Quantcast
Channel: Windiland I Parenting Blogger Indonesia I Parenting Blogger Medan I Blogger Medan
Viewing all articles
Browse latest Browse all 336

Akankah Nasib Eno Sama Dengan Junko Furuta?

$
0
0
Junko Furuta, seorang siswi SMA di Jepang bertahun silam telah disiksa selama 44 hari hingga meregang nyawa.

44 hari yang lebih mengerikan dari neraka. Ia disiksa dengan teramat sadis. Diperkosa lebih dari 400 kali, dijatuhi barbel di perutnya, jari tangannya dihantam dengan benda keras sampai gepeng. Tak cukup sampai disitu, kemaluannya dijadikan asbak rokok, dimasuki segala benda dari yang kecil sampai batangan besi. Anusnya dimasukkan petasan dan disulut. Hingga akhirnya ia dibakar, dimutilasi, dimasukkan ke dalam drum, disemen dan dibuang begitu saja di Tokyo.


Bertahun silam saya menonton film berjudul Concerte itu. 

Bukan.... cerita di atas bukan fiktif tapi kisah nyata yang terjadi di akhir tahun 1988 sampai awal tahun 1989.



Saat menontonnya saya sampai muntah-muntah dan bergidik ngeri. Di salah satu adegannya bahkan ia memohon -mohon kepada para penyiksanya untuk membunuhnya saja.

Di akhir cerita dikisahkan bahwa akhirnya para pelaku dijatuhi hukuman hanya 8 tahun.

Alasannya, karena pelaku masih di bawah umur.

Ribuan kilo dari Tokyo, puluhan tahun setelah Junko mati bagai binatang, Yuyun gadis kecil berusia 13 tahun di Bengkulu mengalami nasib yang tak jauh beda.

Sepulang sekolah, ia diperkosa 14 orang laki-laki, ia dipukuli, diikat tangan dan kakinya, dihinakan kehormatannya lalu dibuang begitu saja ke dalam jurang.

Ke 14 pelaku hanya diganjar 10 tahun penjara.

Alasannya karena pelaku masih di bawah umur.

Saya pikir dua peristiwa tersebut sudah merupakan kejadian luar biasa di dunia ini. Ada manusia berhati iblis yang menghirup udara yang sama dengan kita.

Ada manusia durjana yang tidak memiliki setitik rasa kasihan terhadap korban yang sudah tak berdaya, yang memohon kematian di tangan kotornya.

Tapi ternyata saya salah.

Sebuah cangkul tertancap di kehormatan seorang Eno, gadis 19 tahun yang mungkin tak pernah punya mimpi namanya akan menjadi headline portal berita negeri ini.



Tak beda dengan Junko Furuta, ia pun memohon agar dihabisi saja nyawanya karena sakit yang tak terperi.


Jeri.... jeri saya membaca beritanya.

Saya pikir kekejaman setara setan itu hanya terjadi di negara nuuuun jauh di sana. Hanya dilakukan di negara yang memang tidak mengenal Tuhan. Hanya terjadi berpuluh tahun silam.

Bukan di sini. Di negeri yang katanya ramah ini. Yang berkeTuhanan Yang Maha Esa. 

Bukan di masa ini.

Ya Allah, saya tidak bisa tidur. 

Jam sudah merangkak ke angka 3 dini hari. Dan saya seperti mendengar teriakan Eno. Jeritan kesakitannya. 

Sungguh saya ketakutan setengah mati.

Bahkan  saya takut untuk menuliskan apa yang saya takutkan.

Akal saya belum bisa menerima bahwa ada manusia sedemikian kejinya.

Dan ia, si laknatullah itu usianya masih 15 tahun. Usia yang seharusnya sibuk berkutat dengan rumitnya matematika bukan sibuk menjadi algojo berhati batu.

Masih bisakah kita memgkategorikan mereka di bawah umur lagi? 

Dalam hening malam, saya pandangi wajah dua anak perempuan saya. 

Ya Allah dunia seperti apa yang akan ditempati anak saya kelak.

Seraya berusaha menenangkan degup jantung, saya merapal doa lamat-lamat. Semoga nasib si pembunuh Eno tidak seperti pembunuh Furuta dan Yuyun.

Furuta, Yuyun dan Eno hanya butiran debu diantara ribuan kasus kekerasan  seksual pada wanita. Hukuman rajam sampai mati pun tak pantas bagi para durjana itu. 

Bukan hanya untuk memberi efek jera bagi pelaku tetapi juga memberi keadilan kepada keluarga korban. Agar tidak ada lagi Furuta, Yuyun atau Eno lain.

Sungguh kami sangat takut akan keselamatan anak-anak kami, bahkan diri Kami sendiri jika kejahatan mengerikan seperti ini tidak mendapat hukuman seberat-beratnya.


Membentengi anak perempuan dengan keahlian bela diri sepertinya menjadi harga mati. Membekalinya untuk menjaga diri tak bisa ditawar lagi.

Hanya doa mohon perlindunganNya , sebaik- baik tempat kami berharap.

Namun tolonglah, para orangtua yang memiliki anak laki-laki. Bantu kami menjaga putri-putri tercinta kami dengan menanamkan sebanyak mungkin bekal agama ke putra kalian, ke putra-putra kita.

Karena sebengis-bengisnya manusia, sepanjang ia takut akan Tuhannya tidak mungkin ia akan berani menjadi Izroil bagi nyawa yang bukan miliknya.


Tanda tangani Petisi ini kalau kamu tidak mau nasib Eno seperti Furuta dan Yuyun.

https://www.change.org/p/presiden-republik-indonesis-hukum-rajam-pemerkosa-dan-pembunuh-eno

Viewing all articles
Browse latest Browse all 336