bayar Tol Tinggal Tempel )


Intinya, ntar ke depan diharapkan BUMN ini bakal mendrive untuk BUMN goes digital sebagai pendukung pembentukan National Payment Getaway (NPG ).

Apaan tuh?

National Payment Getaway itu adalah sistem pembayaran non tunai yang digunakan khusus di Indonesia. Garisbawahi nih KHUSUS DI INDONESIA.

Jadi, kalau system yang ada saat ini , setiap transaksi non tunai kita baik kartu debet maupun kartu kredit, data pembayarannya diproses di luar negeri dan kembali ke dalam negeri pada saat penagihan. Padahal, transaksi pembayaran untuk kartu kredit misalnya berdasarkan catatan BI, sekitar 80 persen transaksi terjadi di dalam negeri, dan 20 persen sisanya di luar negeri. 

Nah saat ini kita itu masih menggunakan perantara perusahaan asing seperti Visa dan Mastercard. Karena ada perantara maka akan ada fee tambahan. Fee tambahan ini dibebankan ke pedagang dan ke penerbit kartu .

Tentu akan lebih efisien kalau Indonesia memiliki sendiri badan atau perusahaan yang menjadi perantara segala transaksi non tunai tersebut. Imbasnya nanti biaya transaksi bakal lebih murah, termasuk transfer antar rekening juga biayanya akan lebih murah.


Nah Sistem NPG ini memungkinkan transaksi pembayaran non tunai dapat diproses di dalam negeri. Ada 4 bank yang ditunjuk untuk pengembangan gerbang pembayaran nasional ini, yaitu BRI, Mandiri, BNI, dan BCA. Keempat bank itu akan bertindak sebagai acquirer , artinya mereka mampu melakukan kerjasama dengan pedagang untuk memproses transaksi dari uang elektronik yang diterbitkan.

Apa untungnya untuk Indonesia, untuk kita semua?

Ya jelas banyak banget, pertama Indonesia dapat mengontrol sendiri transaksi domestiknya khususnya yang menggunakan pembayaran via kartu. Trus kita tentu saja bakal berkurang ketergantungan terhadap pihak principal luar. Transkasi non tunai juga jadi lebih efisien lebih murah, ujungnya akan tercipta kedaulatan system pembayaran Indonesia, karena bank kita sendiri nih yang mengontrol transaksi domestic kita. 

( Baca : PBI Tentang National Payment Getaway )

Nah lho, dari kartuisasi ini bisa jadi langkah awal Indonesia yang berdaulat lho, hari gini mah kedaulatan negeri ngga cuma dari angkat-angkat senjata aja ya gengs, tapi dari kedaulatan keuangan melalui proses digitalisasi transaksi keuangan domestik juga bisa dilakukan. 😍😍

Hayoo siapa yang masih ngetawain program kartu-kartuan ala Jokowi 😄😄

***

Kemarin pas saya posting di FB, banyak juga yang komen. Beberapa komentar yang pengen saya bahas, saya tulis disini aja deh ya .


 E- KTP msh banyak masalah MBA.. Itu aja yg harus diutamain


Naini, ngga hanya E-KTP yang jelas-jelas lagi kesandung masalah korupsi, program lainnya juga masih banyak kendala kok. Seperti bansos tuh, masih buanyak banget hal-hal yang harus diperbaiki, mulai dari proses pencetakan kartu sampai pendistribusian ke yang berhak menerima.

Namun, kalau ngga dimulai ya kita ngga akan tahu bakala ada kendala. Ya ngga?

Sp Untuk e-KTP, ayo kita kawal aja kasusnya yah.


Klo berani: 1 kartu bisa berfungsi sebagai: KTP, SIM, BPJS, ATM, NPWP, kartu rumsh sakit, Kartu siswa, bisa buka semua pintu hotel, perpus, dll. Semua terintegrasi. Jadi klo mau daftar apa saja tinggal kasih kartu itu, beres, gak perlu lagi nulis form yg begitu banyak. Syukur-syukur kartu itu bisa merekam jejak seseorang. Misal, dulu domisili dimana, sekarang dmn... (Maklum sisa mimpi tadi malam,😀😀😀)


Kita juga pasti maunya semua praktis, kalau bisa satu kartu mah bisa buat semua, bahkan bisa buat bayar kalau mau ke toilet umum. Tapi saat ini namanya juga baru memulai, akan lebih gampang kalau per kartu dulu, karena tiap kartu itu yang punya urusan beda-beda kementrian.

Kayak E-KTP : Itu hubungannya ke kementrian dalam negeri
Rasta dan PKH ; ke Kementrian Sosial
PIP : Ke Kementrian Pendidikan
E-Tilang : Ke Kepolisian
ATM : Ya ke Bank, hubungannya ke Bank Indonesia dan OJK.
NPWP : Ke Dinas Pajak
BPJS  Ke Kementrian Kesehatan

Sabar ya. Yang namanya birokrasi ngga semudah ngomonong " POKOKNYA", xixixi.


ampa skg kayanya masih di bully klo urusan kartu win. kan banyak kartu saktinya....hehehehe



Iyes tentu saja, sampai kapan pun Jokowi akan dibully kok. Yang bully pasti ada alasannya. Pertama mungkin karena ngga tau atau ngga mau tau dengan tujuan kartuisasi era Jokowi. Kedua, ya mungkin karena yang namanya Jokowi di matanya selalu salah, kalau udah seperti ini ya gimana dong yah hahahah. Alasan ketiga, ya karena orangnya mungkin susah diyakinkan sebelum semua bisa lancar jaya tanpa kendala berarti dan mungkin dianya bukan termasuk orang yang menikmati proses.

Ngga apalah. Bully-an seperti ini mah cukup nunggu waktunya aja, kita doakan bersama semoga semakin dibully semakin berusaha jadi lebih baik yes. 


Yang jelas ada pihak yang untung dan ada juga yg rugi.


Off Course yess. Apapun di muka bumi ini mah memang selalu punya dua sisi mata uang kan yah.

Yang diuntungkan tentu ya kita-kita ini, rakyatnya.

Yang dirugikan jelas banyak. Orang-orang yang pengen nyari celah, yang pengen korupsi, yang pengen tipu-tipu, oknum-oknum yang suka pungli tentu bakal dirugikan banget mah .


kebanyak kartu sakti, proyek kartu jadiinya. lumayan banget tuh klo jadi vendor kartu. suply ke 1 proyek aja dpt berapaan tuh



Ini komen gengges tapi ngga apalah :)

Kalau soal proyek-proyekan mah saya kurang begitu mengerti ya. Tapi kalau kartunya yang dikeluarkan bank, kayak kartu PKH, PIP, Rastra itu mah ngga ada proyek-proyekan, wong skemanya sama dengan buka rekening. Apa iya kalian kalau buka rekening dikenakan biaya? Ngga kan? Wong gratis, jadi disini ngga ada proyek-proyekan kartu ah.

Kalau e-KTP saya kurang tau, jadi ngga berani bahas. 


Kalau soal kekurangan tentulah program mana sih yang ngga ada kekurangannya? Yang penting kita tahu bahwa kita sedang menuju ke arah yang lebih baik, bukan begitu?







Pacaran Beda Agama?, Putus atau Lanjut?

$
0
0
Wow tema GesiWindiTalk kali ini sungguh membuat saya maju mundur untuk menulisnya. Pas Gesi lempar tema ini, saya sempet mikir sejenak, mau ambil atau skip. Pertama, karena tema ini sensitif, kedua karena alasan pribadi tentu saja. Namun setelah saya pikir-pikir yo wis saya nulis aja, karena........................................................ saya memang punya pengalaman pribadi soal ini. Bukan hal yang saya tutup-tutupi tapi memang ngga pernah juga diumbar-umbar.





Jadi ini mungkin perdana banget saya nulis soal pacaran beda agama di blog ini. Untuk itu saya harus cerita dulu pengalaman pribadi. Disclaimer tulisan ini hanya berbagi cerita semata siapa tau ada yang lagi kebingungan atau mau cerita tapi malu atau mau cerita tapi takut dijudge atau alasan-alasan lain. Bukan untuk membuka aib atau mengenang-ngenang yang telah berlalu, No.

Triggernya pertanyaan dari pembaca blog Gesi :

"Gimana kalau semua hal sudah terasa tepat sama pacar, tapi beda agama"


Saya bakal jawab langsung, bahwa yang namanya pacaran beda agama, bisa saya pastikan memang semuanya itu terasa tepat. Karena, menurut pengalaman saya, saat kita pacaran dengan perbedaan yang begitu besar maka bisa dipastikan ya kita itu cocok banget dalam hal lain sama ybs, selain agama. Iyes, satu-satunya yang ngga sama itu ya keyakinan. Karena kalo ngga cocok banget, udah pasti ngga akan ada pertanyaan di atas, udah pasti ngga akan ada orang yang bingung, mau lanjut atau cukup sampai disini. Karena jika ada saja satu hal yang mengganjal udah pasti itu kita jadikan alasan buat putus tanpa harus memperhatikan alasan soal agama, ya ngga?

Kalau ada pembaca yang langsung ngejudge " Ya salah elu sih, udah tau beda agama, kenapa pacaran, pusing sendiri kan jadinya"

Trust me, ngga sesepele itu masalahnya. Ngga ada orang yang bener-bener memahami soal pacaran beda agama jika tidak mengalami sendiri. Maka, beruntunglah kalian yang tidak pernah dipertemukan dengan masalah maha membingungkan dan bikin galau ini.

Karena saya percaya yang namanya hati, perasaan itu katanya aja kita yang miliki tapi sebenernya kita kadang ngga punya kuasa buat menghadirkan atau menghalang perasaan yang ada.

Duh napa gw jadi puitis gini. Ngga, saya ngga akan menceritakan ini dengan sudut pandang mellow dan baper, tapi dari sudut pandang realitas, halah.

Saya dulu pacaran sama seseorang sebutlah namanya " Rangga" yang jelas-jelas saya tau agamanya apa, ya awalnya sama dengan kebanyakan kalian-kalian anak remaja yang lagi jatuh cinta. Saya dulu sekolah di SMA berasrama, 24 jam ketemu dengan orang-orang yang sama sampai hapal tingkah laku, kebiasaan, kebaikan, kejelekan bahkan bangun tidurnya temen seasrama ya kita tau gimana modelnya, rupanya, jeleknya.

Saya sekelas dengan dia, duduk dengan jarak meja yang hanya berseberangan doang. Pergi pulang sekolah di barisan yang sama, ngobrol saat di jalan, bertatap muka setiap hari.Witing tresno jarane seko kulino, ya seperti itu namanya cinta remaja, kadang kita ngga tau darimana datangnya, kapan dimana dan oleh siapa.

Jujur saja awal Rangga bilang suka sama saya, ya saya nolak dong, gila aja ngapain gw pacaran sama elu yang jelas-jelas beda. Ditolak sekali, coba lagi, ditolak lagi, coba lagi.

Apakah saat itu saya beneran ngga ada rasa sama dia?

Boong banget. Saya suka, tapi saya ngga mau, karena yaitu saya tau kami beda, titik.

Long story short setelah mati-matin berusaha mengabaikan perasaan sendiri, pacaran dengan orang lain dulu (temennya Rangga ), akhirnya kami jadian juga. FYI, orang yang pacaran beda agama bisa saya katakan bukan orang-orang yang dengan mudah menyerah kalau ditolak.

Awalnya mungkin cuma kepikiran, " Ah masih muda ini, ntar juga putus". atau " Ah liat ntar ajalah, kan ngga mungkin gw nikah sekarang". But, seperti kata pepatah, semakin kenal seseorang, cuma dua gendangnya, ya kalau ngga makin sayang ya makin ngga suka. Sialnya ternyata yang terjadi adalah yang pertama.

Makin lama bukannya makin menemukan alasan untuk berpisah, malah ngga nemu alasan kenapa harus berpisah, kecuali tentang perbedaan itu.

Why?

Kita suka musik yang sama, sepakat untuk hal-hal yang sama, ketawa untuk hal yang sama, mengumpat untuk hal yang sama. TAPI KITA BEDA.

Iya ngga usah dikasih tau, kita sadar banget hal itu.

Saya putus nyambung sampai belasan kali, ngga mau ketemu sampe level menghindar bertatapan mata di kelas karena takut goyah lagi. Nyambung lagi saat kuliah, untuk kemudian putus berkali-kali lagi. Lelah bangetlah. Kami LDRan, dan ngga pernah sama sekali ada cerita selingkuh atau gimana. To Be Honest seperti kata pepatah, LDR-an paling jauh itu bukan LDR-an beda kota atau beda negara, tapi ya LDR-an terberat itu adalah LDR-an beda rumah ibadah. Rasanya makin lama makin jauuuuuh banget, tapi sekaligus makin terasa dekat.

"Sempet ngga ngomongin soal perbedaan ini, siapa tau ada yang mau ngalah?"

Sempet banget berkali-kali.

Mulai dari " Oke aku akan coba belajar agamamu", katanya, sampai " Kenapa ngga tetap beda aja, asal saling menghormati?"

Hingga akhirnya, kami mulai berfikir rasional, ngapain menjalani sesuatu yang ngga tau mau dibawa kemana akhirnya.

Yang bilang " kok ngga dari kemarin aja"- percayalah itu pasti sudah dilakukan para pasangan beda agama, tapi ya ngga bisa, karena udah merasa cocok banget tadi. Sampe ngga bayangin ada orang lain yang bisa menggantikan dia.

Kami sampai pada titik jenuh, jenuh berandai-andai. Dan akhirnya sepakat untuk " Kita akhiri ini semua, jangan saling berhubungan, jangan saling telpon, jangan saling bertanya kabar"

Jangan ditanya gimana beratnya. Itu kejadian saya kuliah semester 4. Saya sempet bolos kuliah beberapa hari, karena nangis bombay di kos. Ngga selera makan, ngga selera ngapa-ngapain. Kerjaanya dengerin lagu Linkin Park doang, dengerin lagu Brian Adams sampe mewek-mewek.

Sempet banget tergoda buat nelfon, sempet banget tergoda buat datang ke Bandung. Syukur banget saat itu saya belum punya hape, jadi nelfon ngga segampang itu dan ketemu ngga semudah kos-an rumah gebetan.

Sempet pacaran lagi tapi ga bertahan lama, sebulan paling udah putus. Saya mulai serius kuliah, lulus, cari kerja, memperbaiki diri, memantaskan diri untuk orang lain yang saya ngga tau siapa. Sampai saya bener-bener bisa melepas dia dari hati saya, dari pikiran, dan bahkan ngga kepikiran sama sekali lagi soal dia barulah saya berani membuka hati untuk orang lain, dan itu saat usia saya udah siap nikah. Jadi tujuannya memang bukan buat pacaran.

Gila ya, kalau dipikir-pikir ternyata saya itu type setia banget.

Sampai akhirnya saya ketemu dengan mas Teguh, jatuh cinta lagi, kesengsem lagi, dan bersyukur banget, bahwa saya dulu memberanikan diri berhenti dari hubungan tanpa kejelasan.

Disitu saya baru merasakan banget, bahwa saat kita meninggalkan sesuatu karena tujuan kebaikan, bakal hadir seseorang yang jauh lebih baik. Karena yang tau apa yang terbaik buat kita kadang bukan diri kita, tapi yang nyiptakan kita.

Berjodoh dengan Mas Teguh yang sayang saya, sayang anak, mendukung segala kegiatan saya plus bisa beribadah bersama .Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan.😍😍

My Point is, bagi kalian yang sedang bingung, galau merana ingin menentukan langkah, putus atau lanjut, saya hanya mau bilang hal ini :

Percayalah sama saya, bahwa awalnya beraaaaaat banget, saya ngga akan boong, berpisah dengan seseorang yang kita rasa cocok banget dengan kita, mengerti kita, tau apa yang kita suka, beratnya sungguhlah ngga terbayangkan. Iya awalnya juga saya ngga bisa bayangkan, semua terasa suram, gelap, kayak hopeless sama masa depan. Tapi plis dengerin saya, waktu akan menghapusnya. Mungkin ngga sebulan, dua bulan, setahun, dua tahun, empat tahun, tapi kamu pasti bisa melupakannya. Dia akan menjadi masa lalu di seberang jembatan saja, makin lama makin samar hingga akhirnya ketutup bayangan pohon, semakin jauh dan hilang dari pandangan.

Kamu ngga harus memaksakan diri berpisah saat ini juga jika kamu belum merasa siap. take your time, but semakin cepat kamu menghentikannya, semakin cepat kamu bisa membakar jembatan di belakangmu dan memulai perjalanan baru.

Jika kamu sudah memutuskan untuk berpisah, kamu harus serius menjalaninya. Putuskan semua hal yang berhubungan dengan dia. Ganti nomor kalau perlu. Ini bukan mengada-ngada, tapi semakin sedikit akses kamu kepadanya, maka semakin cepat kamu bisa menghilangkan bayang-bayangnya. Ngga usahlah berdalih yang penting tetap sahabatan, tetap temenan, sekali lagi percaya sama saya, kamu ngga mungkin jadi temannya dia lagi apa lagi sahabatnya. Kecuali kamu mau ambil risiko buat dilanda kegalauan lagi.

Minta dukungan keluarga, atau sahabat atau siapapun yang kamu percaya untuk melewati masa-masa sulit itu. (jangan bilang lebay), karena setelah putus kamu mungkin akan tergoda untuk kembali, mungkin dia yang ngajak kembali. Kuatkan tekad dan say gud bye untuk semuanya, selamanya.

Ingat-ingat kata Ariel Peter Pan

" Engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu"

Yup, biarlah hujan yang menghapus jejaknya.

Untuk menghapus kenangan itu kamu sebenernya ngga butuh macem-macem hal, yang kamu butuhkan cuma waktu. Serahkan sama waktu saja, waktu yang akan menghapusnya, dan waktu juga yang akan menjawab bahwa apa yang kamu takutkan saat ini, ternyata nanti akan menjadi hal yang kamu syukuri.

Saya ngga mengatakan bahwa pacaran beda agama harus putus. Kita sudah dewasa, tau apa yang terbaik untuk diri kita. Buktinya Gesi fain-fain aja dengan Adit. Yes.

Jujur saya kagum sama orang-orang seperti mereka, kagum dengan kegigihannya berjuang.

Tapi bisa berjalan baik untuk mereka , belum tentu bisa untuk yang lain.

Bagi saya pribadi, saya pilih putus, karena seperti yang saya katakan, untuk menikah, bagi saya , saya harus satu prinsip untuk hal-hal besar yang substansial, dan bagi saya keyakinan termasuk di dalamnya. terlalu risky untuk saya menikah dengan seseorang yang tidak sepaham untuk hal itu. Dan saya bukan orang yang berani mengambil risiko itu. Saya terlalu takut.

Saya mungkin seorang risk taker dalam bekerja, namun untuk hubungan seumur hidup, saya ngga berani, beneran ngga mau ambil risiko sebesar itu, maka saya memutuskan untuk mundur dan berhenti. Dan sampai detik saya menulis ini, saya tidak pernah menyesali keputusan itu.

Apalagi setelah menikah, kayak kata Sabtu bersama ayah, pernikahan itu bukan hal yang mudah dan butuh perjuangan, maka saya juga ga mau nambah-nambahin perjuangannya dengan perbedaan yang bagi saya akan membutuhkan effort yang sangat besar untuk diselaraskan.

Akhir kata, saya mau menegaskan kembali, tujuan saya nulis ini karena saya tau banget gimana rasanya dalam posisi galau menentukan langkah. Dan saya pengen jika ada orang yang di posisi seperti saya dulu,minimal bisa dapat contoh nyata bahwa berpisah karena perbedaan keyakinan itu mungkin berat tapi kamu  akan mensyukurinya kelak. Saya yakin setiap hal yang terjadi di hidup kita ini ngga mungkin cuma kebetulan, pasti ada maksud dan pelajaran yang bisa diambil darinya.

Sebagai penutup, nyok nyanyi lagunya Dewi Lestari " Malaikat juga tau, siapa yang jadi juaranya"









Bermain Sepatu Roda

$
0
0



Udah beberapa bulan ini Tara punya hobi baru. kalau yang follow Instagram saya (Follow dong kakaaaa di @winditeguh ), pasti pada ngeh Tara lagi maruk-maruknya main sepatu roda. Hampir tiap minggu sama papanya dibawa main ke USU. Soale di USU ada aspalnya jadi enak buat main sepatu roda, kalau di komplek perumahan kami ngga bisa soalnya jalannya dari batako, jadi ngga rata. Duh suseh ya, mau main aja harus ke USU hahaha.

Awal mula Tara suka main sepatu roda itu gegara pas main ke rumah sepupunya di Jakarta pas lebaran kemarin. Lihat kak Icha dan bang Aqlannya main sepatu roda, dia pun langsung pengen. Pulang dari Jakarta langsung tiap hari nagih minta dibelikan sepatu roda. Duuuh, anaknya reaktif nih kayak emaknya hahaha.

( Baca : Things I Hate About Me )

Nah, gara-hara sering instastory pas Tara lagi main sepatu roda, jadi banyak yang DM nanya-nanya. Beli sepatunya dimana, harganya berapa, mainnya gimana kok Tara kelihatan udah jago.

Yuklah kita jawabin satu-satu.


Beli Sepatu rodanya dimana?

Awalnya saya juga sempet bingung nih sepatu roda beli di mana. Pertama nyari ke SOGO, ngider-ngider di bagian sepatu anak, ternyata yang ada itu model sepatu roda buat fashion gitu alias dipake di mall, jelas ngga pas sama keinginan Tara. Lanjut nyari di segala sport station yang ada di Medan, ternyata ngga ada juga. Terakhir iseng nyoba cari di Transmart Carrefour Plaza Medan fair, dan ternyata ADA sodara-sodara #terharuuuu.

Jadi carilah di Transmart langsung, ngga perlu ngider-ngider kayak saya. Dia ada di lantai 2 Plaza Medan Fair, di bagian deket sepeda-sepeda dan mainan anak.

Kalau kamu males nyari di Carefour bisa juga lho cari online. Ngga usah khawatir ntar ukurannya salah karena ternyata sepatu roda itu punya ukuran yang unik.




Ukurannya ?

Jadi ternyata ukuran sepatu roda itu , untuk satu sepatu bisa dipake sampai 3 ukuran lho, baru tau saya. Jadi ukurannya itu modelnya misal :28-31. Artinya bisa dipake anak yang ukuran sepatunya 28-31. Dia bisa distel stel gitu panjang pendek sepatunya, jadi fleksibel banget mah untuk anaj-anak yang kakinya cepat banget ya bu ibu tiba-tiba udah bertambah panjang.

Itu tombol Pushnya bisa untuk melebar dan menyempitkan panjang sepatu


Oya, Tara pake sepatu rodanya yang model In line Skate ya.


Harganya?

Tenaaang, harganya ngga bikin kantong emak bapaknya bolong kok. Karena saya belinya di Carrefour ya jadi harganya memang ngga mahal-mahal amat, soale dia bukan barang branded sih ya. Sekitaran 250 ribu- 400 ribu tergantung merknya. Kalau punya Tara itu harganya 260 ribuan. Ada juga yang jual di ELC gitu sejutaan, tapi saya sayang mah, soalnya Tara anaknya bosenan, jadi ga apalah yang murce-murce ya, hahahah. #emakmedit


Kok Tara langsung bisa?


Ini banyak yang nanyain, kok tara cepet banget udah bisa main sepatu roda.

Hahahaha, sebenernya ngga lho. Tara mah jatuh-jatuh terus, kalo saya pas videoin itu yang pas lagi oke oce ya karena emang dipilih yang diaplod, xixixix.

FYI untuk sepatu roda Tara, saya memang ngga pakein ala in line skate, tapi di roda belakangnya itu saya pasangkan rodanya dua-dua bersebelahan ( bukan segaris), jadi bagian belakang nopang berat badan Tara, makanya seolah-olah langsung bisa hahahahah ( bongkar rahasia).



Caranya, ntar distel aja rodanya, di paketan pas beli sepatunya ada kok, besi, mur, baut, dan obeng untuk mengaturnya. Atau kalau males rempong ya minta bantuan si abang carefor aja buat nyetelin.

Kok ngga dipasang segaris aja?

Soale main sepatu roda sama Tara itu untuk have fun. Tara itu anaknya mutungan, dulu pas diajak renang pertama kali, saya pakein pelampung yang tangan, trus dia kayak mau tenggelam gitu, sejak itu ogah banget diajak renang, sekarang sih udah mau lagi. jadi saya ngga mau Tara putus asa duluan hahaha, biarinlah dia hepi-hepi dulu main sepatu rodanya, ntar kalo dah gape baru kita sebarisin rodanya.

Jadi buat bu ibu yang pengen anaknya main sepatu roda tapi khawatir anaknya ngga bisa dan jatuh-jatuh, ngga usah khawatir dan ragu lagi, ngga bakal jatoh kok.

Tapi emang kalau saya pikir-pikir, Tara termasuk cepet bisa sih ya (emaknya muji-muji anak sendiri). Ya gimanaaaaaa tiap malam di rumah dan kamar jadi arena sepatu rodanya dia sih huhuhu.

Perlengkapan Lain?

Nah biar main sepatu rodanya aman, lengkapi si anak kita dengan helm, pelindung siku, dan pelindung lutut. Set dah sok nasehatin orang, Tara aja belum saya beliin pelindung lutut dan siku. Soalnya ngga sempet-sempet beli.

Tuh sebenarnya Tara punya helm, tapi kadang emaknya lupa bawain 


Tipsnya

Tips main sepatu roda ala Tara sih cuma satu, pas main, ajarin anaknya nyelarasin antara gerakan tangan dengan kaki aja. Kalau saya, biasanya di rumah, saya peragain seolah-lahh saya main sepatu roda juga, saya gerakkan tangan ke kanan dan ke kiri, dengan posisi kaki huruf V.

Jadi gini, ayunkan kedua tangan ke arah yang sama bersamaan, misal ke kanan, maka kaki kanan yang melangkah duluan, begitu sebaliknya. Mudah-mudahan bisa cepet bisa kalau caranya bener. Search di youtube aja deh banyak.

Yang Harus diperhatikan

Jangan lupa pakai kaos kaki ya, dan pake celana panjanglah saat main, biar kakinya ngga lecet-lecet. Terakhir, si anak jangan diberi beban saat main sepatu roda. Jangan dipaksa harus mahir. Kalau bagi saya sih, ngajak Tara main sepatu roda cuma buat seneng-seneng aja, having fun daripada anaknya main gadget terus di rumah (Tara si hantu gadget).

Di rekam, trus tunjukin ke anaknya kalau udah selesai, pasti anaknya hepi banget.

Ya udah deh, selamat main sepatu roda kawan-kawan Tara semua.









Segabruk Pertanyaan Sebelum Menikah

$
0
0
Kemarin baca artikel soal hal-hal yang harus diperhatikan pasangan sebelum bercerai. Duh bacanya kok sedih ya.

Kalau menurut saya pribadi sih sebenernya alih-alih ngomongin perceraian, yang paling penting diketahui orang itu malah hal-hal sebelum memutuskan menikah. Karena mending nyiapin mental dulu sebelum kejadian, daripada udah nikah trus mikirin apa saja yang harus diperhatikan sebelum bercerai. #cry


Hal yang mungkin tidak banyak dilakukan oleh calon pasangan pengantin jaman now itu adalah mewawancarai calon pasangan. Mungkin segan, mungkin dianggap ngga penting, atau mungkin merasa" Ah kan udah kenal ini, masa pake wawancara segala, kayak yang mau melamar kerjaan aja". Lha iya, melamar kerjaan aja si owner memastikan memilih orang yang paling pas dengan kriteria yang dibutuhkannya apalah lagi pasangan hidup, orang yang bakal kita mintai pendapat dan berbagi segala masalah hidup baik buruk selamanya. SELAMANYA

Menggali sedalam-dalamnya dan sebanyak mungkin hal-hal yang perlu kita ketahui itu ngga tabu sama sekali. Supaya kita bisa menimbang, persamaan atau perbedaan yang ada masih bisa kita tolerir atau tidak.Ya kan ngga mungkin juga bisa nemu orang yang plek ketiplek sesuai keinginan kita, pasti ada kurangnya, pasti ada ngga cocoknya, namun kita bisa putuskan, kalau masih bisa ditolerir bisa ya lanjut, kalau ngga kita bisa ya hentikan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

Jadi, mau menikah itu jangan pake perasaan tok, dipakai juga logikanya. Keduanya harus sejalan. Jangan karena ngga enak nih udah lama pacaran, atau karena udah terbiasa sih sama dia, jadi melupakan hal-hal krusial seperti pandangan dan prinsip hidup yang ternyata setelah menikah , kalau perbedaannya jauh banget bisa bikin lelah luar biasa.

( Baca : Menikah Atau Tidak )

Tentu lebih baik berderai-derai air mata di awal dibanding harus terpaksa berderai-derai air mata pas kapal udah berlayar. Atau malah sialnya, ngga bisa punya pilihan karena pertimbangan reputasi, keluarga, gengsi, finansial atau anak. Huhuhu pasti sedih.

Sejujurnya, saya dan Mas Teguh dulu juga  ngga sempat mengajukan banyak pertanyaan sebelum menikah, namun tetep lho walau ngga banyak tapi saya tetep nanya macem-macem (lha gimana?).

Namun kalau boleh berbagi sedikit cerita, saya mau nyeritain beberapa pertanyaan yang saya ajukan ke suami sebelum menikah dulu. Siapa tau ada yang bingung nih mau nanya apa ya sama calon pasangan.

Untuk pertanyaan dulu, saya hanya menanyakan beberapa hal yang prinsip saja. Prinsip menurut saya tentunya ya, karena tiap orang mah beda-beda hal yang paling penting untuknya. Jadi disesuain sama apa yang jadi hal-hal substansial bagi kita.

Tujuannya, agar kita yakin bahwa calon pasangan kita ini adalah orang yang punya prinsip hidup yang sama dengan kita. Prinsip hidup ya bukan sifat, karakter atau kebiasaan. Harus dibedakan.

( Baca : Bagaimana Jika Pasangan Beda Karakter ? )

Oke here we go.


1. Kenapa dia memilih saya?

Wahahaha kenapa ini jadi pertanyaan nomor satu?

Ya karena perlu taulah, dia milih saya karena apa nih, karena iseng, karena ngga ada pilihan, atau karena saya sesuai kriterianya dia, atau karena saya menarik hatinya ahsek.

Saya juga udah hampir lupa sih jawabanya. Tapi kurleb suami bilang, karena saya dan dia sekufu.

Kami berasal dari latar belakang keluarga yang kurang lebih sama. Saya anak seorang guru blio juga demikian, Jadi dia merasa ngga akan ada masalah dalam hal perbedaan tingkat ekonomi. Pendidikan kami juga sama, dan gaya hidup kami ngga beda jauh. ok sip.

Catet tuh, sekufu itu penting menurut saya. Jadi walau kata manis manja grup, biar satu tinggal di istana dan yang satu di gubuk derita, kalau memang sudah jodoh ya bakal nikah juga, saya sih kurang setuju. Mending pilih pasangan yang kondisinya ngga jomplang deh sama kita. Bikin hati lebih tenang dan posisi kita square.

Dan lagi memang lebih enak sih, jadinya kita juga ngga canggung saat masuk ke keluarga dia, dianya juga ngga canggung mask ke keluarga kita.

Alasan lain kata suami, kayaknya agak gombal, yang kayak saya cakep lah#uhuk, mandirilah bla bla bla……, humoris, pinter xixixi. Ini beneran jawaban suami, apa muji diri sendiri neng.


2. Dia akan mengizinkan saya tetap bekerja atau tidak?


Pertanyaan kedua itu juga penting banget, menyangkut identitas kita sebelum ketemu dia dan menyangkut kesiapan kita akan perubahan status. Jangan sampai setelah menikah, eh kita tiba-tiba disuruh berhenti kerja, padahal sebelumnya ngga ada pembicaraan mengenai hal ini. Berabe kan. Karena resign atas kerelaan diri sendiri dengan resign karena dipaksa itu beda ntar penerimaan diri pasca resignnya. Jadi tanyakan dan pastikan dulu padanya.

Untungnya suami saya yang ngga masalah gitu mau saya kerja atau tidak, Semua diserahkan ke saya. Ih seneng banget deh, soalnya walau saya ngga bercita-cita menjadi wanita karir selamanya namun saya juga mau kalau suatu saat saya resign dari pekerjaan itu bukan karena terpaksa, tapi karena kemauan saya sendiri.

( Baca : Pentingkah Istri Memiliki Penghasilan Sendiri?)


3. Dia mau ngga menerima saya beserta kesalahan-kesalahan di masa lalu?


Yang ketiga, bagi saya penting juga karena namanya suami istri itu ngga boleh ada rahasia, bisa berabe nanti. Pernah dengar kan pepatah yang bilang “ Seorang pria dilihat dari masa depannya, seorang wanita dilihat dari masa lalunya”. Makanya saran saya, jangan ada dusta di antara kita. Kalau dia ngga bisa menerima masa lalu kita, yo wis mungkin dia memang bukan jodoh kita.

Penting gitu cerita semua-muanya ?

Penting pakai banget. Apalagi kalau kamu punya kisah kasih panjang. Apalagi kamu jenis orang yang suka bercerita, yakin ngga bakal keceplosan ?, xixixi. Makanya daripada menjadi bom waktu, mending cerita aja. Tentang si A, si B, si C. Kalau memang dia jodohmu, ntar kalian bakal nertawain cerita-cerita itu, dan jika suatu saat kepentok di jalan sama sesorang di masa lalu, ya biasa aja gitu, ngga pakai rikuh-rikuhan.

( Baca : Pacaran Beda Agama, Putus Atau Lanjut?)


4. Apa pandangannya tentang poligami

Beneran saya nanyain ini sebelum nikah dulu.

Saya yakinlah mana ada sih perempuan yang punya cita-cita dipoligami. Makanya penting menanyakan ini di awal, minimal tau gitu pandangan dia. Dari jawabannya silahkan putuskan siap ngga nerimanya. Ada lho laki-laki yang sedari awal terang-terangan bilang kalau dia pengen suatu saat berpoligami maka istri harus ijinkan.

Suami saya sih bilangnya pada saat itu, dia pengen seperti bapaknya, yang cuma setia sama ibunya. Pengen kayak abang-abangnya yang menganggap keluarga adalah segalanya. Yup cukuplah jawabannya. Walau ngga secara tersurat bilang ngga setuju poligami.


5. Bagaimana kalau kami ngga punya anak ?

Percaya ngga percaya saya sempat menanyakannya. Ini kedengeran kok kayak pesimis, padahal perlu ditanyakan, karena ngga tau sih ya, kayaknya beberapa tahun belakangan kok banyak banget melihat pasangan yang dapet anaknya lamaaaa banget. Ya saya salah satunya. Dulu sempet nanyakan hal ini dan jawaban Mas Teguh itu.

Dunia ngga bakal kiamat kan?

( Baca : Kun Fa Ya Kun )

Oke, mantap


6. Dia mau berhenti merokok atau ngga?

Saya nanya ini karena mas Teguh perokok.

Nah, ini nih yang mikirnya panjang banget. Di keluarga saya ngga ada yang merokok. Bapak saya ngga merokok, abang saya juga ngga merokok, saya juga ngga pernah punya pacar yang perokok. Jadi pas ketemu suami yang perokok hmmm saya agak keberatan.

Dia cuma berjanji, ngga akan merokok di dalam rumah.

Apa itu ditepatinya?

Sampai sekarang masih sih. Kalau merokok, suami bakal ke belakang rumah, ke ruangan yang terbuka. Walau ngga sesuai harapan, tapi menurut saya ini hal yang masih bisa saya tolerir. Ngga membuat masalah berarti di keluarga. Ngga tau yah kalau orang lain. Mungkin ada istri yang sama sekali ngga mentolerir asap rokok di rumahnya.

Palingan, kalau suami saya udah batuk-batuk karena rokoknya itu, saya yang bakal ngedumel panjang lebar, trus seminggu kemudian dia bakal mengurangi rokoknya, abis itu ya kumat lagi. Ahhh semoga aja suami saya mau berubah untuk hal yang satu ini. Biar dianya lebih sehat gitu dan berumur panjang aamiin.

Mungkin di pasangan lain, ada juga hal yang sebenernya ga sesuai ekspektasi tapi masih bisa ditolerir.


7. Masalah keuangan

Untuk masalah keuangan , kalau saya pribadi ngga terlalu spesifik menanyakannya, karena saya punya alasan khusus.

Jadi begini, sebenernya untuk masalah keuangan, dibanding harus ngajuin pertanyaan mending kita nilai sendiri dari kelakuan dia selama masa penjajakan bersama kita. Even kamu ngga pacaran, misal melalui jalur taarufan atau dijodohkan atau dikenalin, pasti tetep kelihatan kok.

Soal keuangan ini, saya lebih percaya perbuatan daripada omongan. Percuma juga dia janji bakal ngasih seluruh penghasilannya ke kita tapi pas ngajak makan, kita bayar sendiri. Atau bilang ntar kita bakal jadi manajer keuangan keluarga, tapi pas mau nikah aja itungan banget ngasih hantarannya, # dasar matre kau.

Cara paling gampang sebenernya ya lihat dari saldo tabungannya hahahha. Tapi ini agak riskan sih ya, bisa miss persepsi. Tapi kalau pasanganmu orang yang dewasa, dia pasti ngga keberatan memberitahunya.

Caranya?

Lihat aja isi tabungannya dibanding lama ia bekerja. Dari situ kan bisa dilihat tuh seperti apa cara dia mengelola keuangannya selama ini. Boroskah?, type hematkah, type pelitkah? atau biasa saja?.

( Baca : Mahalnya Mengasuh Anak )

Misal nih, dia udah kerja 5 tahun, gajinya kamu tau berapa, trus kamu lihat tabungannya kok banyak banget. Eits jangan hepi dulu. Bisa jadi dia pinter ngatur keuangan atau malah pelit hahahaha. Maka lihat juga dari penampilannya. I mean, kalau tabungannya banyak, hapenya juga ngga jadul-jadul amat, penampilan ga kucel, ya berarti dia emang pinter ngatur keuangan. Dia tau cara menabung tapi tetap menikmati hidup. Tapi kalau tabungannya banyak tapi penampilannya kucel, ngga ketauan juga apa habis beli aset atau apa, bisa jadi dia pelit hahahaha. Tentukah ada parameter lain, kayak mungkin dia membiayai hidup keluarga, tapi minimal dapat gambarannya.

Lho emang pas pacaran boleh nanya berapa penghasilan calon suami/istri?

Boleh bangeeeet. Malah harus mah kalau kata saya. Sebelum nikah, saya dan Mas Teg tuh buka-bukaan soal keuangan. Saya sebut berapa tabungan saya (yang mana ngga ada hahahah). Iyalah tabungan saya paling dulu cuma seuprit karena memang gaji saya dulu belum gede, dan mas Teguh juga sebut tabungan dia. Ini juga bisa sebagai bahan pertimbangan kita sebagai cewek pas mau mendiskusikan mahar atau hantaran ke keluarga. Masa kita tega bikin calon pasangan kita utang sana sini buat bayar mahar kita. Ya yang realistis aja, percaya deh kalau dia pria dewasa ngga mungkinlah ngga memberi yang terbaik untuk calon istrinya, ahsek .

( Baca : Sinamot )

Kalau mau ditambahin bisa juga pertanyaannya dikembangin:

  • Perlu punya rekening bersama ngga?
  • Perlu pake perjanjian pra nikah ngga?
  • Pengaturan pengeluaran gimana ntar (kalau istri bekerja )
  • Masalah ngasih-ngasih ke keluarga gimana?



8. Masalah ngurus rumah gimana?


Saya sih orangnya agak konservatif. Bagi saya pekerjaan rumah tangga itu porsinya beda. Yang berat-berat kayak perbaiki air,genteng bocor,listrik itu urusan suami. Tapi untuk urusan masak,nyuci,ngepel, tanggung jawab istri. Suami sekedar membantu. Membantunya cukup dengan kasih asisten untuk saya wakakaka, dasar pemalas kau. Iya, saya jelas-jelas stated di awal nikah bahwa saya ngga terlalu suka kerjaan rumah tangga, dan karena mas Teguh tinggal di lingkungan perkebunan dimana punya ART itu semacam hal yang lumrah banget jadi ya no issue.

Kalian harus tanyakan ini, karena jangan sampai ada yang merasa setelah menikah " Lho kok aku kayak jadi pembantu sih" atau " Lho kok suami ngga mau bayar ART sih". Ngga semua perempuan soalnya suka pekerjaan rumah tangga, sama halnya dengan ngga semua perempuan punya kemampuan berkarir di luar rumah. Jadi better diomongin sebelum ngedumel saat udah nikah.

( Baca : Istri Selalu Salah? )


9. Ngurus anak?

Percayalah walau katanya ngurus anak itu naluri setiap ibu, tapi yang namanya anak itu ya bukan cuma anaknya si ibu doang. Karena itu anak bersama  maka jadi urusan bersama dengan porsi sesuai peran masing-masing.

Kalau menurut saya ngurus anak itu ada porsinya masing-masing.

Ngga mungkinkan suami nyusuin anak?, nyusuin anak ya bagian ibu,  bagiannya ayah adalah mensupprot kegiatan menyusui. Kayak nyediain air minumlah, ngepasin posisi, atau sekedar ngajak ngobrol saat si ibu nyusui biar ibunya hepi, ASInya ngalir lancar.

Jujur bagian ini saya ngga nanyain dulu, karena saya ngga kepikiran bahwa anak bayi itu super duper printilannya. Kirain ah kecillah.

( Baca : Mengasuh Anak Bukan Untuk Semua Orang )

So tanya dan bicarakan.

Nanyanya bisa soal pandangannya soal anak, itu urusan istri atau urusan bersama, jangan menyesal kalau ntar dapat suami yang masa bodo banget sama anak ya., Maka tanya dan pastikan.





10. Masalah teman, kongkow-kongkow, me time?

Ini masalah yang sering luput dari pertanyaan calon pengantin. Padahal ini bisa jadi sumber pertikaian di keluarga kalau ngga sepaham.

Apakah masih boleh berhubungan sama teman-teman lama?, apakah kita masih dibolehin main sama teman?, dsb dsb.

( Baca : Berteman dengan Mantan ? )

Kalau pas saya dulu dari awal kami sepakat ikut aturan agama aja. Aturan agama kan, yang namanya istri harus ijin suami kalau mau melakukan sesuatu. Yo wis saya ngikut itu, namun dengan perjanjian sepanjang disepakati bersama dulu.

Misalnya nih, mau keluar rumah harus ijin suami, mau kongkow-kongkow sama teman harus ijin suami dulu, yang tahu no telepon kita harus yang diijinkan suami juga. Bagi saya ini ngga memberatkan sama sekali. Jadi saya ikut aturan suami. Ya kalau ngga ada rahasia, ngapain keberatan ya kan. Dan percaya deh, setelah nikah, keinginan buat ngumpul bareng teman itu akan jauh berkurang, kalaupun mau ngumpul ntar kita udah dapat teman baru, yaitu teman-temannya suami, atau istri-istri teman suami, jadi ntar kongkow-kongkownya ya bareng suami. Lebih asik.


Terkesan kok kayak dikekang suami. Kagaaak lah, kalau kita bukan orang yang neko-neko, yakin deh suami juga ga bakal ngelarang-larang. Lagian kalau udah dapat ijin suami, kongkow-kongkow bareng teman jadi lebih nyaman malah kadang dikasih sangu sekalian wahahaha.





Menurut saya itu cukup fair.

Sama aja, kita toh juga ga bakal rela kalau suami sering-sering hangout bareng teman-teman wanitanya. Atau suami yang bonceng sana sini sama rekan kerja wanita.


11. Lebaran Mudik Kemana? 

Wahahaha, ini pertanyaan saya yang lain, Karena saya kan orang Medan dan Mas Teguh orang Jogja coret Kutoarjo. Jadi disepakati bersama dulu.

Dan FYI, kesepakatan kami dulu ngga seperti kebanyakan pasangan yang fifty fifty, alias tahun ini di keluarga istri tahun depan di keluarga suami. Kesepakatan kami, setiap tahun lebaran ke Kutoarjo titik, ngga ada perdebatan. Soalnya pertimbangannya dulu, ortu mas Teguh tinggal bapak doang, ibu udah meninggal, jadi kesempatan sungkem saat lebaran tentu menjadi hal yang ditunggu-tunggu, lagian kami sepanjang tahun di Medan, kan udah puas ketemu ortu saya.

Apa jadi masalah?

Ngga tuh. Cara menyiasatinya. Ya misal tahun ini sebelum lebaran udah berangkat mudik, tahun depannya berangkatnya di hari kedua, jadi tetep lebaran sama ortu disini. Atau ngga ya udah ortunya aja dibawa mudik sekalian ke Kutorajo, jadi dapet dua-duanya.

Mengapa ini perlu ditanyakan?

Biar salah satu ngga merasa keluarganya kok ngga dianggap penting sih saat lebaran?. Atau jadi pertanyaan sodara-sodara " Kok ngga pulang kampung?.

( Baca : Cerita Mudik )

Sepertinya 11 itu deh hal yang saya tanyakan dulu. Angkanya aja yang 11 sebenernya itu dah mencakup banyak banget lho. Bukan berarti hanya ini yang bisa ditanyakan, karena masing-masing pasti punya pertanyaan yang berbeda.

Kayak soal tempat tinggal.

Saya ngga nanyain karena udah tau dengan pasti ngga akan tinggal dengan orangtua.

Silahkan dikembangin sendiri sesuai apa yang mengganjal dan berasa paling penting untuk kita dan dijadikan pertanyaan sebelum menikah.

Setelah semua ditanyakan, setelah semua jawaban dikemukakan, tinggal tanya hati pakai logika, diakah orang yang kita inginkan untuk menjalani kehidupan ke depan?

Apakah kalau sudah memilih, dijamin bakal everlasting?

Belum cencu. Manusia berusaha, selebihnya minta ridha dari yang Kuasa.

Jadi, udah siap nikah belum?

( Baca : Karena Menikah Bukan Tujuan Hidup )


Tentang Menegur Anak Orang Lain di Publik

$
0
0
Namanya anak-anak, kadang saat bermain, bisa saja ada kondisi yang di luar kontrol. Entah ada anak yang berebut mainanlah, anak yang mukulin anak lainlah, atau malah anak yang berlaku kasar. Nah kalau menemui kondisi begitu, kalian pilih menegur anak itu atau diem aja.

Ngomongin itu yuks.




Baca Punya Gesi :

Pernah pada suatu hari saat saya lagi makan KFC sama Tara ada kejadian ngga mengenakkan. Saya lagi makan, Tara main perosotan bersama anak-anak lain. Karena jarak antara perosotan dan kursi saya deket banget, jadi saya cuma sambil ngeliatin aja, ngga ikut masuk ke arena perosotannya. Tiba-tiba saya dengar suara Tara jerit-jerti sambil nangis " Bundaaa.... bundaaa...", sontak saya lari ke Tara. Saya lihat ada anak laki-laki lagi mukulin Tara, Wih langsung esmosi jiwa. Tara yang nangis sesunggukan saya tarik dan saya gendong. 

Awalnya saya sibuk mendiamkan tangis Tara sampe lupa sama si anak, lamat-lamat saya kepikiran " Lho tadi disitu ada ibunya si anak kok ngga minta maaf sama saya". Saya kembali ke perosotan, mendatangi si ibu dan anak laki-laki tadi yang udah balik main kayak ngga kejadian apa-apa

" Bu, anaknya tadi mukul anak saya lho, kok ibu ga ada minta maaf ya, atau nyuruh anaknya minta maaf, anak saya sampe nangis sesunggukan gini "

" Yah namanya juga anak-anak sih, biasalah itu"

Duh kesel banget dengernya. Saya balas jadinya

" Ya anaknya sih anak-anak, tapi harusnya ibu minta maaf sama saya, atau nyuruh anak ibu minta maaf"

Eh si ibu malah jutekin saya, ih kesel banget. Lagi saya ngomong, "Plak" si anak laki-laki dia mukul Tara lagi. Waaaah ngamuklah saya.

" Tuh lihat bu anaknya, ngga ada sopan santunnya, Dek, ayo kamu minta maaf sama anak saya, ngga boleh seperti itu"

Yeee emaknya malah ngamuk ke saya."Besar-besarin masalah amat sih" (lupa saya kalimatnya tapi intinya itu)", karena kondisi saya saat itu lagi hamil Divya, saya ngga mau lanjutin adu mulut itu. Saya pilih pergi sambil melototin si anak dan ngomong untuk terakhir kalinya" Lain kali ya dek, ngga boleh gitu, jangan pukul-pukul teman kayak gitu, amin sama-sama"

Dan saya lanjutin " Pantes anaknya ngga sopan, wong ibunya kayak elu"

Kedengerannya saya sadis banget, tapi emang si ibu ngeselin parahlah, dan si anak juga tengil abis dan tangannya itu lho ringan banget. Tapi sesadis-sadisnya, yang saya marahin saat itu ya ibunya.

Kadang yah memang sebagai ibu kita tuh suka ngga terima kalau ada orang lain yang negur anak kita, apalagi di publik, makannya reaksinya kebanyakan defensif, boro-boro mengakui kesalahan walau jelas-jelas anak kita yang salah, tapi malah berlindung di balik kalimat " Namanya anak-anak"

Padahal ya kalau menurut saya sih, anak-anaknya sih ya memang anak-anak, makanya kita orangtua yang kudu waras. Lihat anak kita salah ya ditegur, lihat anak orang salah dan ada yang negur ya jangan sewot juga.

So kalau ditanya, negur anak orang lain, yay or nay? Saya mah Yay, 

Bukan karena sok campur urusan orang lain, tapi anak-anak itu memang fasenya untuk diberitahu kalau salah. Bukan kayak kita orang dewasa yang disinisin aja udah ngerti, tapi ya haus ditegur pake kata-kata.

Namun diliat-liat juga dan dipastikan bahwa menegurnya bener, bukan karena alasan cuma membela anak doang. Beberapa kondisi saya pernah negur anak orang

Rebutan Mainan

Lagi di playground, Tara lagi main dorong-dorongan stroller sambila bawa bola-bola, dikumpulin trus dimasukin ke rumah-rumahan. Ada anak tiba-tiba nyerobot, ngerebut stroller yang dipegang Tara, saya ngga akan segan untuk negur " Ntar ya nak, kawannya masih main, ntar gantian". kalau jelas-jelas saya lihat Tara juga baru mainnya, saya ngga akan suruh Tara gantian saat itu, yang saya minta ya si anak lain untuk sabar nunggu.

Sama juga kalau Tara yang mau ngerebut mainan anak orang, ya Taranya yang saya bilangin. 

Ngga mau gantian

Kebalikan dari kejadian di atas, pernah juga di playground ada anak yang ngga mau gantian main mobil-mobilan yang dijalanin pake kaki itu lho. Udah hampir 15 menit saya lihat dia terus yang main, anak lain mau main ngga dikasih. Biasanya kalau yang begini saya pilih bilang ke mba penjaganya untuk nyuruh si anak gantian sama anak lain.

Paling kesel tuh kalau ada ortunya dan anteng aja anaknya monopoli satu mainan. Namanya main di playground ya harusnya gantian, karena anak lain juga kan kesitu pengen main, bukan pengen ngeliatin anak lain main doang.

Tara kadang gitu, suka monopoli mainan  dan ngga mau gantian juga, ya sayanya yang bujuk Tara buat main yang lain.


Ngomong kotor

Nah ini misal lagi main rame-rame, trus ada yang nyeletuk kata kasar atau ngomong kotor, kayak nama binatanglah gitu. Saya pasti reflek ngingetin" Eh ngga boleh ngomong gitu nak, pantang yah".

Kenapa?

Ya soalnya kalau anak lain denger ntar ikutan juga, kalau ngga ada yang negur bisa-bisa mereka pikir itu kata biasa.

Begitulah. Sebagai orangtua memang pasti naluri kita untuk selalu membela anak sendiri dan cenderung marah kalau anak kita ditegur, namun kalau bukan dari kita-kita nih sebagai ortu yang nunjukin hal yang benar sama anak-anak kita ya siapa lagi.

Namun beberapa hal yang mungkin harus kita perhatikan saat menegur anak orang lain 

1. Bersikap Netral

Kita lihat dulu masalahnya apa. Walau anak kita yang nangis belum tentu anak kita yang dipihak benar. Makanya netral dulu, setelah tau apa masalahnya baru boleh tegur.

2. Jangan Membentak

Saya pribadi kalau ada yang membentak anak saya, wah bisa saya bentak balik tuh orang, LOL. Makanya saat menegur anak orang lain juga kita harus dengan cara baik. Gunakan kata nak, sayang, adek, atau sebut nama kalau kenal. Ngomongnya juga baik-baik ya sama kayak kita negur anak kita.

Kalau kejadiannya sama keponakan gitu lebih gampang ya, bisa negur sambil peluk anaknya.

3. To The Point

Kalau mau negurnya soal rebutan mainan ya itu aja yang dibahas. jangan malah melebar kemana-mana, ngungkit-ngungkit kesalahan yang lain .

4. Haram main Tangan

Yiaya ya bukan anak sendiri ini. Lha anak sendiri aja ngga boleh main tangan apalagi anak orang. Jadi jangan nampel tangan anak orag, mukul, apalagi nampar. wah bisa berabe ntar.

5. Hindari pelabelan negatif

Penggunaan kata anak nakal, anak bandel dan sejenisnya, malah melukai dan bisa mengganggu psikologis anak.

Pokoke apa yang kita ngga mau orang lain lakukan ke anak kita ya jangan lakukan. Itu aja.

Karena kepedulian orangtua termasuk keberanian untuk menegur perilaku anak orang lain bisa melindungi anak kita dan anak-anak lain dari pembiaran-pembiaran hal yang jelas-jelas salah.

Kalau kalian, tipe yang diem dan sebodo amat sama anak orang lain, atau tipe yang mau negur nih kalau anak orang lain salah?








Identitas Dunia Nyata vs Dunia Maya

$
0
0

If We Have no identity apart form our jobs,
We are truly vulnarable
Baca quote di atas di blog mba Ira, jadi kepikiran mau nulis tema yang sama.

Tadi pagi temen kantor tiba-tiba nyamperin saya , trus dia cerita bahwa kemarin dia ikut acara kantor di sebuah hotel. Pesertanya itu pelaku kuliner di Medan dan orang-orang e-commerce dari Jakarta . Trus kata doi, di sana ada yang nanyain saya " Mba Windinya kok ngga ikutan mba? Mba Windi kan orang BRI". Doi sempet bertanya-tanya yang dimaksud itu Windi saya atau bukan. Jadi dia nanya, kok kenal sama saya. " Ya kenal mba, mba Windi itu kan blogger, dia yang nulis tentang Medan Napoleon, trus nulis soal parenting juga".

Ujung-ujungnya rekan kerja saya ini tadi nanya. " Bu Windi emangnya apa sih kerjaannya?, kok orang e-commerce kenal sama bu Win?"

Hahahahaha, saya ketawa ketiwi dengernya.

Jujur aja selama ini saya ngga pernah ngasih tau soal blog saya ke temen kantor. Ya ngapain coba, wong blog saya isinya banyakan gejenya. Ngga cuma soal blog bahkan untuk sosmed saya pribadi, saya tuh tertutup banget sama teman kantor.

Dulu temen FB saya tuh isinya cuma sesama blogger, temen kuliah dan temen seangkatan masuk PPS BRI. Udah itu aja. Keluarga ga ada, kecuali keluarga inti ya, apalagi temen kantor, auk ah males.

Bukan karena ada yang disembunyiin, tapi saya memang pengen aja di dunia maya itu ya saya dikenal sebagai diri saya tanpa embel-embel kerjaan. Karena hobi saya ngeblog, ya pengen dikenal sebagai blogger aja. Makanya dulu isi postingan FB saya sama sekali ngga ada nyinggung-nyinggung soal kerjaan. Isinya kalo ngga share link, ya info lomba, atau status-status seputar ngeblog. Dan saya merasa bebas hahahaha.

Makanya saya pernah kaget saat suatu hari teman kantor di Cabang lain nun jauh di sana tiba-tiba nge-WA, sambil ngasih link tulisan ke saya " Mba Win, bukannya ini kamu ya, kamu nulis blog?"

Saya tentu saja kaget, entah bagaimana ceritanya tulisan saya bisa nyampe ke dia.

" Iya mas itu blogku, kok bisa nyampe ke kamu sih"

" Ngga tau, ini udah seIndonesia raya kayaknya mba, wong di beberapa grupku share ini semua"

Buru-buru cek statistik blog, wah tiba-tiba dalam satu malam postingan saya udah dibaca kurleb 10 ribu orang, SATU MALAM,  aaaw tengsin berat. seneng tapi malu, malu tapi tengsin. Besok paginya pas ngantor, ketemu pak Pinwil di tangga trus disapa " Win, kamu penulis ya, tulisanmu sampe di WA saya"

" Hwaaaaa, mamaaaaaa pengen nyungsep ke kolong", sejak itu di kantor pada tau saya ngeblog, dan sering dipanggil mba blogger, xixixi.

Beberapa bulan belakangan, saya mulai membuka akun sosmed saya, baik FB maupun instagram. Temen kantor yang entah bagaimana kok bisa nyasar ke fb saya pada nge-add. dooh akoh kan jadi galau, mau ignore piye, mau approve takut kebebasanku terbelenggu, halah.

Dan bener aja nih, belakangan jadi mikiir banget mau posting apa-apa. Akhirnya malah banyakan posting soal kerjaan. Hal yang dari dulu ngga pernah saya lakukan. Ya udah sekalian kepalang basah, yo wislah Sosmednya dijadiin branding diri sebagai banker blogger aja hahahah.

Dan ternyata seru juga. Walau ya ada risiko sih, bawahan di kantor jadi tau betapa alaynya ibunya ini, saya mah cuek beibeh aja. Memang beginilah dirku apa adanya, mau digimanain lagi yah. Tapi mungkin ntar kalau saya mulai merasa ngga nyaman kayaknya saya bakal unfriend-unfriend lagi :).

Kenapa sih kok seolah-olah saya mau memisahkan identitas dunia maya dan dunia nyata?

Kemarin baca di blognya mba Ira, ternyata ngga cuma saya yang seperti ini, mba Ira-blogger junjunganku juga sebelas dua belas kayak saya, memisahkan kehidupan kantor dan kehidupan medsosnya.

Alasannya kurleb sama, karena saya merasa butuh identitas lain di luar identitas saya sebagai pegawai bank. Piye yo bilangnya. Bagi saya sih penting banget memiliki hal lain yang kita kerjakan dan tekuni di luar rutinitas kita sehari-hari. Kalau sebagai banker mah, kan identitas saya melekat di perusahaan ya. Saya ngga pengen aja, identitas saya tuh ada karena saya bekerja di perusahaan itu thok. Lha ntar misal saya ngga kerja lagi disitu , saya bakal kehilangan identitas pribadi. bisa gamang.

Sering kan lihat orang yang pas masih kerja petantang petenteng, giliran pensiun atau udah ngga kerja lagi, masih merintah-merintah orang karena ya itu dia ga punya identitas lain, jadi dirasanya semua tempat ya kayak kantor. Kan sedih ya kalo gitu.

Sedih dan nyebelin sih tepatnya.

Ada juga, yang bahkan di lingkungan rumahnya pun dia ngga bisa nigggalin identitas pekerjaannya. Merasa masih sebagai manajer, sebagai kepala cabang, sebagai direktur pas di komplek rumah, padahal ya opo rek orang mah mana mau ngerti apa jabatan kita di kantor yak.

Nah seperti itu, pengennya, orang di luar kantor itu taunya ya saya sebagai windi. Windi doang tanpa embel-embel kerjaan di belakangnya, jadi ibaratnya saya tuh membranding diri sendiri , punya personal branding pribadilah. Ya windi yang blogger, yang suka ceritain kelakuan anaknya di blog. Begicu.

Memiliki kehidupan atau hobi atau kegiatan lain di luar pekerjaan tetap itu baik untuk kesehatan jiwa dan raga, biar hidup ga monoton dan menjaga keseimbangan hidup.

Capek di kerjaan kantor, refreshkan dengan ngeblog. Bosen ngeblog, geber di kerjaan. Ada yang aneh dan ajaib di kantor,ngomel di blog . Pusing invoice dari agency ga kunjung masuk,cairkan uang cuti. Ngurang-ngurangi stresslah, ahsek.



Makanya saya bilang nih sama pembaca blog ini, yang saat ini belum punya hal lain di luar kerjaan pokok, ayo mulai cari kegiatan, hobi atau passion yang diseriusin. Diseriusin maksudnya dijadikan rutinitas juga. Jadi kamu ngga sekedar pegawai kantor pajak, tapi juga penulis di kompasiana misalnya. Atau kamu ngga hanya PNS di kantor walikota, tapi juga pemilik IG yang isinya berbagai foto kue-kue cantik hasil buatan tanganmu. Apalah terserah sesuai minat kita. Nyenengin banget pastinya.

So, setelah beberapa tahun ngeblog dan menjadikan sosmed sebagai dunia kedua saya, saya merasa identitas saya sebagi windi yang bukan pegawai bank udah lepas, identitas sebagai bloggernya udah kuat, makanya mulai pede approve-approve rekan kerja di sosmed hahahaha. Mau dikenal sebagai blogger atau sebagai banker udah sama aja bagi saya.

Trus sempet kepikiran, sayang juga yah kalau hal-hal di pekerjaan yang sebenernya bisa banget saya share ke orang lain tapi saya keep hanya karena males orang tau apa pekerjaan saya?. Makanya mulai tahun lalu tuh saya bikin kategori khusus di blog , ada banker's life yang isinya soal kerjaanlah, kegiatan kator atau share produk-produk perbankan yang sifatnya massal dan dipakai orang banyak. Sekalian aja jadi banker yang ngeblog. Bahkan isi IG saya beberapa udah mulai relate sama kerjaan, walau ngga sering-seringlah.

Ngga enaknya tuh sekarang, setiap ada yang nanya atau komplain soal bank, saya dimention terus, huhuhuhuhu. Harus menjawab segala pertanyaan apalagi komplain di status fesbuk orang itu kan bikin harus mikir yak, jadi kadang berasa punya job tambahan sebagai complain handling di dunmay, naseblah.

( Baca : Sterotype Banker )

Jadi sekarang tuh sering banget diinboxin orang yang nanya soal ATM ketelenlah, ATM ilang, ngurus BPJS, tilang, kredit, deposito, biaya transaksi, semuaaa deh. Ya kan mereka ngga tau saya kerjanya di bagian apa, taunya kerja di bank aja, maka tau semua hal soal bank, LOL.

Sedikit banyak sekarang jadi was-was sendiri, khawatir orang menempelkan image kantor saya ke diri saya. Semoga ngga gitu deh.

Kalau ditanya, lebih suka dikenal sebagai pegawai bank atau sebagai blogger?

Hahaha suka dua-duanya. 

Bah standar kali jawabanmu butet.

Kalau kalian piye, memisahkan identitas dunia nyata dan dunia maya, atau sosmed kalian ya memang isinya tetangga, keluarga, rekan kerja, dan circle sehari-hari?







Saat Ibu Bekerja Pengen Resign

$
0
0
Sebagai ibu bekerja pernah ga sih kepikiran resign?

Hahahaha pernah bangeeet. Biasanya kalau lagi emosi ga stabil dan ada pemicu yang bikin galau. 



3 situasi tergalau yang bikin kepikiran resign itu :

🤰Abis cuti melahirkan. 

Astagaa ninggalin anak di hari pertama usai cuti itu kayak separuh jiwa lepas. Di kantor gelisah tak menentu. Pas Tara dulu, hari pertama saya kerja, doi langsung demam tinggi, gegara dia kaget ngga dinenenin. Beeeugh jangan ditanya,pulang kantor saya nangis-nangis kayak anak kecil di ketek suami😭😭, langsung mau tanda tangan surat resign saat itu juga

Tergalau kedua, Saat ART minta resign 🤦‍♀️🤦‍♀️.

Ya Allah hidup gw kok drama gini ya.

Punya bayi piyik dan ART tiba-tiba minta resign ini rasanya lebih sakit dari diputusin pacarlah, nyeseeeek. Kalau begini, langsung minta ijin ke bos buat cuti dadakan sembari nyari ART pengganti. Tara entah berapa kali saya titipin ke rumah temenlah, ke rumah ortu kakak ipar sampe dititip ke daycare saat si mba ga balik. Bahkan pernah kejadian saya titipin Tara di rumah temen ( tentu dengan nanya dia dulu sebelumnya). Eh besoknya si ART temen yang saya titipin Tara tadi minta resign. Hwaaaaaa saya feeling guilty banget. Merasa bersalah karena jangan-jangan gara-gara saya titipin anak disitu doi jadi males, marah trus minta berhenti. Walau temen saya itu jelasin kalo ga ada hubungannya dengan saya tapi ya tetep aja merasa bersalah. 

Pas situasi gini udahlah langsung nekad mau resign saat itu jg, sedih gilak. Tapi untung saat itu saya punya atasan cewek yang pengertian. Selalu nyemangatin, malah bilang " Biasa itu Win, kalau punya bayi ya masalah ibu bekerja itu begini ini, ntar lewat juga kok"😍😍 luuvlah sama blio.


Tergalau ketiga ya apalagi kalau bukan masalah mutasi, hahahaha. 

Taulah di BRI, jaman dulu mah kalo mutasi ga kira-kira tempatnya. Bisa kemana-mana ga tau polanya. Gitu dapat SK mutasi dan harus pisah sama keluarga udahlah detik itu juga pengen marah sama kantor terus pengen resign segera 😵😵. Ya gimanaaa masa gaji habis buat ongkos PP Jakarta-Medan doang, kan ga asik banget. Untungnya sekarang mutasi udah pake regionalisasi, jadi ya udah 4 tahun ini saya ngidernya di Medan doang. Alhamdulillah.

Tapi kalo pas inget hepinya bekerja, mikirin  gimana serunya di kantor, mikirin impian diri pribadi, semua kegalauan soal resign bisalah dimute dulu.

Kemarin itu sempet out of the blue saya mak dudul bangun tidur kepikiran resign lagi. Triggernya gara-gara sehari sebelumnya saya pulang kantor jam 11 malam dan Divya ga mau bobo sama saya. Kayak yang ngambek gitu. Waaa saya patah hati banget 😩😩💔💔, beneran anak ga mau bobo sama kita itu rasanya sakiiit banget. Kedengerannya lebay tapi pas kejadian ga ada lebay-lebayan malah sedih .

Besoknya ngomong ke suami, suami malah melarang " Yakin dek, bisa adek ngurus anak seharian, nanti migren terus gimana?" 

Wah wadepak banget nih suamik.

Tapi ini memang true story sih. Kayak rahasia ilahi gitu lo,masa ya tiap Sabtu Minggu kalo di rumah doang ngga kemana-mana saya sering banget langsung migren. Makanya mas Teg udah hapal banget. Saya kalo ngga ngapa-ngapain ya migren. Seharian di kantor wara wiri sehat walafiat. Giliran weekend bisa leyeh-leyeh di rumah, eh pala pusing #kray. 

Mutung sama jawaban suami, saya nanya ke grup WA geng gong kesayangan. Butuh dukungan banget. 

Jawabannya

" Udah siap mba Win ga bisa perintah-perintah bawahan? Ntar post power syndrom lho"

" Mba Win kamu tuh PV blog turun aja stress, gimana mau resign coba. Udahlah sementaranya itu perasaan galaunya"

Huh mereka memang kamfretos tapi bener.


Masih ngga puas saya nanya ke grup sohib SMA yang biasanya lebih waras kalo ngasih pandangan, soalnya disitu ada sohib saya yang seorang psikolog.

Tanggapannya

" Win ada banyak orang yang hidupnya lebih bahagia saat dia jadi ibu rumah tangga, dekat dengan anak, ngurusin pekerjaan rumah. Kami udah kenal kau hampir 20 tahun, dan kau bukan termasuk perempuan jenis itu. Jadi udahlah kerja aja kau ga usah sok kementelan pake galau-galau segala"

Memang mereka sungguh kawan yang pengen diketekinlah kalo deket. Ngga ada manis-manisnya kalau dimintai pendapat. 😑😑

Dan begitulah maka sampai hari ini saya masih tetep pergi pagi pulang petang, kadang malam, dan ternyata tetap sehat dan tetep lupa pernah galau.


Memang sih yang namanya semangat itu ya kadang naik kadang turun. Ada saatnya yang menggebu-gebu banget sama kerjaan. Kayaknya semua tantangan di depan itu terpampang nyata dengan indahnya dan seperti manggil-manggil untuk ditaklukkan. Kalau udah gini saya bisa kerja sampe ga kenal waktu. Asik banget berkutat di kantor. Hanya karena takut malam-malam di kantorlah makanya pulang. Kalo kantornya kayak di mall mungkin bisa nginep saya di ruangan kerja.

Namun pas kena suatu kejadian yang nggapleki banget gitu , rasanya langsung terjun bebas semangat yang menggebu tadi. Kayak yang bodo amat sama kantor, emangnya hidup gw cuma di sini aja apa? Hueeeeh . Dasar mamak-mamak labil kau, gampang kali berubah-ubah , LOL 

Yah begitulah pasang surut dunia ibu bekerja. Banyak sebab untuk resign, sebanyak alasan untuk terus bertahan. Tapi yah gitu,suatu waktu ntar loopnya balik lagi, Galau 😣- semangat 💪-sedih ☹️-hepi lagi😃. Namanya hidup, dinikmati aja ya buibu.


Pura-Pura Percaya Ajalah

$
0
0



Pernah ngga nyadarin kalo manusia itu sering kali malu mengakui sesuatu yang dilakukan demi terlihat ngga terlalu usaha.

Maksudnya gini, kadang kita pengen kelihatan kalau apa-apa yang kita peroleh atau kita dapat bukan sesuatu yang diusahakan dengan keras. Seperti jaga-jaga gitu lho, kalo berhasil, ya emang gw mampu sih, tapi kalo ga berhasil, biar ada alasan ngeles, xixixi.

Kayak gini, jaman sekolah dulu saya inget banget kalau udah mau ujian, malamnya tuh temen-temen saya udahlah mulai bermain sandiwara. Abis makan malam, belajar bentar trus sekitaran abis jam 9 malam pada bilang ngantuklah, mau tidurlah, sampai " Udah ah pusing, aku mau bobo aja"

Semua berusaha terlihat bahwa malam itu mereka ga belajar. jam 9 malam kamar udah sepi, lorong udah senyap, krik krik, terlihat seolah-olah malam yang tenang. Maka besok paginya, sembari baris jalan dari asrama menuju sekolah, isi obrolan di barisan seputar " Aduuuuh aku belum belajar nih tadi malam ketiduran" atau ngga " Waaah aku pasrahlah, ga belajar sama sekali, matilah aku"

Dan tiba-tiba saat hasil ujian keluar BOOM nilainya 90, 80 bahkan 100, kamfretlah.

Demi apa cobaaaa , jadi semua orang berusaha keliatan " Wow ga belajar aja dapat nilai 90 nih" 

Dan sekaligus antisipasi misal nilainya jelek " Ya wajarlah nilainya jelek, kan aku ketiduran" 

Hahahaha so abege banget ga sih.

( Baca : Warna-Warni Sekolah Kenangan )

Padahal tau ngga sih, saya sering banget mergokin yang pura-pura tidur tadi, ternyata malamnya bangun dan belajar sampe pagi hahahaa. Oo kamu ketauan. Pokoke di depan temen taunya dia ga belajar aja, padahal saat semua udah tidur ( atau mengira sudah tidur) eh satu persatu bangun, dan malam yang tadi tenang tiba-tiba ramai dengan suara kosrek-kosrek kertas yang dibalik, wanjir. wakakaka tipu-tipu anak asrama memang ngehe banget yak.



Kayak pura-pura ga suka tapi stalking instagram mantan sampe gambar terakhir. Kayak Ahmad Dani aja, pura-pura ga peduli Maia tapi masih suka nyebut Maia Ahmad, masih ngarep mas?,  Jiaaah. Lho kok emosi.

Entahlah heran aja dulu. Kalo inget itu saya suka ketawa sendiri betapa manusia itu ya pengen banget keliatan dia keren, hebat karena dari sononya. Betapa kalo bisa cari-cari alasan biar kalo hasil ga sesuai ekapektasi maka bisa ngeles.

Nah ternyata, kalau dulu saya suka ngetawain teman-teman saya yang ga mau ngaku kalo dia belajar, sekarang saya juga kayak gitu. Tapi beda cerita.

Kayak tadi saya kan kunjungan ke unit wilayah saya. Trus pas saya masuk kantornya gitu, mulai dari satpam , CS , Tellernya yang cuek aja, ngira saya nasabah. Pas saya nanya " Mana kaunit kalian" tiba-tiba mereka yang seperti terhentak trus kaget

" Ya ampuun bu Windiii, maaf bu, saya ngga tau kalo itu ibu, abis ibu keliatan beda banget, lalalaa"

Intinya mereka bilang kok saya tambah langsing gitulah (padahal BB saya aja lagi naik 😑😑) trus ujung-ujungnya nanya saya diet apa. Huuuu

Ngga sekali ini saya ditanya temen kerja apalagi yang lama ngga ketemu, apa saya diet karena keliatan lebih kurus, beugh otomatis langsung jawab " Ngga ah, ngga diet yang gimana-gimana kok biasa aja" (sambil senyum-senyum kementelan)

Hai anak muda tutup mulutmu, jangan berbohong #plak 🤣🤣🤣

Kok saya langsung keinget temen-temen SMA jadinya yang boong soal belajar, eh ternyata saya juga boong soal BB hahahah.

Ya kale tiba-tiba kurus tanpa usaha. Padahal belakangan emang saya ngurangi konsumsi gula banget dan ya memang doing somethinglah. Tapi males aja dikira kok usaha banget ya mau kurus. Kan akoh maluuuu, apalagi kalo ternyata udah capek-capek diet ternyata hasilnya ga oke. Makanya kalo ada yang nanya, diet apa? ngga akan saya jawablah wuahaahahah. Dasar manusia palsu  anda. 😜😜

Jadi, kalau kalian ketemu orangg-orang kayak temen saya, atau kayak saya ini. Cukup gini aja ya



Kalian pernah ga sih, fake fake (atau boong?) ringan gitu karena malu atau karena takut ntar udah usaha ternyata ga sesuai ekspektasi?

Kalau pernah, yuks kita mamam yupi bareng, 😆😆

Jangan Nonton Film Pengabdi Setan Kalo Lu Kayak Gw

$
0
0



Sebenernya saya termasuk orang yang ga akan sudi ngeluarin duit hanya untuk ditakut-takuti. Makanya dari dulu saya ga pernah nonton film horor, masuk gua hantu atau apapun yang ada bau-bau horornya. Ketika Jelangkung booming, Conjuring heboh, Annabelle apalagi, saya bergeming, ga mau nonton. Karena saya anaknya visual banget, ntar bisa keinget terus sampai berhari-hari, kan ga lucu ya kalo Tara minta dikawanin pipis sayanya yang ngibrit gegara kebayang hantu yang ditonton.

Tapi seminggu ini di temlen seliweran terus review film Pengabdi Setan. Awalnya mah cuek, jangankan tertarik, pengen tau aja kagak. Sampe saya baca review super gokil si freakypeppy tentang film ini. Lha kok kayanya seru ya. Kayanya ga serem-serem amat ah.

Makanya kemarin siang, saya langsung niat pengen nonton. Ngajak suami, suaminya ogah. Dia suruh saya nonton sendiri aja. Ya saya sih asik-asik aja nonton sendiri wong mall tempat nonton juga cuma 10 menitan dari rumah. 

( Baca : Things I Love About Me )

Biar hemat waktu, maka saya pesen tiket via gojek. Pesen ke si abang gojek, minta kursi ga usah belakang banget , asal jangan di depan.

" Di tengah-tengah ya mba kursinya"
" Iya mas, pokoke jangan belakang banget, tengah-tengah bolehlah, asal jangan di depan"

Ga lama, si abang gojek nyampe rumah, ngasi tiket, kursi 10 F.

Nyampe mall mepet banget sama waktu pemutaran filmnya. Beli minum dan kentang, buru-buru masuk theater. And you know what, di barisan F, ada sekitar 20 kursi sebaris, dan semua kursinya udah penuh dong yah, kecuali kursi no.10 di tengah.

DI TENGAH.

DI TENGAH BANGET WOY.

Gw yang di tengah. Kanan kiri full, belakang kosong.


Astagaaa si abang gojek bener-bener mematuhi instruksi saya. Jadi posisi saya tuh bener-bener DI TENGAH, kebayang ngga sih, kiri kanan lu tuh anak abege cowok semua, dan gw nyempil di tengah-tengahnya. ckckckcck. Ya udahlah pasrah, saya niatin ntar mau pindah kursi aja kalau film dah mulai.

Gitu duduk, aduh mak, si para abege ini ngga tau habis dari mana sebelum nonton, gila mereka bau banget. Bau orang keringetan gitulah. Langsung saya chat ke geng gong ngeluh. Beneran mah niat pindah kursi ini, sambil ngomel dalam hati ke abang gojek yang sungguh tidak kreatif. Padahal barisan E di belakang saya kosong banget.

Curhat gw 


Akhirnya film pun mulai. Dengan asumsi filmnya bakal lucu seperti reviewnya, saya nyantai nonton sambil makan kentang. Begitu adegan demi adegan muncul, mulai dari penampakan si ibu yang lagi terbaring di kasur, sampe kemudian kematian si ibu.

Saya udah mau beranjak dari kursi mau pindah ke belakang di barisan E yang kosong, saat sekonyong-konyong si ibu yang tadinya tiduran mulu sudah berdiri aja di depan jendela, dan ibunya ada DUAAAAAA WHAAAAAA.

Ini adegan, ada ibunya juga di kasur, ibunya dua hwaaaa



 Detik itu juga saya bersyukur banget dan pengen sungkem ke abang gojek. Buru-buru duduk lagi, huhuhu ga jadi pindah.

GILA INI FILM GA ADA LUCU_LUCUNYA, SEREM BANGET, aaaaak untung aja saya berada di tengah-tengah para abege ini. Kalau ngga, udah pasti saya keluar bioskop mah, ngga kuat, hhuhuhuhuh. SUMPAH SEREM BANGET.

Makasi abang gojek yang udah menempatkan saya diantara orang-orang walaupun saya ngga kenal. Kebayang kalau saya duduk di barisan E, sendirian, hiiii.

Gimana ngga serem, filmnya tuh make upnya bombastis banget. Ngga kayak hantu-hantu film Indonesia yang biasa, ini si ibu dari pas masih hidup aja udah nyeremin.

Jadi ceritanya, ya kayak yang udah banyak dibahas dan direview oranglah. Ada keluarga yang terdiri dari si nenek, ibu, ayah dan empat orang anaknya.Rini, Toni, Boni, dan Ian. Si Ian ini tuna rungu jadi ngomong pake bahasa isyarat.

Keluarga horor


Mereka tinggal di rumah tua yang entah gimana kok di depan rumahnya persis ada kuburan. Rumah jaman dulu model rumah belanda yang udahlah ngga usah ada orang sakit atau meninggal aja udah serem banget.

Rumah Belanda


Si ibu dulunya adalah penyanyi terkenal , namun sudah 3 tahun terbaring sakit, dan semua royaltinya habis untuk mengobati penyakitnya. (Gw heran kok ga ada wartawan yang jadiin ini berita ya)

FYI lagunya si ibu itu enak banget lho musiknya, dan memang type-type lagu yang pas banget untuk nakut-nakutin orang.

🎼🎼🎼 Diii... Kesunyian malaaam ini...” 🎼🎼🎸🎸
Bagus deh lagunya

Ini meme yang beredar. Kiri Aura Kasih, Kanan si Ibu Artis :)

                
Sakit apakah si ibu?

Dun know, karena ngga dijelasin. Belakangan ketahuan kalau ibunya sakit karena diganggu setan atau karena pemuja setan. Kurang jelas juga sih, pokoknya sakit aja.

Si bapak, ngga tau kerjaannya apa, yang pasti mereka ga punya duit, sampe rumah yang mereka tempatin itu pun udah digadaikan untuk mengobati penyakit si ibu.

*Plis hati-hati pilih suami*

Yang paling aneh dari film ini adalah si ibu diletakkan di sebuah kamar di lantai atas, SENDIRIAN di kamarnya. Gila ngga sih, masa ya ibu kandung lu sakit, sekeluarga tega gitu membiarkan dia tidur sendiri. Dan entah kenapa si suami aka si bapak  juga ga mau tidur sama istrinya di kamar, malah tidur di sofa. Kasihan 😢😢. Ini ibarat pepatah, habis manis, sepah dilepeh. :(

Kasihaaan


Mungkin untuk menambah efek dramatis. Makanya si ibu kalau ada perlu apa-apa manggilnya pake lonceng.

Di adegan awal, si ibu manggil pake lonceng dan memang yah ni empat anaknya plus bapak dan satu nenek, masa pada tolak-tolakan untuk melihat ke kamar. Huh, sungguhlah keluarga yang tidak bisa dicontoh soal berbakti kepada ibunya.

Cerita mulai masuk ke inti horornya saat si ibu meninggal. Malamnya diadakan yasinan. Anehnya, tiba-tiba ditengah malam suara lonceng si ibu kembali terdengar. Yang mendengar adalah anaknya yang no.2 yang bernama lupa gw pokoknya ganteng banget. 

ganteng banget yah


Sebutlah namanya Toni, oiya Toni ( tiba-tiba inget). 

Toni lagi dengerin sandiwara radio, namun tiba-tiba gelombang radionya mindah aja otomatis dan memperdengarkan lantunan nyanyian si ibu. 
🎼🎼 Diii... Kesunyian malaaam ini...” 🎼🎼🎸🎸

SEREM NGGA SIH LO.

Trus, BYAR, TIBA TIBA SI IBU MUNCUL DI SAMPINGNYA sambil bilang " SISIRIN RAMBUT IBU" dengan intonasi cepet dan berpadu dengan suara musik horor yang sret sret gitu.

AAAAAAK, saya teriak kenceng banget. Sumpah adegan ini serem mampus, bayangin lu di kasur, dengerin radio sehabis ibu lu meninggal, dan tiba-tiba dia muncul pake baju putih, rambut menjuntai, wajah ancur, sambil pegang sisir.

Terpujilah kau wahai abang gojek.

Ok lanjut.

Sehari setelah si ibu meninggal, bapaknya pamit mau pergi cari uang ke kota. Entahlah apa yang ada di pikiran si bapak, bisa-bisanya ninggalin keempat anaknya di rumah tua yang di depannya ada kuburan, sehari setelah istrinya meninggal. Sungguh ku tak paham. 

“ Emang apa ngaruhnya bapak ada disini atau ngga sih”

Bagos ya pak, udah nyadar kalo ga guna.

Ngga lama si ayah pergi keanehan-keanehan mulai terjadi. 

Si nenek yang hobi menjahit, di suatu siang ditemukan sudah ngambang di SUMUR, oh shit why harus ada sumur 😩😩. 

Adegan si Boni ngeliat neneknya ngambang di dalam sumur.


Yang nemuin doi ngambang adalah Boni si anak ketiga. Sejak itu Boni shock dan kerap mimpi buruk. Di mimpinya dia diminta untuk membunuh adik bungsu mereka Ian.

Oya kelupaan, Di lorong rumah mereka tuh ada foto si ibu segede gaban di gantung di ujung lorong. Pada suatu malam saat Boni dan Ian mau pipis ke sumur, karena takut mereka berniat menutupi foto si ibu dengan seprai. Saat seprai dilempar ke arah foto HAP , FOTONYA TIBA TIBA ADA TANGANNYA DAN SI SEPRAI DITANGKAP, 

Ni, mau ngelempar seprei buat nutupin foto ibu


Aaaaak Ampun dah ni film, Kurang ajyar banget.

Selanjutnya saya ga usah ceritain deh ya, ada beberapa hantu yang bakal muncul. Tapi banyakan si ibu sih dan hantu-hantu ala Zombie gitu yang berkain kafan berdarah-darah dan ada gumpalan-gumpalan tanahnya.

Hantu yang sekonyong-konyong muncul.
Gw ga liat, tutup mata pas bagian ini.


Sepanjang film, kiri kanan saya pada ngomel “ INI KAPAN BERAKHIRNYAAA”

Iya soalnya filmnya kayak never ending story gitu. Malamnya ada kejadian horor kita dibawa ikut deg-degan takut, trus tiba-tiba pagi, legalah kita. 

Baru aja adrenalin turun eh ada kejadian aneh lagi. Gitu terus sampe film abis. Bahkan di cerita, saat mereka mutusin pindah rumah (akhirnyaa) yang kita pikir film akan berakhir, ternyata disitulah puncak syerem-syerem gemeznya.

Semua hantu keluar, yang nyakar-nyakar pintulah, yang keluar dari sumur, yang datang dari kuburan (inget kuburannya di depan rumah, jadi deket banget ) asem banget.

Memang si Joko Anwar ini pengen dipites banget.

Tonton aja deh sendiri.

Namun ada beberapa hal yang saya mau komenin aja di film ini.

Adegan Pak Ustadz dan si Ayah

Jadi si pak ustadz itu nanya ke ayah “ Kok saya ngga pernah lihat bapak di mesjid ya?”

“ Oiya ustadz , saya tidak sholat”




Bayangin kalau jawaban seperti dilontarkan seseorang pada jaman sekarang. Wah bisa kena sepuluh ayat nih si ayah.

Tapi untungnya ustadznya kalem. Cuma manggut-manggut dan bilang bahwa rumah yang jarang disolatin itu , penghuninya lebih gampang diganggu setan.Gitu doang. Ga ada nyeramahin panjang lebar soal surga neraka. 

Akibatnya karena mereka diganggu setan terus menerus,maka si Rini akhirnya sholat dengan khusyuk.

Nah gitu, kadang tuh ya manusia itu mau deket ke Tuhan kalo alasannya itu logis dan sesuai dengan kondisi dia, makanya sebaiknya ustadz-ustadz itu kalo ceramah pake pendekatan psikologis kayak gini. Karena ya kayak keluarga horor ini,surga neraka ga penting bagi mereka, yang penting gimana biar ga diganggu setan aja. 

Good job ustadz.

Plot hole

Ada banyak keganjilan sebenernya di jalan cerita film ini. Ya tapi kayaknya semua film horor mah kayak gitu ya. Alur cerita ga penting-penting amat yang penting bisa bikin orang tereak-tereak kenceng.

Sepanjang film sukses sih bikin saya nutup muka tiap ada adegan kamera menyorot sudut rumah atau tempat-tempat yang kita bisa duga pasti bakal muncul wewe gombelnya, kamfretoslah memang si sutradaranya ini.

Oya balik ke plot hole.

Pertama alasan terjadinya keanehan-keanehan itu ga jelas samsek. Jadi ceritanya ternyata si pengabdi setan itu adalah ibunya itu. Dulu pas kawin sama si ayah, artis ini ga bisa punya anak, kemudian dia ikut sekte pengabdi setan yang bisa bikin orang yang ga punya keturunan pun jadi hamil. Namun perjanjiannya, anak terkecilnya saat usia 7 tahun harus diserahkan ke para setan ini (yang ternyata di akhir cerita bukan gini juga maksudnya, njir)

Nah di awal film saya udah membatin dalam hati, ni anak 4 orang kok wajahnya ga ada yang mirip samsek. Satu Indonesia banget, yang satu kebule-bulean, yang satu sunda banget. 

Kakak beradik yang tidak mirip.
Ternyata hasil kawin silang


Jawabannya karena masing-masing anak ternyata dari ayah yang berbeda, yaitu dari sesama pemuja setan itu. Yaiks. 

Duh si ibu artis masa pengen dapet anak gitu banget caranya yak. Gonta ganti pasangan sampe 4 kali, omg. Mereka orgy atau gimanaaaaa 😑😑

Nah plot hole nya tuh, ga jelas banget apakah kematian si ibu ada hubungannya dengan sekte ini atau ngga?. 

Trus ngga jelas, emang apa untungnya jadi member sekte pengabdi setan ini.

Ya masa ikut MLM aja ada keuntungannya yah, entah dapet point atau dapet star, lha masa member sekte yang jelas-jelas pasti ada ruginya ini ngga jelas banget apa faedahnya.

Biasanya kan kalo model pesugihan, si pengabdi bakal kaya. 

Ini ngga samsek, lha rumah aja digadaikan, dan royalti abis semua gitu, sad.

Trus biasanya juga, si pengabdi bakal awet muda. Ini ngga juga, liat aja wajah ibunya gimana.

Jadi, beneran misteri ilahi, apa sebenernya faedah si ibu ikut sekte ini selain bisa dapet anak yang mana anaknya adalah hasil pembuahan dari laki lain sesama pengabdi setan.

LHA KALO GINI NAMANYA PINJAM JAGO, NGAPAIN HARUS IKUT SEKTE GINIAN.

Dih ternyata bukan hanya si bapak yang kajol, si ibu pun masih gamang menentukan tujuan hidupnya.

Lanjut

Kemudian ternyata cara menangkis agar si anak terkecil ngga bisa diambil dedemit, cuma “ Kalian harus saling menyayangi, si anak ga akan bisa diambil kalo keluarganya ga merelakan”

Yang ngasih tau ini adalah pak Budiman, TTM nya si nenek jaman muda dulu. Gila ya udah tua gitu si nenek masih tau alamat pak Budiman padahal ga ada sosmed, ckckc ciyeee cinta sejati kayaknya nih. 

Di adegan “ Kami terlalu dekat maka kami tidak pacaran” Saya ngakak parah, wahahaha ini padahal adegannya biasa datar gitu tapi karena keinget meme-meme yang beredar saya ngga bisa ngga ketawa. Abege kiri kanan saya juga ikutan kerawa. Fixed mah meme sangat ngaruh ke penghayatan sebuah film. 😂😂

Ini si Biang kerok. Nulis penelitian kok salah-salah.


Alasan ini beneran meh banget. Karena kalo memang seperti itu harusnya diceritain dong kalo keluarga mereka ga rukun, berantem lalalala. Tapi lha piye wong dari awal mereka rukun-rukun aja, saling sayang. Jadi alasannya ga make sense.

Trus tiba-tiba di akhir cerita ternyata si pak Budiman salah, ternyata pengabdi setan bukan mau ambil anaknya tapi .... aduh gw lupa, apa ya alasannya 😅😅😃 maaf ya pemirsah.

Pokoke praduga yang tadi udah terbangun langsung hancur berkeping-keping karena ternyata si biang kerok adalah orang yang ga kita duga, meh lagi. kzl.

Terlepas dari semua keganjilan ceritanya, ni film keren deh menurut saya. Hantunya ga norak kayak film-film Indonesia biasanya. Serem yang tarafnya bukan bikin ilfil tapi serem yang bikin keinget-inget pengen nyumpahin.

Akting pemainnya bagus-bagus. 

Adegan terjuara saat si Hendra anak pak ustadz kecelakaan. Duh detail banget yah diliatin gimana wajahnya keseret aspal di bawah truk 😩😩😭😭. Serem abis dan bikin merinding sekaligus terpana, karena kejadian kayak gini kan sering banget ya terjadi.

Moral of story dari film ini :

1. Rajin ibadah
2. Naik motor pake helm
3. Apapun yang mau kau sampaikan , kalo itu penting maka surat adalah sarana terbaik
4. Plis pake sanyo jangan pake timba
5. Pilih suami yang ada manfaatnya 😔😔
6. Jangan mudah percaya pada tetangga
7. Kamar terlalu banyak di rumah itu ngga banget.
8. Dan ini yang paling penting, bagi AO atau mantri atau Pegadaian jangan sekali-kali menerima agunan berupa rumah tua, apalagi di depannya kuburan karena ba akan ditebus 🤔🤔

Akhirul kalam, saran saya jangan nonton sendiri. Jangan duduk di pojok, duduklah di tengah-tengah. Diantara orang ramai pokoknya. 

Tapi kalo kamu penakut kayak saya. Mending ga usah nonton.

#Masihkebayangsampenulisini 😭😭😭








Awas Ya, Mama Pukul Kamu !!!

$
0
0




Di salah satu adegan Desperate Housewife, ada cerita si Lynette menitipkan anak-anaknya ke Bree. Karena Lynette kan ibu bekerja, dan saat itu Nannynya lagi resign, jadi dia minta bantuan Bree sahabatnya untuk menjaga anaknya.

Yang suka Des Hos taulah ya, anak-anak Lynette itu ampun deh lasaknya. Lari kesana kemari, manjat-manjat, dan suka teriak-teriak, apalagi si kembar Potter dan Hary? ( Lho kok jadi Harry Potter?) , auk lupa namanya.

Nah, ternyata saat dititipin ke Bree, si kembar ini lari sana lari sini, si Bree masak kue, kuenya masih panas udah dimakan, mecahin gelas pulak, aaaak stress ga sih jadi temen yang dititipin. Sampai akhirnya Bree kehilangan kesabaran dan memukul si kembar. Pantatnya gitu lho dipukul.



Dasarlah anak-anak, pulang ke rumah, mereka ngadu ke Lynette " Mommy, kami ngga mau main ke rumah tante Bree lagi", gitulah kira-kira si kembar ngadu ke ibunya.

" Why"

" Soalnya kami dipukul sama tante Bree"

" WHAAAAAT!!!!"

Ngamuklah si Lyenette mendengar itu. tau kan ya, sifat Lynette di Des Hos itu kan yang reaktif kayak saya gitu. Langsung tanpa ba bi bu datangin rumah Bree dan mengkonfrontnya

" Ape maksud lu mukul-mukul anak ane hah" (tentu dengan bahsa Inggris ya sodara-sodara)

" Ih apaan sih lu, biasa aja kale. Lha anak lu nakal, ya gw pukul lah. Ah nyantailah biasa itu anak dipukul buat disiplin"

Whaaa nyari mati nih si Bree. Teranglah si Lynetee langsung marah, dan menatap sinis  si Bree

" Menurut lo mukul anak itu memang wajar, tapi menurut ane, haram mukul anak. Gw aja ngga pernah mukul, kenapa lu berani-beraninya mukul anak ane "

BRAAAAK.

Lynette dengan segudang kemarahan pergi meninggalkan rumah Bree.


Menurut kalian gimana?

Lha kok malah nanya.

Mengapa Lynette begitu marah?

YA MARAHLAH, GW AJA NONTONNYA MARAH.

Kalau di dunia nyata, saya sedih banget kalo lihat ada anak yang dipukulin ortunya.

Iya suka sedih kalau melihat atau mendengar orangtua mukul anaknya, even itu pukulan mendisiplinkan. Karena belum ada satu pun penelitian yang membuktikan bahwa memukul anak ada korelasinya dengan kedisplinan.

Gegara kepikiran film Des Hos tadi, saya  malah browsing ke web-web parenting, pengen tau apa kata mereka soal memukul anak.

Dan hey, ngga satu pun artikel yang membahas bahwa memukul anak itu akan memberi efek positif. Semua mengatakan bahwa efek negatif saat kita memukul anak itu bakal berdampak panjang. Anak akan merasa tidak disayang, merasa terpukul, merasa tersakiti, dan lebih gawat lagi bisa menyebabkan luka batin dan trauma .

Ngga banget kan yah.

Mungkin ada orangtua yang mikirnya memukul itu adalah hal yang biasa.

NO.

Ada yang salah dengan konsep pengasuhan anak kita kalau ortu sampai nganggap memukul itu adalah hal yang biasa. Karena hubungan anak dan orangtua adalah hubungan kasih sayang, hubungan mendidik, tapi bukan kekerasan. Dan anak-anak juga memiliki hak perlindungan fisik sama seperti orang dewasa.

Lha kita aja juga ngga mau kan dipukul, ya sama anak kita juga ngga boleh dipukul, even oleh ortunya sendiri.

Mungkin bagi kita orangtua, saat memukul anak kita mikirnya sebatas kita meluapkan emosi, dan agar dia kapok.

NO

Anak-anak belum mengerti konsep kapok. Yang mereka mengerti itu adalah perasaan atau kesan apa saat ia melakukan sesuatu. 

Kayak misal dia kemarin mencet dispenser trus kesiram tangannya sama air panas. Besok-besok dia ga akan ulangi. Bukan karena dia tau itu bahaya trus kapok, tapi karena dia inget perasaannya saat air panas kena tangannya.

Makanya saat kita memukul anak dengan tujuan kapok trus besok-besok dia ga ulangi, itu bukan berarti , bukan karena di tahu bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan, tapi yang direkam memorinya adalah bahwa kalau ia melakukan itu maka ibu akan marah, ibu akan memukulku, aku ngga mau ibu atau bapak ngga sayang aku.

Kan sedih ya kalau rekaman ingatan anak kita malah berupa ketakutan.

Jadi saat kita marah karena anak mencoret dinding, kemudian memukulnya sambil bilang " JANGAN CORET_CORET DINDING, KALAU KAMU CORET LAGI MAMA PUKUL LAGI LHO KAMU"

Dia akan ingat soal mukulnya doang, yang diingatnya adalah rasa takutnya. Huhuhu duh bayanginnya aja langsung sedih.



Waktu kecil saya punya tetangga yang ortunya ringan banget tangannya ke anak. Salah dikit plak, salah dikit plak. Anaknya itu jadi kasar banget ke temen-temen. Dikit-dikit main pukul, dikit-dikit main dorong. Setelah saya pikirin sekarang, ternyata mungkin ada kaitannya.

Karena kata ahli parenting ya, ( bukan kata saya ). Anak yang sering dipukul orangtuanya, akan menganggap bahwa penyelesaian masalah adalah dengan main fisik, dengan memukul, mencubit, maka ia akan menganggap itu menjadi sesuatu yang wajar. Maka jangan heran, coba perhatikan anak-anak di sekolah yang suka mukulin temannya, kemungkinan di rumah ya dia diperlakukan seperti itu.

Sebagai orangtua tentulah kita ngga boleh juga selalu berlindung di balik kalimat " namanya anak-anak", tapi ya segimana sih kelakukan anak kita yang bisa membuat kita punya asalan untuk memukulnya. Jangan-jangan kesalahan bukan di anak, tapi di diri kita. Mungkin kita ngga memperhatikan saat dia main, mungkin kita yang lagi capek trus melampiaskan kekesalan ke anak padahal anaknya juga cuma melakukan kesalahan kecil khas anak-anak, atau mungkin kita yang tidak sabar dan tidak pernah memberitahu ke dia apa yang boleh dan apa yang ngga.

Saya yakin, ngga ada orangtua sih yang niat jahat ke anaknya. Pasti kebanyakan hanya karena menganggap itu bisa mendisiplinkan anak, padahal ada banyak cara yang bisa dilakukan.

Anak mecahin piring

 ---> Ya udahlah dibersihin aja piringnya, besok ganti piring plastik.

Anak Mecahin Tivi 

---> Lha coba tanya, kita dimana, kok bisa-bisanya tivi sampe jatuh dan pecah.

Anak nyoretin dinding

 ----> Kenapa ngga kita sediain buku gambar, dan kalau sampai dia coret-coret dinding ya udahlah dinding bisa dicat ini.9

Anak berkata kasar memaki

 ----> Coba diinget mungkin kita sering juga ngomong kasar, atau tanpa sengaja anak nonton tivi atau youtube tanpa pengawasan kita dan nemu kata-kata kasar itu disitu.

Anak numpahin makanan 

----> Oh Plis anak mana yang ngga melakukan itu.

Tuh kan, ada seribu alasan yang bisa kita cari.

Saya ngga bilang bahwa kalau anak kita berbuat yang aneh-aneh maka pasti orangtuanya, atau ibunya yang salah. Ngga sih, kondisi keluarga kan beda-beda. Namun, yaitu tadi, segimana besar kesalahan anak sampai membuat kita mau melayangkan pukulan kepadanya.

Ntar diinget-inget ya bu ibu, tiap anaknya kita rasa masuk defenisi "Nakal" versi masyarakat umum, maka segera mikir loop di atas. Percaya sama saya, kita ngga akan pernah nemu alasan buat mukul.

Dulu waktu kecil, temen-temen saya suka takut main ke rumah, karena bapak saya wajahnya itu serem, mana badannya tinggi besar kan yah, dan ibu saya karena blio seorang guru, guru matematika pula, yang notabene sering cerewet dan sering ngomel, banyak yang ngira kami pasti sering dipukul.

Padahal, seumur-umur, ngga pernah sekalipun orangtua saya mukul. Ngga tau ya mungkin karena ibu saya guru, makanya blio tahu bahwa mukul anak itu ngga bagus untuk perkembangan psikologisnya.

Makanya, sampai saat ini jadi ortu, berusaha banget nget jangan sampai main tangan ke anak. Ngga mau anak saya takut atau benci ke saya karena main tangan. 

Ngga hanya mukul sih sebenernya, bentak anak juga.

Saya inget banget, dulu pernah pas saya usia SD, saya dibentak oleh om saya, adiknya bapak hanya gara-gara saya mainin peci mbah lanang. Dibentak yang model " HEH JANGAN PEGANG_PEGANG, LETAKIN SITU"

Doooh, sampai sekarang keinget terus, membekas di hati, dan dikit banyak nimbulin rasa benci. Ngga suka aja pokoke sama si om. kalo lebaran, bisa menghindar menghindar deh dari ketemu dia. Padahal udah lama banget. Ngga maksud inget tapi ya keinget.

Saya rasa begitu juga sih anak kita. Apalagi kalau yang melakukannya orangtuanya sendiri, pasti keinget terus.

Saya pernah ga mukul anak?

Mukul ga, tapi pernah kelepasan ngebentak. Gara-gara saya lagi ditelfon urusan kantor, trus Tara merengek-rengek minta hape saya, mau nonton youtube, jadi saya ngga bisa fokus ngomongnya. Kebentak deh si Tara. Abis itu dia lari ke sudut rumah, nangis tersedu-sedu gitu. Bukan nangis yang marah, tapi nangis sedih kayak sakit hati. Trust me deh anak kecil itu bisa banget sakit hati. Duh nyeselnya ampun-ampunan.




Abis nelfon, buru-buru langsung peluk Tara. Peluk sambil minta maaf.

" Maaf ya Tara, bunda ngga sengaja. Tara marah ya sama bunda"

" Huhuhu, iyaaa bunda jahat, marahin Tara"

 Hwaa saya sedih banget, keinget perasaan saya waktu dibentak om dulu.

" Iyaaaa maaf ya Tara, bunda salah, Tara mau kan maafin bunda"

Trus anaknya ngangguk, sambil peluk saya, saya cium dia.

" Yok, tadi Tara mau ngapain?"

" Mau nonton Upin Ipin bunda"

Dan dunia kembali cerah.

Saya pernah baca, hardikan, amarah apalagi sampai pukulan ke anak, sekalipun kita sudah minta maaf sebenarnya tetap ada bekasnya ke anak. Ibarat memaku kayu, kalo pakinya kita cabut, ya tetep si kayu ada bekas pakunya. 

Makanya, mikir panjang banget deh kalo mau marah bahkan sampe mukul anak. Kasiaaaaaan anaknya 😭😭😭.

Trus gimana kalau kita terlanjur marah atau mukul anak?

Namanya udah terlanjur, tentu ga bisa diundo lagi yah. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan perbaikan sehingga meminimaliair dampak negatif ke anak.

Jika suatu saat kita kelepasan memukul atau membentak anak (amit-amit semoga ngga pernah lagi deh), sebaiknya lakukan teknik penyembuhan saat itu juga. Penyembuhan sesegera mungkin bisa meminimalisir pengalaman buruk itu mengendap di pikiran dan perasaan anak.

Caranya?


  • Jangan nunggu anak sampai tertidur. Biasanya kan anak kita kalau nangis tuh sampe tertidur ya sambil terisak-isak gitu tau-tau ketiduran. Lakukan penyembuhan sesegera mungkin sebelum anak tertidur. 
  • Peluk anak kita sambil mengelus-ngelus punggungnya.
  • Kalau tadi kita sempet memukul, cek bekas pukulan tersebut, elus-elus sambil lakukan komunikasi ke anak. Tanya, apakah sakit? " Ini tadi bunda pukul ya, sakit ngga sayang"
  • Minta maaflah. Minta maaf berulang-ulang sambil mengelus dia .
  • Kalau ternyata bekas pukulan atau cubitan kita menimbulkan bekas seperti memar atau luka, ajak dia mengobatinya bersama. " Aduh, merah ya kakinya, kita kompres yuk sayang", atau " Kita obati ya biar ngga sakit lagi", sambil bilang maaf lagi.
  • Setelah itu, sampaikan kenapa kita marah. " Maaf ya sayang, lain kali kalau bunda lagi bicara ditelfon, Tara tunggu dulu ya sampai bunda selesai. Kan bunda ngga pernah pelit kalau Tara mau nonton, oke".
  • Jangan lupa sampaikan bahwa dia anak yang baik, bukan anak anak nakal, jangan melabeli anak. " Tara kan anak baik ya kan, bunda sayang banget sama Tara, Tara sayang bunda juga kan?"
  • Abis itu ajak anak kita melakukan sesuatu yang disenanginya.
DAN PLIS JANJI JANGAN MENGULANGINYA LAGI.

Jadi orangtua beneran ngga mudah deh, dibanyakin sabarnya ya bu ibu, ayah, bapak, agar tidak muncul penyesalan di kemudian hari.

Salam hangat dari sesama ibu yang kadang ngga sabaran .❤❤❤









The Sweetest Things From My Hubby

$
0
0


Saya setuju sih yang namanya romantis itu ngga melulu ditunjukin dengan bunga atau coklat. Ada banyak hal yang dilakukan pasangan yang di luar pakem romantis umum yang ternyata bisa buat kita flying in the air juga.

Punya suami kayak mas Teguh, saya mah udah pasrah dari awal. Tau banget kalau dia bukan type pria romantis kayak mantan-mantan ane sebelumnya. *Bagooooos bahas mantan teroooos.

( Baca : Alumni Hati)

Emang mantannya dulu gimana mba?

Yah type-type yang ngasih puisi dan bikinin lagu gitu deh.

Ya gimana, masa jaman pedekate dulu, mau nelfon saya aja pake minta ijin. Jadi sebelum nelfon, blio pasti SMS dulu " Malam Windi, maaf mengganggu, boleh saya nelfon?". Bayangin, udah jelaslah ya ngga perlu ngarep diromantisin ala Romeo Juliet.

Tapi ternyata saya salah. Mas Teguh itu romantis, tapi dengan cara yang berbeda, halah, ini mah cuma nyari-nyari aja kaleeee, xixixixi. Serius deh, mas Teguh itu sweet banget kalau soal perhatian ke saya. Dia , romantisnya memang bukan ala Romeo dan Juliet yang nenggak racun demi cinta.

Atau kayak Davy Jones yang merobek jantungnya sendiri dan menyimpannya di peti saat patah hati  karena Calypso si dewi laut.



Tapi dia romantisnya ala jack Sparrow.

Tau kan Jack Sparrow?

Hah emang Jack Sparrow romantis?

Dun no hahahaha. Tunggu saya inget-inget dulu cerita Pirates of Caribian. Ternyata ga ada romantisnya yah si Jack, yow wislah, ntar saya cari alternatif tokoh lain ajah.


Walau bukan termasuk barisan geng pria yang suka berkirim puisi ala Rangga, tetep jugalah mas Teguh pernah ngasih saya bunga dan sering banget ngasih coklat. Tapi bagi saya, yang kayak gitu masih level romantis kelas ecek-ecek, wahahahaha

#kemudian ditimpuk emak-emak yang suaminya suka ngasi bunga.

Karena bagi saya, level keromantisan seorang laki-laki adalah saat ia ngga perlu property apapun, tapi udah bikin pasangannya klepek-klepek, hasek.

Sesuai judulnya nih, beberapa tindakan sweet yang dilakukan mas Teg untuk saya nih. Saya bagi menurut levelnya. *Macam keripik aja yah pake level segala

Romantis Level 1.

Chocolate and Coffee Anytime I Need

Saya penggila coklat dan penyandu kopi . Mas Teguh tau banget itu. Bukan coklat atau kopinnya sih yang bikin saya langsung tersenyum bahagia, tapi dibalik cerita coklat dan kopi ini nih yang bikin makin sayang.

Jadi misal saya lagi ngambek karena bertengkar, biasanya saya bakal mutung dan mogok bicara. Iya, cara saya nunjukin marah itu dengan DIAM. Pokoke kalau saya masih ngomel berarti saya belum marah. Kalau saya udah diam, nah itu baru saya lagi marah.

Kalau udah kejadian "Diamnya si Bunda Tara', maka ucluk-ucluk mas Teg bakal keluar rumah, pergi sebentar gitu, dan saya ngga pernah nanya dia kemana (kan lagi ngambek ceritanya). Balik-balik, doi udah bawa kopi dan coklat untuk saya. Ngga pake ngomong apa-apa. Masuk kamar, trus ngeletakin kopi sama coklat di meja.

Ini ibarat semboyan " Katakan maaf dengan kopi dan coklat"

Co cweet. I love when he do that.

Selain saat ngambek, coklat dan kopi selalu hadir tiba-tiba aja gitu di rumah.

Saya kan suka migren, nah kalau udah lihat saya pusing-pusing gitu, pasti mas Teg, entah gimana, pergi ambil kunci mobil, balik-balik udah bawa kopi aja. Kadang yang ngasih bukan dia tapi Tara" Bundaaa ini kopi untuk bunda". Kan syeneng yah kalau pasangan tau apa kebutuhan kita, even yang dibutuhin itu ya cuma secangkir kopi.

Kok ngga bikinin kopi sachet aja mak?

What?

Kopi kok sachetan, huh

( Baca : Karakter Orang Berdasar Kopi Yang Diminumnya )

Kenapa level 1 ?

Karena coklat dan kopi itu gampang banget didapat.


Romantis Level 2

Say with Flower And Jewellery

Ini sebenernya masih level seperti orang kebanyakan, tapi mengingat Mas Teguh bukan type perayu, maka saat dia ngasih bunga dan perhiasan ke saya itu, menurut saya udah romantis abis.

Tapi ini cuma terjadi sekali doang selama kami nikah, hahaha.

Jadi, dulu pas mau lamaran, kami kan pilih tanggal 20, trus tanggal hantaran dan nikahan juga ya tanggal 20. Pokoke tanggal 20 berasa spesiallah untuk hubungan cinta kami. Makanya pas nikah, mas Teguh datang ke rumah saya bawa 20 tangkai mawar, aw co cweet.

Dan yang istimewa karena mawar yang dia bawa itu adalah bukan mawar yang sudah mekar, tapi mawar kuncup. Mas Teguh pernah nanya (mungkin dia udah lupa sekarang), saya suka bunga apa?, ya saya jawab aja mawar putih tapi yang masih kuncup, dan dia membawakannya untuk saya persis di hari bahagia kami. Ngga kurang ngga lebih 20 tangkai.



Selain bunga, mas Teg sekali-kalinya dalam sejarah membelikan saya perhiasan berupa kalung (cincin kawin ngga diitung yah).

Kok istimewa sih, kan biasa yah suami kasih perhiasan ke istri.

Ngga biasa, karena saya bukan jenis perempuan yang suka sama perhiasan. I mean, dikasi perhiasan itu ngga terlalu membuat saya yang sampai hepi gimana gitu. Saya lebih koprol kalau dilepas di Gramedia dan disuruh belanja buku unlimited mah hahahah. Maka saat mas Teguh tiba-tiba membelikan saya kalung, wah saya surprised.

Kalungnya bukan yang segede gaban giu juga, tapi kalung kecil biasa, sederhana dengan liontin ungu mungil.

Jadi ceritanya itu saya lagi dinas kantor ke Jogja. Mas Teguh saya ajak. Karena siangnya saya kerja, jadi sesiangan dia mungkin ngga ada kerjaan trus jalan-jalan dan mak dudul beli kalung. Abis itu kalungnya dibungkus koran, dimasukin ke tas saya diem-diem.

Besoknya pas saya balik dari kantor ke hotel, doi nelfon " Dek suka ngga sama kadonya"

" Haaah kado apa mas"
" Lha itu yang mas taruh di tas ade"
" Yang mana?"
" Yang dibungkus koran"

Aaaaak seketika saya panik. Karena barusan aja bungkusan koran itu saya buang ke tong sampah, wakakakaka. Ya siapa suruh ya ngasih kado kok diuntel-untel koran, ya saya buanglah. Untungnya sampahnya belum diambil petugas hotel, pyuuuuh.

Hampir aja melayang tuh kalung


Nah romantis kan yah. jarang-jarang lho ada orang ngasih kado spesial diuntel-untel koran, hahaha.

Romantis Level 3

I Know What You Love

Saat pasangan yang kita kira cuek, ternyata diam-diam tahu apa hal yang kita senangi itu, ternyata rasanya lebih bahagia daripada dikasi bunga atau coklat lho.

Selama ini tuh saya pikir mas Teguh ngga pernah notice apa kesukaan saya. Saya kan suka banget baca dan saya pecinta buku. Ada jamannya saya tuh kalo jalan-jalan pasti mampir ke Gramedia, borong buku, dan ngga sampe seminggu bukunya udah abis aja dibaca, Berhubung kami baru pindahan, koleksi buku-buku saya tuh cuma ditumpuk-tumpuk aja di kardus, ngga ada tempatnya samsek.

Selain buku, saya juga pernah suka banget beli-beli perlengkapan makan yang model Vicenza vicenza itu lho. Maklum baru nikah, persiapan siapa tau ada acara di rumah. Tapi nyatanya ngga pernah ada acara sih. Jadi kerjaan saya tuh suka banget kalo pas ngga ngapa-ngapain ngeluarin segala perlengkapan prasmanan Vicenza saya, letakin di meja, di atur sedemikian rupa, senyam senyum sendiri, trus masukin kotak lagi, taruh gudang. Gitu teroooooos, sampe kadang suka diledekin mas Teguh.

Nah suatu hari, lagi nyantai di rumah, tiba-tiba karyawan kantor Mas Teguh datang ke rumah , membawa apa cobaaaaa......... bawa lemari buku. Aaaaaaak,

Lemarinya mah bukan lemari mewah, lemari yang bentuknya biasa banget, cuma kotak gitu.

"Ni dek lemari untuk buku-buku adek. Dan ini di sebelahnya bisa adek taruh tuh Vicenza-vicenza adek, biar puas ade ngeliatinnya tiap hari"

( Baca : Aku Tanpamu )

Huhuhu saya terharu parah. Bukan soal lemarinya, tapi perhatiannya itu lho. Padahal saya ngga pernah singgung sama sekali, dan ngga pernah minta. Ternyata dia diam-diam membuat lemari untuk saya. Iya, itu lemari hand made gitu, bukan beli jadi di toko, tapi bikin sendiri,kray.

Sweet banget kan


Romantis Level 4

Everything I Do, I Do It For You

Hahahaha judulnya, so Brian Adams ya neng. Penyanyi favorti akoh.

Hal teromantis level 4 nya Mas Teguh itu, dia tanpa sadar melakukan hal-hal kecil yang dampaknya itu membantu banget untuk saya.

Setiap malam, mas Teguh itu ngumpulin semua gadget saya. Mulai dari hape, tab, power bank, semua di charge-innya satu-satu. awalnya saya ngga ngeh, tapi lama-lama saya sadar, kok hape saya tiap pagi full terus ya baterenya, ya kerjaan mas Teguh itu. Remeh banget kan, tapi worth banget.

Bukan hanya soal hape, masalah bensin mobil, cuci mobil, saya ngga pernah tau urusannya gimana. Pokoke tiap senin mobil kinclong , karena Minggu udah dicuciin mas Teg, bensin diisiin full.

Saya menganggap ini bentuk dukungan dia terhadap pekerjaan saya, karena beneran membantu banget. Pernah sih saya nanyain ini dulu, jawabnya " Ya kan ade ngga sempet ngelakuinnya"

Uuugh.

Tapi sekarang udah mulai berkurang sih, hmmm kayaknya harus diingetin lagi nih blio.

Romantis Level 5

He Always Support My Needs

Saat suamimu selalu mensupport segala kegiatanmu, mensupport segala kebutuhanmu, bunga, coklat, perhiasan berasa butir-butir debu di andromedalah.

" Mas adek ada acara blogger, boleh ngga ikut"
" Ya udah ntar mas anter"
" Tara ikut adek aja mas, biar mas ngga repot di rumah"
" Ngga usahlah, Tara sama mas aja, ntar mas ajak main kereta api, repot ntar ade kalo Tara ikut"

Bahagia ngga sih lu digituin.

Atau ngga

" Mas aku mau liburan sama temen-temenku boleh ngga?"
" Siapa aja?"
" Si bunga, mawar, melati"
" Boleh, punya duit ngga buat perginya"

*yang terakhir karangan saya aja hahahaha.

Setiap saya ikut lomba blog, mas teguh yang paling semangat nemenin saya nyari bahan buat nulisnya, dia juga malah yang heboh nanya-nanya kapan pengumumannya.

Walau dia ngga pernah yang ikut share-share tulisan saya, ngga pernah juga mau ikut gabung tiap saya ada acara di luar kantor, tapi saya tau banget bahwa dia mendukung dengan caranya. Dan itu romantis bangetlah menurut saya

Romantis Level 6

Di Doanya ada Namaku

Ini the last but not the least bangetlah.

Romantis tingkat dunia akhirat ini mah menurut saya. Bahwa ada namany saya di dalam doanya.

Jadi dulu pas kami kenalan, saya kan masih dalam kondisi pacaran sama orang lain. Btw udah baca belum gimana saya bisa ketemu mas Teguh, baca dong dulu, ahahahaha

( Baca : How I Met My Hubby )

Nah, pas tau kalo saya udah punya pacar Mas Teguh ya agak kecewa gitu. Tapi alih-alih mundur , dia malah lebih milih minta dijodohin sama saya ke Yang Maha Kuasa aja, aaaaw.

Ini saya tau ceritanya ya dari orangnya, kalo ngga mana saya tau.

" Dek dulu mas berdoa lho, Ya Allah jodohkanlah aku dengan Windi Widiastuty"

Hahahah doa yang sungguh memaksa ya sodara-sodara. Dan percaya ngga percaya, beberapa hari kemudian saya putus dengan pacar saya itu. Sebulan kemudian mas Teguh ngajak saya jalan, Sebulan ke depannya dia lamar saya, empat bulan kemudian kami ketemu di pelaminan, ahsek.



Itu sih beberapa hal paling sweet dan paling romantis yang pernah dilakukan Mas teguh untuk saya. Bikin saya berbunga-bunga hahaha.

Romantisme di hubungan suami istri itu sekali-kali perlulah. Yang pasti jangan bandingin romantisnya pasangan lain dengan pasangan kita, karena setiap orang beda sifat dan pembawaan. Mungkin suami kita bukan yang suka mengumbar kata cinta, ya jangan nagrep dikirimin sms mesra love you love you tiap hari.

Kadang kita ngga sadar hal-hal kecil yang dilakukan suami, ternyata adalah hal termanis yang dilakukannya dari palung hati terdalam, wadaaaaw bahasamu mba.

Jadi, piye, apa hal tersweet atau teromantis yang dilakukan pasangan ke kalian. Ayo diingat-ingat, kalau dah lama ngga dilakukan minta ulang lagi, kalau belum penah dilakukan, ya minta dilakukan, biar suasana pernikahan tetap hangat membara ya bu ibu, wahahaha.




Inferiority

$
0
0


We win some
We lose some
We can’t have it all


Pernah ngga sih kalian merasa inferior?. Merasa nobody bangetlah di dunia ini.

Kadang kalau melihat pencapaian orang lain, rasanya kok apa yang sudah kita peroleh jadi biasa banget, kayak ga ada apa-apanya. Bukan ngga bersyukur, tapi merasa harusnya bisa lebih deh.

Baca punya Gesi :


Saya pernah banget berada di fase itu. Merasa kok aku gini-gini aja ya sementara orang lain ntah udah gimana-gimana.

Jujur aja saya JARANG iri sama pencapaian orang lain. Jarang like ga mau banding-bandingin gitu sama orang lain, karena bagi saya setiap orang memang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Kalau saat ini melihat temen sukses ya saya pikir memang hasil kerja dia, dan ini memang masanya dia. Jadi jaranglah iri.

Kalau di grup WA sekolah ada yang pamer-pamer kesuksesan gitu saya mah nyantai. Biasa aja.

Plus ditambah saya bisa dikategorikan orang yang percaya diri, makanya jarang minder.

Dulu pas jaman kuliah, ada temen saya yang cumlaude, trus dia ngomong ke saya " Duh Win aku takut nih ntar kalo lulus trus susah nyari kerja gimana"

Wah saya sampai heran, kok bisa-bisanya orang Cumlaude ngga pede. Saya yang IP nya biasa banget aja  pede. Pas dulu ada lowongan kerja di kampus, pada rame-rame daftar, tapi ada yang nyeletuk "Ah aku ngga daftar ah, soale si Mawar, Melati juga daftar, mereka kan pinter banget, pasti merekalah yang lolos"

Dan saya dengan cueknya ikut daftar. Karena mikirnya ya kan kerja ga cuma ngandelin IP, coba aja dulu, soal terima ngga terima urusan belakang. Pede abis mau siapapun saingannya.

Makanya, di angkatan yang lulus barengan, saya termasuk yang cepet banget dapet kerja, Desember lulus, Januari akhir saya udah sign kontrak.

Dan itu kebawa terus sampai sekarang.

Tapi memang ada saat-saat misalnya mood lagi ngga bagus, lagi banyak tekanan, plus pengaruh hormon ( hormon disalahin) mak dudul kepentok ngeliat prestasi orang yang saya anggap hebat or keren versi saya, apalagi yang saya tau harusnya saya juga bisa begitu, wah udahlah langsung perasaan inferior melanda.

Lihat temen udah punya warung kopi di beberapa kota langsung ribut ngerecokin suami, minta dibuatin (duite sopo?) . Langsung ngoceh ke suami, " Harusnya ya mas aku dah bisa lo buka kafe, bayangin aku dah kerja berapa lama, dan aku suka kopi, aku suka kafe, plus aku beberapa kali ngasih kredit ke usaha warung kopi, oh shit, why aku belum punya kede kopi sampe sekarang?"

Kemudian dipuk puk suami, disuruh sabar, belum waktunya kata suami, kerja aja dulu yang baik,hahaha.

Lihat nasabah yang kayaknya kucel tapi usahanya berserak-serak langsung masygul #robekslipgaji😂😂😂.

Ini sering banget kejadian. Abis OTS (on the spot ) atau meriksa usaha nasabah yang ngajuin kredit, pulang-pulang melamun. 

" Ih dia aja yang lulusan SD bisa jadi bos bisa mempekerjakan orang, lha gw petantang petenteng, ya statusnya mah cuma pekerja doang, kenapa dia keren"

Nyampe rumah malamnya ngerecokin suami lagi, kembali ke cerita kede kopi, wahahahaha, sompret.



Ujung-ujungnya nyalahin keadaan, nyalahin diri sendiri. Kurang usaha sih lu. 😢, kemana aja selama ini?, banyakan wacana ayo action, lalalala.

Itu baru soal duniawi, belum soal akhirat. Yo opo rek. Ini ngga usah dibahas karena udahlah sadar sendiri masih berada di level mana.

Kadang biar ngga makin merasa inferior, saya pake sugesti ke diri sendiri,“ Hey being a mediocre fine-fine aja lho, kamu ngga harus lari terus, ayolah melambat, kamu udah mayan bagus kok,  belum tentu kok mereka sekeren yang kamu pikir”

Kemudian ngetawain diri sendiri. Cause untuk jenis alfa female , being a mediocre itu sama aja kayak bunuh diri. Bayanginnya aja langsung senep😩.

Ini ngga bilangin mediocre itu jelek lho, ngga samsek. Bagi orang-orang yang memang hidupnya slow, easy going, yang punya prinsip mengalir apa adanya, being a mediocre mungkin malah asik banget. Karena aman, jauh dari sorotan, dan yah nyantai karena ngga ada yang dikejar.

But saya bukan termasuk jenis orang itu. Sadar diri aja, bahwa saya type orang yang kalau hidupnya flat ngga ada percik-percik apa gitu, langsung merasa lost, kalau diturutin malah bisa kebablasan jadi ngga pengen melakukan apapun.

Kayak yang wah kok aku gini-gini aja, ya udah kalo memang harus gini sekalian aja aku bertapa di gua batu. Dan ini biasanya cikal bakal dari kepikiran resign, Lol. Makanya saya butuh banget berkompetisi. Saya butuh achievement. Buat apa? Buat menang. Karena sebenernya saat ikut lomba, atau ikut kompetisi apapun, ya saya lagi menantang diri sendiri. Bisa ngga lo? hayo sanggup ngga. Trus kalo berhasil, hepi sendiri.

Makanya kalo kalah lomba saya mah, ngga pernah nyalahin orang lain. Karena memang tujuannya bukan buat ngalahin orang lain.

Ikut lomba atau kompetisi juga saya pake progress banget. Yang ikutan lomba santai, seriusan, udah beberapa kali menang, ya udah, saya mau coba yang lain, ngga stuck disitu aja.

Mensugesti bahwa " menjadi biasa aja itu ga apa-apa", seringnya ngga berhasil menghalau rasa inferior saat tiba-tiba melanda. BAGI SAYA

" Makanya bersyukur dong, dan setiap orang punya takdir masing-masing"

Wah ini sepertinya salah persepsi.

Inferior itu ngga ada hubungannya dengan bersyukur sih. Karena ini memang bukan karena ngga bersyukur. Beda banget. Sama sekali ngga ada hubungannya juga dengan takdir.

Karena saya mah bukan ingin seperti orang lain, tapi lebih ke " Harusnya aku juga bisa nih, aku aja yang kurang usaha", jadi lebih ke pencapaian-pencapaian, achievement, eksistensi, bukan ke rezeki dalam bentuk materi, trus ngga bersyukur sama yang dimiliki. Ngga gitu.

Lebih ke nyalahin diri sendiri, trus sedih trus merenung. Harusnya aku bisa gini, bisa gitu, kok aku cuma bisa gini sih.

Karena saya mah ngga iri sama orang yang lebih kaya, atau gajinya lebih gede, atau karirnya lebih moncer, kalau itu mah emang banyak faktor yang mendukung, tapi saya akan merasa inferior saat apa yang saya cita-citakan belum berhasil di saya tapi kok ya bisa berhasil di orang lain.

Makanya inferiority ini cuma muncul kalo kepentok sama hal-hal yang dianggap penting atau menarik baginya.

Lihat orang jalan-jalan keliling dunia ---> biasa aja, saya ngga hobi travelling.
Lihat orang pake perhiasan segambreng ----> Ngga notice malah hahaha karena emang ga kepikiran.
Lihat orang PV nya jutaan ----> oke, saya bisa langsung inferior hahahaha, karena harusnya saya juga bisa kalau saya lebih usaha.
Lihat orang influencer banget ----> Trus mikir, gimana yah biar saya juga menginfluence, Lol

Lihat orang punya rumah bertingkat bak istana -----> biasa aja,  emang saya mampunya punya rumah ya begini ini.

Lihat orang punya rumah sewa atau kos-kosan berderet-deret ----> oke ini iri, gimana cara dia kok bisa sih invest begitu dan punya usaha sendiri, cih ternyata aku ga ada apa-apanya selama ini.

Beda kan yah.

Nah perasaan kayak gini kalau lama-lama dibiarin terus ga baik untuk kesehatan jiwa, bisa jatuh ke depresi karena merasa diri nobody tadi. Padahal eksistensi itu salah satu kebutuhan dasar manusia

➤Maka (gw banyak banget pakai kata maka) saat rasa inferior melanda, mending jauhi dulu yang nyebabin kita merasa inferior. Kayak mantengin IG orang-orang yang entah kenapa kelihatan sukses banget, ya off dulu deh main IG nya. Hindari juga orang-orang yang kita rasa pencapaiannya luar biasa yang mana itu adalah hal yang kita inginkan. Amankan perasaan sendiri dulu.

➤Lakukan hal-hal yang bisa membuat perasaan superior kembali. Entah cerita tentang hal-hal yang pernah dicapai atau nulis di blog saat-saat kita berhasil memenangkan sesuatu. Sc-Sc PV blog yang lagi di puncak, hahahaha. Auk ah si eneng, unfaedah banget inferiornya. Ini mungkin annoying bagi orang lain, but hey ini saatnya mikirin diri sendiri, sebodo dengan orang lain.

( Baca : Wanita dan Cita-Cita Yang Meredup )

➤Kemudian, ya jalankan nasehat klise, jangan banyakan dongak, sesekali nunduk ke bawah, trus sugesti diri “ Hal yang kau keluhkan hari ini mungkin mimpi orang lain sejak dulu” 

(yang mana ini sering ngga berhasil, karena masalahnya bukan soal tidak bersyukur, wahahah but mungkin bisa berhasil untuk orang lain kali ya)

Ini bisa juga dengan cara tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang dari golongan manapun, punya circle dengan latar yang berbeda-beda. Karena mengetahui bahwa kita masih lebih baik dari orang lain perlu juga. Bukan buat sombong-sombongan tapi buat memanage perasaan inferior tadi.

➤Terakhir, ikutin kata filsuf-filsuf kuno. Carpe Diem Seize the Day, Live the moment.

Kata Gesi : Nikmati hidup sekarang, makan enak, tidur nyenyak, nulis yang disuka.

Iyes, yang paling masuk akal itu yah fokus aja terhadap apa yang ada di depan mata, nikmati moment saat ini . Ya kalau saat ini emang kesibukannya kerja ya nikmati aja rutinitas bekerjanya, masalah warung kopi, pelan-pelan bisa diplanning lagi sama suami. Cara terakhir ini sih yang di saya, paling mungkin bisa meminimalisir perasaan inferior yang datang.

Ya mungkin ini bukan masanya kita, besok siapa tau, ye kan?

Hidup di saat ini. Nikmati, dan berbahagialah.

Kalau kata Nahla, gunakan energy yang ada saat ini ya untuk yang dirintis sekarang. Kalau udah tau rentan dengan perasaan inferior ya jangan diliat terus-terus pencapaian orang lain, jangan mengutuk masa lalu, karena setiap orang punya jalan hidup dan klimaks (((KLIMAKS ))) yang berbeda.

Nahla Luuv.

Berhasilkah?

Ya tergantung mana yang paling pas sih sama diri kita. 

Kalau type yang slow-slow gitu mungkin dengan diajak bersyukur terhadap apa yang ada , inferiornya langsung hilang. Bagi type-type powerfull mungkin perlu ditunjukin ke idungnya 

" Ini lhooo lu itu ngga sekedar bukan siapa-siapa, inget ga saat lu berhasil membalik ikan goreng tanpa minyaknya muncrat, inget ngga pas lu sukses ngga komen saat ada yang nggapleki banget, atau inget ngga saat lu berhasil marathon ngabisin drama Personal taste dalam 2 malam, lu pasti bisa lagi" #pasangiketkepala


Kalau kata si Annisa Steviani

We win some
We lose some
We can’t have it all

Iyes, saat inferiority melanda, yakinkan diri bukan kita yang nobody, bukan karena kita ngga mampu, tapi ya kita lagi win yang lain, maka mungkin kita lose hal lain.

Kerjaannya biasa-biasa aja, ya kita win di keluarga
Ngeblog lagi stuck, ya win di kerjaan
Kerja biasa, ngeblog biasa, kita win di mata anak di mata suami

It's okelah, ya masa mau dapat semuanya.

➤ Sesuaikan kembali target-target hidup yang mungkin udah ngga relevan dicapai dengan kondisi saat ini. Misal, target hidupnya pengen jadi pengusaha, sementara saat ini lagi berkarir di kantor yang punya jam kerja padat merayap, sampe weekend-weekendnya, ya coba pelan-pelan mulai dengan cari ilmunya dulu, pantengin cara-cara orang, kumpulin modalnya. Intinya lebih realistislah, biar ngga keseringan ngomong " Coba kalau"" Andai saja dulu "

Karena perasaan inferior itu penting kadang-kadang menghampiri, agar kita tau bahwa hidup ini kayak jungkat-jungkit, kadang di atas kadang di bawah, biar bisa jalan terus, biar bisa seimbang, jadi ngga usah petantang petenteng gitu lho, hahahaha.

Kalau semua tips di atas ngga berhasil juga menghalau perasaan inferior,  maka  curcol ke sohib terdekat adalah koentji. Niscaya yang tadi kelihatan gelap gulita tiba-tiba aja terang, yang tadinya bikin gundah gulana sekonyong-konyong aja jadi lucu, jadi pengen ngetawain diri sendiri.

So, gengs mulai sekarang sering-seringlah muji temen kalian. Siapa tau dia lagi dalam fase inferior dan pujianmu yang seutil itu bisa jadi mood booster hidupnya yang lagi merana, halah 😇😇.

Dan bagi yang masih suka meratapi pencapaian diri saat ini, ayo bangkit, susun lagi rencana-rencana hidupnya.





And saya berterima kasih banget sih punya temen-temen yang ngga pernah lelah jadi supporter saat saya lagi down dan punya suami yang selalu ngomong ke anak kami " Tara ntar kalau dah gede jadi kayak bunda ya, tiru bundanya ya"

( Baca : Piala )

Inferior yang melanda seketika berubah jadi pride , xixixi (dasar labil kau)
Kalian gimana? Pernah ngga merasa inferior, karena apa?




Kok Mau Sih Punya Suami Perokok?

$
0
0



Wahahahahaha kalian ngga salah baca lho. Ada yang nanya gitu ke saya.

" Mba Win, kok mau sih punya suami perokok, apa ngga pernah dilarang tuh suaminya merokok, kan bahaya buat anak"

Memang yah para perokok sudah dianggap bahaya laten banget nih. Ngga cuma bahaya sama dirinya sendiri, tapi sama istri, anak, lingkungan, orang sekitar, perekonomian negara #eh ngga ding yah.

Well piye yo?

Saya harus cerita nih gimana dulu kenal mas Teguh.

Ngga jadilah, ternyata udah sering diceritain, xixixixi

( Baca : How I Met My Hubby)

Yang namanya perempuan tentulah saat menikah itu pengennya dapet pasangan yang ideal. Ideal sesuai kriteria kesukaannya dia tentu saja, yang mana pastilah berbeda-beda tiap orang. Nah dalam hal diri saya pribadi (ini kalimat mubazir banget),  kriteria tidak merokok memang ngga masuk sih dalam list yay or nay calon suami. Jadi saya ngga pernah mikirin itu. Dulu pengennya dapat suami yang baik, bertanggung jawab, satu prinsip hidup, lalalalalala yang baik-baiklah pokoke. Nah rokok ngga masuk tuh ke semua list. Bukan karena ngga penting, tapi memang saat itu ngga kepikiran bahwa itu sesuatu yang harus dipertimbangkan.

Dipertimbangkan dalam arti kalau ternyata dia perokok maka batal nikah. Ngga sepenting misal kalau dia suka mukul maka batal nikah. Gitu sih.

( Baca : Segabruk Pertanyaan Sebelum Menikah )

Walaupun saya hidup di lingkungan yang bisa dibilang bersih bangetlah dari abu rokok. Bapak saya ngga merokok, abang saya ngga merokok, di rumah ngga pernah ada puntung rokok, jadi sebenarnya saya terbiasa di lingkungan tanpa asap rokok. Mungkin karena itu ya, jadi malah ngga notice soal rokok tadi, wahahaha.

Nah di kisah saya dan mas Teg sebenernya ada yang lucu.

Jadi mas Teguh itu kan perokok berat yah, dia bisa ngabisin satu bungkus rokok sehari, bahkan kadang lebih. Ya gimana ngga sebanyak itu, kalau nyetir merokok, abis makan merokok, kerja merokok, sambil minum kopi merokok, mau mandi sebatang dulu, sebelum mandi doi nungguin air panas masak eh sebatang lagi, mau tidur gimana kalo udud dulu. Jadi bisa dibayangin gimana bas busnya mas Teguh.

Tapi.... saat pedekate dulu, ngga sekalipun dia merokok di depan saya. Suer, beneran ngga pernah Like NEVER . Makanya saya ngga pernah nanya, ngga pernah bahas, dan yah ngga pernah kepikiran aja soal rokok.

Pokoke kalau ketemu saya, misal ngobrol 3 jam-an, ya doi tahan ngga merokok selama 3 jam. Bertamu ke rumah saya ya juga no rokok, CLEAR, BERSIH. Ngga tau sesudahnya, karena saya ngga punya CCTV yang ditempel di badan mas Teg yang bisa mantau kegiatan dia seharian.

Wow betapa kulugu yah saat itu hahaha, nganggap mas Teguh sebagai pria innocent yang kalem.

Kapan taunya blio merokok?

Taunya satu hari setelah nikah. LOL,

Jadi ceritanya, setelah akad nikah dan resepsi, kami kan masih di rumah ortu saya. Trus mas Teguh ngomong sama saya " Dek, mas bisa merokok dimana yah, udah dua hari nih mas ngga merokok, mulut asem banget"


" HAAAAH, EMANG MAS MEROKOK SELAMA INI? "

JENG JENG.

" Lha iya, emang ade ngga tau"

" Ya ngga taulah. kan ngga pernah merokok di depan aku"

" Ah masa sih, pernah ah"

" NGGA"

" PERNAH dek"

" NGGA PERNAH. Uuugh mas menipuku, cih"

Terus ngambek seharian, lol.



Jadi jujur saja, saya sebel banget saat itu. Bukan sebel karena mas Teguh ternyata merokok, tapi sebel kayak " Yah kok bisa sih gw ngga tau".

Trus abis ngambek, lanjut lagi berantemnya

" Kok mas ngga pernah cerita sih kalo mas merokok"

" Lha adek emangnya pernah nanya ?"

" Ya harusnya kalo ngga ditanya ya dikasih taulah"

" Lho kalau ngga ditanya ngapain dikasih tau, memangnya masalah apa kalo mas merokok"

"Ya kalo ngga masalah, kenapa ngga dikasih tau"

Gitu terooos sampe bani kanebo dan cebonger bersatu padu.

" Tapi kan harusnya aku dikasih tau. Trus kenapa kok selama pedekate ngga pernah merokok hayoooo, takut ya kalo tau mas merokok trus aku ngga mau, wah mas nipu aku nih kalo gitu"

" Ya ngga gitulah, masa dibilang nipu sih. Coba adek inget, kita ketemuan beberapa kali, pasti selalu hari Senin toh?"

Hmmm saya mulai mengingat-ingat " Iya, trus kenapa?"

" Ya kan hari Senin mas puasa, ya jelas ngga merokoklah. Kalau hari lain yang kita ketemuan, kan cuma sebentar, mas udah merokok duluan, lagian masa sambil ngobrol masih pacaran sambil merokok, ya ngga enak"

Bagooos,sungguh masuk akal ya sodara-sodara jawaban dan alasannya. Tapi memang kami tuh seringnya ketemu pas hari Senin sih. Ini mas Teguh ngga mengada-ada.

Jangankan saya, keluarga saya saat itu juga banyak yang kaget. Adek-adek saya pas lihat mas Teg akhirnya merokok setelah 2 hari dia tahan-tahan, langsung komen " Wah mas Teg merokok ternyata".

Bapak saya, abang saya, ibu saya semua komen. Wakakaka sungguh keluarga lebay yah. Sampe masteg rikuh sendiri trus garuk-garuk kepala, tengsin abis.

Jadi begitulah ceritanya kenapa saya bisa menikah dengan seorang perokok.

KARENA SAYA NGGA TAU DIA PEROKOK, damn.



Jadi sebenernya mas Teguh memang ga nyembunyiin, tapi karena saya ga pernah nanya ya dia anggap ngga perlu juga jelasin. Kan lucu ya kalo ujug-ujug dia bilang “ Hai Windi, aku ngerokok lho” lol, iya kalo saya anti rokok, kemungkinan langsung nolak, lha kalo saya biasa aja sama rokok kan malah bisa malu doi “ Dih ngerokok aja pengumuman”, wekawekaweka.

Begicu kiranya kata masteg.

Sebenernya harusnya saya taulah kalo mas Teg merokok. Secara dia kan kerja pada saat itu di bagian pengolahan Kelapa Sawit yang notabene sering kerja malam, ya pastilah ya merokok. Ini sterotype sih tapi kebanyakan seperti itu, orang yang kerja malam biasanya merokok, kalaupun ada yang ngga merokok itu anomali saja.

Setelah tau doi merokok, saya langsung minta mas Teg janji untuk ngurangi merokoknya.

“ Apa ga bisa berhenti merokok mas”

*Senyum-senyum ga jawab

“ Mas, bikinlah perjanjian soal merokok. Aku ga mau mas merokok dimana-mana, bisa bau rumahnya ntar”

“ Gini ajalah dek, mas janji kalo merokok mas ke luar rumah yah”

*Deal

Jadi begitu sodara-sodara. Akhirnya kalau mau merokok mas Teguh pergi ke teras atau ke belakang rumah. (dapur kami terbuka, jadi udara bablas ke luar)

Mas Teg kalo dilarang merokok


Lho tapi kan tetep aja asap rokoknya, abunya nempel di baju?

Ya iya. Tapi ya sudahlah. Wong udah cinta ini, piye jal. 

Kenapa saya ngga maksa mas Teguh berhenti merokok?

Karena saya tau banget, perokok itu kalo mau berhenti ya harus dari dirinya sendiri,ngga ada orang yang bisa nyuruh-nyuruh dia berhenti. Ini ngga ada hubunganya dengan rasa sayang atau cinta ya.

“ Ya kalo cinta berhenti dong” 

Ngga gitu sih.

Masa iya saya harus nyuruh mas Teg pilih aku atau rokok?

Wow, ngga fair dong yah. Karena bagi saya rokok itu salah satu hal yang masih bisa saya terima keberadaannya. Mungkin ada istri atau perempuan yang bener-bener anti rokok sampe mengharamkan asap rokok apalagi abu rokok bersemayam di rumahnya. Nah saya ngga termasuk model istri itu.

Bagi sebagian orang memiliki suami perokok itu mungkin hal yang ngga banget. Karena abu rokok bisa tertinggal dimana-mana, ya sofa, ya tempat tidur. ya baju, ya udara , semua kena cemar kalo ada yang merokok. Bisa bahaya ke anak.

Iya, saya udah sering banget denger soal itu. Tapi menurut saya karena merokok itu bukan kejahatan ( maaf bagi yang ga setuju) ya saya ga mungkin melepas high quality hubby cuma gara-gara dia seorang perokok. Wow rugi banget saya.

( Baca : The Sweetest Things From My Hubby )

Bagi saya merokok itu berbeda perlakuannya dengan kekerasan rumah tangga, kekerasan ekonomi, mabuk, judi, narkoba, dsb.

Kalau KDRT, kekerasan ekonomi, mabok, narkoba,  judi itu kan memang beneran membahayakan jiwa dan raga keluarga ya.

KDRT -----> istri tersakiti, anak bisa terganggu psikologisnya kalau lihat ayah ibunya bertengkar terus.

Judi ------> karena judi ini unlimited banget bisa menghabiskan harta benda, maka bahaya bagi masa depan keluarga.

Mabok ------> Mabok karena miras bisa menyebabkan orang ngga sadar, saat ngga sadar semua bisa dilakukan, ini juga bahaya banget untuk keselamatan keluarga

Rokok? ------> hmmmm saya ngga mau ngomongin soal penelitian bahaya merokok sih ya, saya bukan ahlinya dan ngga kompeten untuk mendebatnya. Bagi saya sepanjang dia bertanggung jawab saat merokok ya no problema.

Tanggung jawabnya seperti apa?

Pertama kalau gara-gara merokok trus gajinya ngga cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Ini namanya merokok berbahaya bagi keluarga. Tapi kalau dia merokok dan sama sekali ngga menganggu supply financial untuk keluarga, ya ini perokok yang bertanggung jawab.

Kedua, dia ngga juga jadi merokok trus ditiup-tiup di depan anaknya lah. Merokok pada tempatnya dan pada waktunya. Kalau pas gendong anaknya atau main sama anaknya ya jangan merokok. Mas Teg kalau lagi merokok, trus tiba-tiba anaknya datang, ya rokoknya dimatikan dan dibuang walau baru dibakar seutil doang.

Trus kalau merokok di publik ya di tempat yang disediakan. Makanya kalau di bandara, doi lebih pilih makan minum di kafe yang bayar asal bisa merokok dibanding masuk ex lounge yang gratis tapi ngga bisa merokok. Jadi kalau bepergian berdua sama mas Teg, ntar di bandara saya masuk executive lounge BRI, dia pergi ke Starbak. It's ok , fine-fine aja.



Pengalaman hampir 10 tahun menikah dengan suami perokok kayak mas Teguh, belum pernah ada masalah gara-gara hobi merokoknya ini. Dia suami yang bertanggung jawab, pengertian, ngayomi, ya masa gara-gara hobi yang satu ini trus saya recokin?

Ngga lah.

Dia aja mendukung semua kegiatan saya, mendukung apa yang saya sukai, mensupport segala kebutuhan saya dan anak-anak. Maka rokok hanyalah masalah yang sama sekali ngga perlu kami ributkan apalagi sampai terjadi pemaksaan. Sebagai istri saya mah ngingetin aja jaga kesehatan.

Perkara rokok ini saya pikir-pikir kadang sama sih dengan kosmetik. Betapa kita tau bahwa tidak pakai kosmetik jauh lebih sehat dari pakai kosmetik. Faktanya pakai lisptik tiap hari, pasti ada lipstik yang masuk ke badan kita bersamaan dengan kita makan dan minum. Plus, segala bedak, cream, skincare yang bisa nyumbat pori-pori, menyebabkan kerutan, lalalala, tapi ya tetep saya pake kosmetik walau dengan dalih pilih yang bagus, yang aman, yang no animal testing, no mercury, no paraben, no no no.

Tapi intinya tetep dipakai. Karena apa? karena kosmetik bisa mengoreksi kekurangan,  jadi lebih pedelah kalo tampil lebih rapi dan ngga kusam, dan karena saya suka dengan kosmetik, gimana dong.

( Analogi ngga pas woy )

Mungkin bagi mas Teguh rokok juga seperti itu. Bisa membuat dia relaks, lebih konsen kerja atau ya cuma alasan sesepele "Nikmat sih".

It's not big deal bagi saya mah.

Karena menikah itu tujuannya bukan buat mengubah orang. Kan sebelum ketemu saya dia udah merokok yo wis kalo mau berhenti biarlah karena kesadaran sendiri aja.

Mungkin kayak gini biar berhenti ;)


Ada banyak kebaikan dan kelebihan mas Teguh yang membuat hal merokok menjadi sesuatu yang ngga perlu dipermasalahkan lagi di keluarga saya.

Karena setiap orang punya candunya masing-masing.





Viewing all 336 articles
Browse latest View live